Dalam beberapa tahun terakhir, industri kopi di Indonesia mengalami lonjakan yang luar biasa. Dari sekadar minuman pagi hari, kopi kini telah menjelma menjadi gaya hidup anak muda urban.
Di balik gelombang tren kopi kekinian, ternyata ada banyak kisah inspiratif dari para wanita hebat yang sukses mengelola bisnis ini
Ya, bisnis kopi kekinian ini kini bukan hanya sekadar tren gaya hidup, tapi juga medan pembuktian bahwa perempuan mampu jadi pemimpin, inovator, dan pionir di dunia bisnis yang dulunya didominasi pria.
Dan, di Indonesia sendiri ada beberapa pengusaha wanita yang menjalankan bisnis kopi mereka dari hobi atau ketertarikan pribadi terhadap kopi dan dunia kuliner.
Untuk lebih rincinya, berikut Olenka rangkum deretan perempuan ternama di bisnis kopi kekinian di Indonesia. Dengan kreativitas, keberanian mengambil risiko, dan sentuhan personal, mereka membawa angin segar bagi industri kopi Tanah Air.
1. Elisa Suteja - Fore Coffee
Elisa adalah salah satu pendiri dan CEO Fore Coffee, startup kopi berbasis teknologi yang berkembang pesat di Indonesia. Lahir pada 24 Maret 1992, Elisa menyelesaikan pendidikan sarjananya di Prasetiya Mulya Business School. Setelah lulus, ia bekerja sebagai Program Manager di AIESEC, sebuah organisasi non-profit internasional yang fokus pada pengembangan kepemimpinan pemuda.
Kemudian, ia bergabung dengan East Ventures, sebuah perusahaan modal ventura terkemuka di Asia Tenggara, di mana ia terlibat dalam pengembangan ide untuk Fore Coffee.
Fore sendiri dikenal dengan pendekatan modern terhadap kopi lokal dan sangat mengandalkan aplikasi digital untuk pemesanan dan pengantaran kopi. Di bawah kepemimpinannya, Fore Coffee berhasil membuka banyak cabang di berbagai kota.
Berkat kesuksesannya membawa Fore Coffee, Elisa pun sempat masuk daftar Forbes 30 Under 30 Asia di bidang business and entrepreneur serta kategori retail & ecommerce.
2. Michelle Sulistyo - Kopi Kulo
Michelle Sulistyo adalah pendiri dan Chief Marketing Officer (CMO) dari KULO Group, perusahaan yang menaungi berbagai merek kuliner populer di Indonesia, termasuk Kopi Kulo.
Lahir di Surabaya pada tahun 1994, Michelle memulai bisnisnya dengan membuka gerai pertama Kopi Kulo di Cikajang, Jakarta Selatan, pada Desember 2017, bersama empat rekannya. Dengan modal awal kurang dari Rp100 juta, mereka hanya mampu menjual 10–20 gelas per hari di awal usaha.
Mereka kemudian mengembangkan strategi bisnis yang unik dan masuk ke platform ride hailing seperti Gojek. Bisnis ini kemudian mendapatkan pesanan hingga ratusan cup, mereka lalu mengembangkan bisnis melalui sistem kemitraan.
Dengan menu andalan Avocatto, kedai ini kini memiliki lebih dari 300 gerai di seluruh Indonesia.
Tidak hanya berhenti di Kopi Kulo, Michelle juga mengembangkan KULO Group dengan menghadirkan berbagai merek kuliner lainnya, seperti Pochajjang Korean BBQ, Kitamura Shabu-Shabu, Xi Bo Ba, dan Mazeru.
3. Sylvia Surya - Kopi Soe
Kopi Soe adalah salah satu merek kedai kopi lokal Indonesia yang mengalami pertumbuhan pesat sejak didirikan pada akhir tahun 2017 oleh pasangan suami istri, Sylvia Surya dan Ferrianto Surya.
Kopi Soe sendiri mengusung konsep "coffee to go”. Mereka dikenal sebagai pelopor minuman Kopi Rum Regal, yang menggabungkan rasa kopi dengan biskuit regal dan aroma rum, menciptakan cita rasa yang khas dan disukai banyak orang.
Selain itu, Kopi Soe juga menerapkan model bisnis waralaba untuk mempercepat ekspansi. Kurang dari dua tahun setelah menerapkan konsep ini, mereka berhasil membuka lebih dari 150 outlet di seluruh Indonesia, dan jumlah tersebut terus bertambah seiring waktu.
4. Catherine Halim – KISAKU
Womenpreneur muda yang saat ini sukses membangun bisnis kopi selanjutnya adalah Catherine Halim. Perempuan yang biasa disapa Cath ini sudah memiliki coffee shop bernama KISAKU.
Tak hanya dirinya, namun usaha ini juga didirikan bersama empat rekan lainnya, termasuk selebriti Tanah Air, Raline Shah.
Sebelum terjun ke dunia wirausaha, Catherine bekerja di industri perbankan selama 4 tahun dan kemudian bergabung dengan perusahaan startup pada tahun 2017. Pengalaman ini memberinya wawasan mendalam tentang pemasaran dan pengembangan bisnis, yang kemudian ia terapkan dalam membangun KISAKU
KISAKU sendiri didirikan pada tahun 2019 dengan tujuan menghadirkan kopi berkualitas dalam suasana yang ramah dan inklusif. Selain itu, KISAKU juga aktif berkolaborasi dengan pelaku UMKM perempuan, seperti kolaborasi dengan merek fesyen lokal Shop at Velvet, untuk mendukung pemberdayaan perempuan dalam bisnis.
