Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu melontarkan kritik pedas terhadap penampilan Calon Presiden nomor urut 3 Anies Baswedan pada debat Pamungkas yang diselenggarakan pada Minggu (4/2/2024).
Adian mengkritik Anies ketika ketika calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan capres nomor 3 Ganjar Pranowo membahas masalah kelaparan, dimana Prabowo menyebut program makan gratis adalah hal mutlak sedangkan Ganjar menyebut sekolah gratis sebagai upaya keluar dari kemiskinan juga tak kalah penting.
Baca Juga: Teori Kuda Putih Jokowi: Ahok Dipakai untuk Gagalkan Koalisi Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin
Adian mengatakan, apabila ketika capres ini menghadapi situasi yang seperti kelaparan, maka Prabowo dan Ganjar langsung turun menyentuh inti persoalan, namun hal yang berbeda bakal dilakukan Anies Baswedan. Alih-alih memberi makan orang yang sedang kelaparan, Anies kata Adian bakal memberi mereka cerita. Menurutnya itu bukan jalan keluar yang solutif.
"Jadi kalau saya singkatnya begini, kalau ada orang lapar ke Prabowo dia kasih makan tapi dia tidak pernah mencari jalan keluar. Kalau kemudian datang ke Ganjar, dia kasih makan dan dia pikirkan kenapa dia lapar. Kalau datang ke Anies makannya tidak dapat, pemikirannya tidak dapat, tapi kasih cerita," kata Adian dikutip Selasa (6/2/2024).
Terlepas dari perbedaan tersebut, Adian mengatakan para Capres masing-masing memiliki keunikan yang bisa menjadi magnet bagi rakyat. Adian juga membantah anggapan yang mengklaim dalam debat terakhir para Capres pilih main aman sehingga tak agresif menyerang lawan.
"Ini menurut saya capres yang punya keunikan masing-masing. Yang anteng itu Prabowo ya, kalau saya lihat pak Ganjar, tidak. Kalau mau bicara guru, gajinya. Sementara kalau Anies bilang statusnya, ini dua hal yang berbeda," sebutnya.
Lanjutnya, jika berbicara mengenai guru, sebagaimana tupoksinya mencerdaskan anak bangsa, akan mendapatkan hambatan jika tidak memiliki upah yang layak.
Baca Juga: Rekam Jejak Ahok: Doyan Keluar Masuk Partai Politik, Kini Cabut dari Pertamina Demi Ganjar-Mahfud
"Kalau kita bicara guru, bagaimana guru kita bisa mencerdaskan rakyat dan pelajar yang diajari ketika dia tidak punya upah yang cukup untuk membeli buku baru, mempelajari teknologi baru dan sebagainya," paparnya.
"Dan kuncinya memang di kemampuan dia, kemampuan ekonominya, bukan di statusnya. Status itu lebih pada jaminan sosial dia sebagai orang yang memang dipikir oleh negara," tukasnya.