Dokter sekaligus wirausahawan, Tirta Mandira Hudhi, menyoroti kesalahan umum yang sering terjadi dalam dunia kerja, yaitu memberikan perlakuan istimewa dan beban berlebih kepada pegawai dengan kinerja terbaik.

Menurutnya, kebiasaan ini justru dapat menimbulkan dampak negatif bagi organisasi, seperti ketergantungan berlebihan pada satu individu (employee-driven), menurunnya keharmonisan tim, hingga meningkatnya angka turnover.

“Masalah kita, rata-rata sering menanamkan beban pada pegawai yang paling pintar, paling aktif, atau paling cepat merespons,” ujar dr. Tirta. 

“Padahal, ketika ada satu orang yang performanya menonjol, seharusnya dia justru diminta melakukan transfer knowledge ke rekan-rekannya agar tim berjalan seimbang,” sambungnya.

Baca Juga: Stres Berlebih Bisa Ganggu Tidur Nyenyak, Ini Saran Dokter Tirta

Ia mengibaratkan kondisi tersebut seperti seorang kusir dengan enam kuda. Ketika kusir terus memberi beban hanya pada kuda paling kuat, arah gerobak akan condong ke satu sisi, sementara lima kuda lain kelelahan dan akhirnya menyerah. 

“Begitu juga di perusahaan. Kalau semua bergantung pada satu orang, tim lain bisa merasa tidak nyaman dan akhirnya memilih keluar,” lanjutnya.

Sebagai solusi, dr. Tirta mendorong para manajer untuk lebih bijak dalam mengelola karyawan berprestasi. 

“Kalau melihat satu pegawai yang sangat efektif, lihat juga kondisi divisinya, apakah rekan lainnya nyaman, apakah kerja sama terjalin baik. Jangan sampai yang perform justru menjadi single fighter,” tegasnya.

Baca Juga: Dokter Tirta Ungkap Perasaan Marah Harus Dilampiaskan atau Dipendam?

Ia juga menekankan pentingnya kerja cerdas dibanding kerja keras. 

“Pegawai yang bagus bukan berarti harus diberi beban terus. Tugas manajer adalah melatih kepemimpinan, bukan hanya membuat keputusan yang benar, tapi juga memilih hal yang benar,” tutupnya.