“Bakat itu ada faktor keturunannya gitu. Sesuatu yang memang kita inheren sudah punya bibit-bibitnya, kemudian kita kembangkan dan kita pupuk,” tuturnya.

Ernest menyadari, banyak orang di luar sana yang mungkin masih kesulitan menemukan bakat hingga saat ini. Masih mencari-cari apa yang sebenarnya menjadi kekuatan atau potensi mereka, dan merasa bahwa hidup masih berjalan "go with the flow" atau hanya mengikuti alur tanpa tujuan yang jelas.

Dalam kesempatan yang sama, Ernest pun membagikan tips yang dapat dicoba untuk menemukan sebuah bakat dalam diri. Pertama, try new things atau mencoba hal-hal baru tanpa berpatokan pada usia. 

Menurut Ernest, usia bukanlah penghalang untuk mengeksplor kemampuan diri. Sebagaimana dirinya di usia kepala empat, masih suka mencoba hal baru demi menemukan bakat-bakat terpendam yang selama ini belum terasah.

Baca Juga: Meningkatkan Self-Esteem Melalui Penampilan Diri, Seperti Apa?

“Dan juga tanya sama orang-orang terdekat. ‘Menurut kamu, ada gak sesuatu dari diriku yang sebenarnya mungkin bisa jadi potensi yang selama ini belum pernah gue explore?’ (Tanya) Ke saudara, ke pacar, suami, istri, kakak, adik, bos, coworker, sahabat,” kata Ernest.

Tips lainnya adalah merefleksi diri. Ernest tak memungkiri, banyak orang yang saat ini tidak bisa terlepas dari paparan teknologi dan internet. Namun, dengan mengambil ruang untuk merefleksi diri, hal itu bisa dimanfaatkan untuk mencari ‘ilham’ atau ide luar biasa untuk menggali sebuah bakat. 

“Kapan terakhir kali temen-temen duduk diem gitu? Duduk diem, diem aja. Gak liat TV, gak scrolling HP, diem aja. Ngobrol sama diri sendiri gitu. Kapan terakhir kali temen-temen melakukan itu? Pasti udah lama banget gitu. Kita sekarang reflex apa-apa, pasti krik-krik. Pasti liat HP. Ini memang jadi sesuatu yang mungkin kalau dicoba, jadi dapet ilham yang muncul di kepala,” imbuhnya.