5. Erma Rosa Ergandia - Kopi Nu Sae

Erma Rosa Ergandia adalah pendiri Kopi Nu Sae, sebuah bisnis kopi yang ia rintis bersama suaminya, Ganjar Putra Panggalih. Diketahui, Erma merupakan lulusan S2 Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan gelar Magister Manajemen dan Bisnis.

Kopi Nu Sae didirikan Erma dan suaminya sejak 14 Juni 2019 di Bogor. Nu Sae sendiri merupakan frasa yang diambil dari bahasa Sunda yang memiliki arti ‘Hal Baik’, sehingga harapannya kehadiran Kopi Nu Sae akan membawa kebaikan.

Saat mendirikan Nu Sae, Erma memulai usaha ini dengan modal yang tidak hanya berupa dana, tetapi juga waktu dan jaringan yang ia dan suaminya miliki. Pada awalnya, promosi pun dilakukan secara alami dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya merambah ke dunia digital.

Hingga saat ini telah ada 16 outlet yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia seperti Bogor, Depok dan Jakarta. Terbaru, ada dua outlet lagi yang di buka di wilayah Jakarta tepatnya di FX Mall, Jakarta dan Pasaraya Blok M, Jakarta.

Kopi Nu Sae sendiri dikenal dengan menu andalannya seperti "Kopi Siap Salah" dan "Kopi Kudu Kuat", yang menawarkan cita rasa kopi susu gula aren dengan karakteristik creamy dan manis.

6. Eunike Adelia - Kopitagram

Eunike Adelia adalah seorang pengusaha perempuan asal Indonesia yang mendirikan Kopitagram, sebuah kedai kopi non-franchise yang mengusung konsep nyaman dan inspiratif.

Kopitagram menawarkan tempat yang cocok untuk bekerja, bersosialisasi, atau sekadar melepas penat, dengan desain interior yang dilengkapi dengan kutipan-kutipan positif di dindingnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan semangat kepada pengunjung yang datang. ​

Eunike memulai bisnis ini pada Desember 2018 di kawasan Tomang, Jakarta Barat. Kopitagram kini telah memiliki cabang di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung. Kedai ini dikenal dengan suasana yang nyaman, sirkulasi udara yang baik, dan menu kopi serta makanan yang terjangkau. ​

Sebelum mendirikan Kopitagram, Eunike bekerja di perusahaan swasta. Namun, ia memutuskan untuk fokus pada bisnis kopi setelah melihat potensi pasar yang besar.

7. Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso - Kopi Tuli

Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso adalah seorang pengusaha dan aktivis disabilitas asal Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Kopi Tuli (Koptul), sebuah kedai kopi yang memberdayakan komunitas tunarungu dan mempromosikan inklusivitas sosial.​

Putri mendirikan Kopi Tuli pada 12 Mei 2018 bersama dua sahabatnya, Mohammad Adhika Prakoso dan Tri Erwinsyah Putra. Ketiganya adalah penyandang disabilitas tunarungu yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan konvensional.

Kini, Kopi Tuli telah berhasil membuka beberapa cabang di Depok dan Duren Tiga, Jakarta. Bisnis ini tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana keterbatasan dapat diubah menjadi kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial.

8. Kopi Pujaan Hati – Silvi Adelia

Silvi Adelia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang sukses mendirikan dan mengembangkan merek kopi Kopi Pujaan Hati.

Lulusan psikologi ini sebelumnya berkarier sebagai profesional di bidang pemasaran di sebuah perusahaan multinasional. Namun, pada puncak kariernya, ia memutuskan untuk beralih ke dunia bisnis kopi, mengikuti passion-nya sebagai penikmat kopi sejati.​

Pada Desember 2018, Silvi mendirikan Kopi Pujaan Hati di The Brits, Bandung, dengan modal awal sekitar Rp70 juta.Menu andalan dari kedai ini antara lain Susu Pujaan Hati, Es Kopi Susu Jatuh Cinta, dan Cookies Coffee and Cream.

Meskipun sempat mengalami penurunan jumlah cabang akibat pandemi, saat ini Kopi Pujaan Hati telah memiliki 8 cabang yang tersebar di daerah BSD, Bintaro, Jakarta, dan sekitarnya.

Silvi mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan model waralaba, memungkinkan mitra untuk memulai usaha kopi dengan investasi mulai dari Rp48 juta hingga Rp68 juta.

9. Evani Jeslyn - Strada Coffee & First Crack Coffee

Evani Jesslyn adalah seorang pengusaha kopi Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Strada Coffee dan First Crack Coffee.

Perjalanan kariernya dimulai dengan latar belakang pendidikan akuntansi di Amerika Serikat, namun ia memutuskan untuk meninggalkan karier tersebut demi mengejar passion-nya di dunia kopi.

Evani mendirikan Strada Coffee pada tahun 2012 di Semarang, dan kemudian First Crack Coffee pada tahun 2017 di Jakarta.

Evani sendiri aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang kopi melalui berbagai pelatihan dan workshop. Ia juga menjadi juri dalam kompetisi kopi nasional dan terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kopi Indonesia melalui pelatihan dan pendampingan kepada petani dan barista.

Baca Juga: Deretan Keluarga Konglomerat Lintas 3 Generasi di Indonesia