Jika berbicara tentang Stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang ada di Indonesia, selama ini mungkin lebih mengenal SPBU milik PT Pertamina (Persero).

Namun, selain Pertamina, nyatanya ada sejumlah perusahaan swasta juga mencoba peruntungan di bisnis BBM Tanah Air. Sayangnya, tak semua kisah mereka berakhir manis. Ada yang harus menyerah di tengah jalan, kalah oleh kerasnya persaingan.

Dan berikut Olenka ulas deretan SPBU di sejarah market BBM Indonesia, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Kamis (27/2/2025).

1. Pertamina

SPBU Pertamina dibangun oleh perusahaan energi milik negara, Pertamina, yang didirikan pada 10 Desember 1957. Saat itu, Pertamina bernama PT Perusahaan Minyak Nasional (Permina).

Pada tahun 2005, Pertamina berganti nama menjadi PT Pertamina Retail. Perubahan ini dilakukan untuk menghadapi perubahan pasar retail, khususnya SPBU di Indonesia, menuju pasar bebas dunia.

Perkembangan SPBU Pertamina dimulai pada tahun 2005, dimana saat itu Shell menjadi perusahaan swasta pertama yang membuka SPBU di Indonesia.Kemudian, pada tahun 2006, Pertamina pun mulai mengelola dan mengoperasikan SPBU.

Sebagai penguasa pasar di Indonesia, sudah jelas SPBU Pertamina sangat mudah dijumpai di tepi jalan raya. Namun jika diperhatikan, ada tiga jenis SPBU Pertamina yang bisa dibedakan dari kelirnya, yakni merah, biru, dan hijau.

Adapun perbedaannya yakni dari segi layanan SPBU-nya sendiri. Di SPBU Pasti Prima (biru) itu layanan Non Fuel Retailnya lebih lengkap seperti C-store, ATM, Food & Beverage, Auto Care dan LPG Outlet (Bright Gas).

Sementara, di SPBU Pasti Pas (merah) tidak selengkap itu. Selanjutnya, SPBU warna hijau adalah SPBU berkonsep ramah lingkungan disebut dengan Green Energy Station (GES).

Pada Agustus 2024, jumlah SPBU Pertamina di Indonesia mencapai 7.751 unit.Dari total SPBU tersebut, hanya 3 persen yang tidak lagi menjual Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite. Lebih tepatnya, hanya 235 SPBU Pertamina yang tidak lagi menjual BBM Pertalite.

2. Shell

Shell memulai debutnya di Indonesia pada tanggal 11 November 2005 dengan kehadiran megah SPBU pertamanya yang berlokasi di Lippo Karawaci, Tangerang. Shell lantas membuka kembali SPBU baru yang ditempatkan di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta pada 1 Maret 2006. Shell juga menjadi SPBU asing pertama yang beroperasi di Indonesia.

Saat ini, Shell Indonesia memiliki pabrik seluas 9 hektar yang memproduksi bahan bakar dan produk pelumas otomotif dengan teknologi dunia. Selain itu, Shell juga memiliki 1 terminal penyimpanan bahan bakar di Gresik, Jawa Timur dan 1 pabrik pelumas di Marunda.

Pada 2024 lalu, Shell Indonesia sudah menutup operasional 9 SPBU di Sumatera Utara per 1 Juni 2024. Dan per Januari 2025, Shell Indonesia mengoperasikan lebih dari 190 SPBU di Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Untuk produk bahan bakar yang diproduksi oleh Shell ada 5 yang terdiri dari Shell V-Power Nitro+, Shell V-Power, Shell V-Power Diesel, Shell Super, Shell Diesel Extra.

Sedangkan untuk produk pelumas yang dipasarkan oleh Shell adalah Shell Helix, Shell Rimula, Shell Spirax dan Shell Advance yang sudah mendapat sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dari Balai Sertifikasi Industri (BSI).

Selain menawarkan layanan pengisian bahan bakar, Shell Indonesia juga menyediakan layanan pembersihan kaca mobil, service kendaraan, tempat cuci mobil, toilet, mushala, minimarket, hingga cafe.

3. Vivo

Sebagai anak perusahaan dari Vitol Group yang berpusat di Swiss, PT Vivo Energy Indonesia memiliki sejarah yang dimulai ketika Vitol Group, perusahaan yang didirikan di Rotterdam pada tahun 1966, menjadi pemegang saham terbesar Vivo Indonesia.

SPBU Vivo pertama yang ada di Indonesia berada di Jl. Raya Cilangkap Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.Ketika baru pertama berdiri, Vivo menjual tiga jenis BBM bensin dengan merek Revvo yang diklasifikasikan berdasarkan kadar oktannya, yakni Revvo 88, Revvo 90, dan Revvo 92.

Guna mendukung operasionalnya, pemilik SPBU Vivo ini juga memiliki unit kilang mini dan tangki BBM di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat ini, setidaknya Vivo memiliki SPBU di Indonesia yang tersebar di tiga provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Untuk di Jabodetabek dan Bandung sendiri, Vivo diketahui telah mengoperasikan lebih dari 12 SPBU. Untuk wilayah Jakarta, beberapa diantaranya berada di daerah Cideng, Pasar Minggu, Cilandak, Kemang, Antasari, Bintaro 1, Tendean, MT Haryono, Pejaten, dan Warung Buncit.

Sementara untuk wilayah Jakarta Timur, yakni SPBU Vivo Cilangkap, SPBU Vivo Hankam, SPBU Vivo Radar Auri, dan wilayah Jakarta Barat yakni SPBU Vivo Daan Mogot, SPBU Vivo Kedoya.

Adapun, yang membedakan pom bensin ini dengan para kompetitornya, SPBU Vivo masih menjual bensin research octane number (oktan) 89 bernama Revvo 89, oktan ini masih di bawah bensin termurah Pertamina Pertalite yang memiliki oktan 90.

4. BP-AKR

British Petroleum (BP) merupakan perusahaan minyak yang berbasis di London, Inggris. Lewat kemitraan dengan PT Aneka Kimia Raya (AKR), perusahaan itu membangun jaringan retail SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) di Indonesia.

SPBU BP-AKR yang pertama beroperasi di kawasan Gading Serpong, Tangerang Selatan pada 28 November 2018. Berdasarkan situs resminya, SPBU BP menawarkan 3 jenis BBM yang terdiri dari BP 92, BP Diesel, dan BP Ultimate.

Pada 26 Februari 2025, jumlah SPBU BP-AKR di Indonesia adalah 63 unit. BP-AKR menargetkan akan menambah lebih dari 10 SPBU baru pada tahun 2025.

Selain menawarkan layanan pengisian bahan bakar, SPBU ini juga dilengkapi dengan fasilitas berupa pembersihan kaca mobil, toilet, mushala, WiFi, pengisian ban dan air, dan cafe.

Per 26 Februari 2025, BP-AKR memiliki 63 SPBU di Indonesia. Jumlah ini tersebar di wilayah Jabodetabek, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

BP-AKR menargetkan penambahan lebih dari 10 SPBU baru pada tahun 2025.Dengan ekspansi ini, SPBU BP-AKR berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang andal dan memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Skandal Pertamax Oplosan, Prabowo: Kami akan Bersih-bersih!