Keikutsertaan perdana para alumni ini menandai pencapaian penting dalam evolusi program, sekaligus menyoroti kekuatan dan nilai jaringan eYAA yang terus berkembang, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbagi pengalaman langsung yang berharga dan wawasan yang relevan untuk menginspirasi dan memotivasi peserta baru, serta mempromosikan budaya saling memberi dan mendukung.
Sebelum upacara pembukaan, eYAA Alumni Impact Forum perdana diselenggarakan unutk menyoroti pencapaian program, termasuk pemberdayaan tiga kohort yang terdiri dari 293 relawan muda, bekerja sama dengan 25 CSO dan social enterprises yang telah memberi dampak pada 60.562 anggota masyarakat di seluruh ASEAN melalui seni dan budaya, pembangunan masyarakat, pendidikan, dan inisiatif lingkungan.
Dalam program yang diperbaharui secara menyeluruh ini, semua peserta memperoleh sumber daya penting, praktik terbaik, dan rencana yang dapat diimplementasikan untuk mencapai kesuksesan proyek komunitas di seluruh ASEAN. Para peserta terlibat dalam diskusi panel dan kelompok mengenai topik-topik seperti “The Volunteering Effect: Empowering Youth, Igniting Careers, And Creating Lasting Change” dan lokakarya pelatihan tentang Design Thinking, manajemen keuangan, keberlanjutan, volunteering, dan presentasi pitching.
eYAA terbaru: Kohort 4 memberikan berbagai peluang dan manfaat bagi para peserta. Setiap kelompok relawan muda dan CSO dalam program ini berkesempatan untuk memperoleh pendanaan sebesar USD 25.000 - 27.000, yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan inisiatif masyarakat.
Setelah lokakarya tahun ini, kohort keempat dari program ini akan meluncurkan "The Changemakers," atau agen perubahan untuk memulai proyek komunitas di enam negara ASEAN, yaitu Indonesia, Kamboja, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Individu dan organisasi yang berdedikasi ini akan memulai berbagai inisiatif yang bertujuan untuk menciptakan dampak positif di seluruh ASEAN.
Misalnya, di Indonesia, Changemakers akan melaksanakan dua proyek yang berdampak.
"Sesaot Rahayu" yang berlokasi di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan oleh Insan Bumi Mandiri, bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal di bidang pertanian dan pariwisata guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sesaot.
Proyek ini berfokus pada praktik pertanian berkelanjutan, menjaga lingkungan, dan mengembangkan desa menjadi destinasi wisata. Penerima manfaat dari proyek ini meliputi petani lokal yang mendapatkan pelatihan dan dukungan, Kelompok Sadar Wisata yang terlibat dalam mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan, serta siswa dan guru dari SMK Al Wasath yang mendapatkan manfaat dari program pendidikan terkait pertanian dan pariwisata.
Baca Juga: Agar Latihan Lari Tak Sia-sia, Intip 5 Tips Strength Training untuk Performa Lebih Maksimal
Proyek kedua, "Jembatan Pendidikan," berlokasi di Desa Potu, Wilayah Lanta, Nusa Tenggara Barat dan diselenggarakan oleh Yayasan Sahabat Pedalaman. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan dengan membangun jembatan dan mendirikan Rumah Literasi di Desa Potu.
Jembatan tersebut memfasilitasi perjalanan yang aman bagi siswa dan penduduk desa, meningkatkan akses ke sekolah dan layanan penting lainnya, sementara Rumah Literasi berfungsi sebagai pusat pembelajaran masyarakat tempat para relawan muda memberikan edukasi lingkungan, kesadaran budaya, dan pelajaran literasi kepada siswa sekolah dasar.