Baca Juga: Deretan Brand Skincare Lokal Ternama di Indonesia
5. Erma Rosa Ergandia - Kopi Nu Sae
Erma Rosa Ergandia adalah pendiri Kopi Nu Sae, sebuah bisnis kopi yang ia rintis bersama suaminya, Ganjar Putra Panggalih. Diketahui, Erma merupakan lulusan S2 Institut Pertanian Bogor (IPB), dengan gelar Magister Manajemen dan Bisnis.
Kopi Nu Sae didirikan Erma dan suaminya sejak 14 Juni 2019 di Bogor. Nu Sae sendiri merupakan frasa yang diambil dari bahasa Sunda yang memiliki arti ‘Hal Baik’, sehingga harapannya kehadiran Kopi Nu Sae akan membawa kebaikan.
Saat mendirikan Nu Sae, Erma memulai usaha ini dengan modal yang tidak hanya berupa dana, tetapi juga waktu dan jaringan yang ia dan suaminya miliki. Pada awalnya, promosi pun dilakukan secara alami dari mulut ke mulut, sebelum akhirnya merambah ke dunia digital.
Hingga saat ini telah ada 16 outlet yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia seperti Bogor, Depok dan Jakarta. Terbaru, ada dua outlet lagi yang di buka di wilayah Jakarta tepatnya di FX Mall, Jakarta dan Pasaraya Blok M, Jakarta.
Kopi Nu Sae sendiri dikenal dengan menu andalannya seperti "Kopi Siap Salah" dan "Kopi Kudu Kuat", yang menawarkan cita rasa kopi susu gula aren dengan karakteristik creamy dan manis.
6. Eunike Adelia - Kopitagram
Eunike Adelia adalah seorang pengusaha perempuan asal Indonesia yang mendirikan Kopitagram, sebuah kedai kopi non-franchise yang mengusung konsep nyaman dan inspiratif.
Kopitagram menawarkan tempat yang cocok untuk bekerja, bersosialisasi, atau sekadar melepas penat, dengan desain interior yang dilengkapi dengan kutipan-kutipan positif di dindingnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan semangat kepada pengunjung yang datang.
Eunike memulai bisnis ini pada Desember 2018 di kawasan Tomang, Jakarta Barat. Kopitagram kini telah memiliki cabang di berbagai kota, termasuk Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung. Kedai ini dikenal dengan suasana yang nyaman, sirkulasi udara yang baik, dan menu kopi serta makanan yang terjangkau.
Sebelum mendirikan Kopitagram, Eunike bekerja di perusahaan swasta. Namun, ia memutuskan untuk fokus pada bisnis kopi setelah melihat potensi pasar yang besar.
7. Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso - Kopi Tuli
Putri Sampaghita Trisnawinny Santoso adalah seorang pengusaha dan aktivis disabilitas asal Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Kopi Tuli (Koptul), sebuah kedai kopi yang memberdayakan komunitas tunarungu dan mempromosikan inklusivitas sosial.
Putri mendirikan Kopi Tuli pada 12 Mei 2018 bersama dua sahabatnya, Mohammad Adhika Prakoso dan Tri Erwinsyah Putra. Ketiganya adalah penyandang disabilitas tunarungu yang mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan konvensional.
Kini, Kopi Tuli telah berhasil membuka beberapa cabang di Depok dan Duren Tiga, Jakarta. Bisnis ini tidak hanya memberikan lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana keterbatasan dapat diubah menjadi kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial.
8. Kopi Pujaan Hati – Silvi Adelia
Silvi Adelia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang sukses mendirikan dan mengembangkan merek kopi Kopi Pujaan Hati.
Lulusan psikologi ini sebelumnya berkarier sebagai profesional di bidang pemasaran di sebuah perusahaan multinasional. Namun, pada puncak kariernya, ia memutuskan untuk beralih ke dunia bisnis kopi, mengikuti passion-nya sebagai penikmat kopi sejati.
Pada Desember 2018, Silvi mendirikan Kopi Pujaan Hati di The Brits, Bandung, dengan modal awal sekitar Rp70 juta.Menu andalan dari kedai ini antara lain Susu Pujaan Hati, Es Kopi Susu Jatuh Cinta, dan Cookies Coffee and Cream.
Meskipun sempat mengalami penurunan jumlah cabang akibat pandemi, saat ini Kopi Pujaan Hati telah memiliki 8 cabang yang tersebar di daerah BSD, Bintaro, Jakarta, dan sekitarnya.
Silvi mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan model waralaba, memungkinkan mitra untuk memulai usaha kopi dengan investasi mulai dari Rp48 juta hingga Rp68 juta.
9. Evani Jeslyn - Strada Coffee & First Crack Coffee
Evani Jesslyn adalah seorang pengusaha kopi Indonesia yang dikenal sebagai pendiri Strada Coffee dan First Crack Coffee.
Perjalanan kariernya dimulai dengan latar belakang pendidikan akuntansi di Amerika Serikat, namun ia memutuskan untuk meninggalkan karier tersebut demi mengejar passion-nya di dunia kopi.
Evani mendirikan Strada Coffee pada tahun 2012 di Semarang, dan kemudian First Crack Coffee pada tahun 2017 di Jakarta.
Evani sendiri aktif dalam mengedukasi masyarakat tentang kopi melalui berbagai pelatihan dan workshop. Ia juga menjadi juri dalam kompetisi kopi nasional dan terus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kopi Indonesia melalui pelatihan dan pendampingan kepada petani dan barista.
Baca Juga: Deretan Keluarga Konglomerat Lintas 3 Generasi di Indonesia