Elektabilitas calon presiden dan wakil presiden nomor urut o3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD terus mengalami penurunan jelang Pilpres 2024. Dalam sejumlah survei nasional yang dirilis baru-baru ini, paslon 03 selalu berada di urutan paling buncit.
Terkait hal itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengaku pihaknya sama sekali tak terpengaruh dengan berbagai hasil survei itu, Ketua DPR RI itu mengaku tetap optimis Ganjar-Mahfud bisa memenangi pertarungan Pilpres kali ini.
“Itu menjadi tantangan kami untuk tetap bersemangat dengan mengevaluasi hasil survei yang ada dan kami optimis insyaallah," kata Puan Maharani di Makassar, Sulawesi Selatan dilansir Senin (28/1/2023).
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Silahkan Jokowi Ikut Kampanye, tapi Resikonya Besar
Di tempat yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya tak begitu yakin dengan berbagai hasil survei, kata dia di musim Pemilu ini ada banyak survei yang mengkomersilkan diri. Mereka melakukan penelitian berdasarkan pesanan pihak tertentu.
"Sekarang ini banyak lembaga survei yang dipakai sebagai alat pemenangan yang hanya mementingkan pesan sponsor dari para pemodal," kata Hasto.
Hasto bahkan dengan penuh rasa percaya diri mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia sekarang ini jelas memilih Ganjar-Mahfud sebagai presiden dan wakil presiden yang baru.
"Maka, rakyat menjadi pemilih yang belum menyampaikan ketika ditanya siapa pilihannya, tetapi dalam hatinya itu adalah Ganjar-Mahfud. Sehingga, kekuatan unsecond voters inilah yang nantinya akan menjadi penentu dan efek kejut pada tanggal 14 Februari nanti," sambung Hasto.
Hasto mengatakan, Ganjar-Mahfud punya rekam jejak mentereng, itu menjadi senjata mematikan pada Pilpres mendatang. Dia lantas menyindir calon tertentu yang disebutnya emosional dan suka marah-marah.
"Pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik keluarga yang baik, keluarga yang tidak emosional, pemimpin yang tidak pernah rekayasa hukum, itulah yang akan dipilih oleh rakyat," ungkapnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Silahkan Jokowi Ikut Kampanye, tapi Resikonya Besar
Baca Juga: PDIP: Jokowi Ambisi 3 Periode, Makanya Kampanye Ganjar Dibuntuti Terus
Selain itu, Hasto melihat fenomena masyarakat yang ditanya oleh lembaga survei enggan menyebutkan pilihan mereka. Pasalnya, rakyat sudah memahami hasil lembaga survei tersebut akan direkayasa.
"Ya, kami melihat seperti itu. Rakyat ditanya oleh lembaga survei banyak yang menyembunyikan pilihannya karena mereka tahu bahwa apa yang disuarakan itu nanti muncul manipulasi dari pemberian iming-iming yang kemudian tidak diinginkan oleh rakyat," katanya.
Hasto menilai rakyat ingin suaranya dihargai dan tidak diperjualbelikan untuk memenangkan pasangan capres-cawapres tertentu.
"Rakyat ingin suaranya dihargai, suaranya tidak diperjualbelikan. Apalagi pasangan 02 ternyata didukung lebih 30 persen yang dikatakan penyumbang perekonomian nasional. Artinya, kekuatan rakyat akan berhadapan dengan kekuatan oligarki sehingga dari hasil-hasil lembaga survei kemudian banyak yang tidak percaya," jelasnya.