Kubu tiga pasangan calon Presiden dan calon wakil presiden kompak merespons film Dirty Vote. Dimana Dokumenter garapan jurnalis investigasi Dandhy Dwi Laksono dkk itu secara gamblang memaparkan kecurangan Pemilu 2024 yang menyeret sejumlah pihak.
Ketiga kubu memberi respons berbeda terkait dokumenter itu, kubu Anies Baswedan-Muhaimin-Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD secara tak langsung mengapresiasi karya tersebut.
Baca Juga: Politisi PDIP: Anies Kalau Lihat Orang Lapar Tidak Diberi Makan, tapi Dikasih Cerita
Namun tanggapan berbeda datang dari kubu Prabowo-Gibran yang justru mengutuk keras kehadiran film yang dirilis pada masa tenang Pemilu itu. Dirty Vote dinilai hanya berisi fitnah yang ingin medegradasi kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan Pemilu. Berikut respons ketiga kubu paslon capres/cawapres:
Kubu Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar
Kubu paslon capres/cawapres nomor urut 1 ini menyambut baik kehadiran Dirty Vote yang membongkar praktik curang berbagai pihak pada Pemilu 2024. Kubu Anies-Muhaimin mendukung penuh penayang dokumenter itu.
Baca Juga: Jurnalis Investigasi Beber Alasan Rilis Dokumenter Dirty Vote Jelang Pencoblosan
Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Hasreiza alias Reiza Patters mengatakan film tersebut membuat tersinggung paslon tertentu. Dia menyebut, mereka yang tersinggung bisanya terindikasi main curang pada Pemilu kali ini.
“Ada yg merasa difitnah karena film Dirty Vote, langsung undang wartawan ke markasnya. Orang kalau merasa difitnah akibat fakta dan kebenaran, ya biasanya emang pembohong dan penipu,” kata dia lewat sebuah cuitan di akun X miliknya @Reiza_Patters dilansir Olenka.id Senin (12/2/2024)
Kubu Prabowo-Gibran Meradang
Berbeda dengan kubu Anies-Muhaimin yang menerima baik dokumenter Dirty Vote, kubu pasangan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka justru tampak kesal dengan kehadiran dokumenter yang baru tayang pada 11 Februari 2024 itu.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman menegaskan, film ini hanya berisi asumsi yang tak mendasar dan condong memfitnah. Dia menduga tujuan pembuatan film itu adalah untuk mendegradasi muruah pemilu.
Baca Juga: Menko PMK Bantah Presiden Jokowi Politisasi Bansos
"Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah. Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut,” ucap Habiburokhman.