Sosok Shinta Widjaja Kamdani kini telah menjelma menjadi simbol kepemimpinan perempuan dalam dunia bisnis Indonesia. Dengan visi global, komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, dan kepedulian terhadap pemberdayaan perempuan serta UMKM, Shinta berhasil menembus batasan sosial dan ekonomi, menjadikannya sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam lanskap ekonomi nasional dan internasional.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut sepak terjang dan prestasi yang Shinta raih dalam kariernya. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak ulasan berikut ini:
Latar Belakang dan Pendidikan
Lahir di Jakarta pada tahun 1967, Shinta merupakan anak sulung dari pasangan pengusaha Johnny dan Martina Widjaja. Ia menempuh pendidikan tinggi di Barnard College, Columbia University, New York, dan lulus pada tahun 1989.
Baca Juga: Deretan Perempuan CEO Ternama di Indonesia
Tidak berhenti di sana, ia kemudian mengikuti program Executive Education di Harvard Business School pada 2002 untuk memperkuat kapasitas kepemimpinannya.
Latar belakang akademis dari institusi bergengsi tersebut menjadi fondasi kuat dalam membangun kepemimpinan strategis dan berpandangan global yang kelak ia bawa dalam dunia bisnis Indonesia.
Perjalanan Karier dan Kiprahnya di Indonesia dan Dunia
Dibekali dengan latar belakang pendidikan internasional dari Columbia University dan Harvard Business School, Shinta memulai langkah profesionalnya di dunia bisnis dengan penuh dedikasi. Ia tidak langsung duduk di kursi eksekutif, tetapi memulai dari dasar, yaitu di bagian promosi dan pemasaran perusahaan distribusi milik keluarganya, PT Tigaraksa Satria. Dari pengalaman inilah ia memahami seluk-beluk operasional perusahaan secara nyata, dan kelak menjadi bekal penting dalam membangun kepemimpinan strategis yang inklusif.
Pada 1999, Shinta melakukan transformasi besar dengan menyatukan berbagai unit bisnis keluarga menjadi satu entitas bernama Sintesa Group. Sebagai CEO yang mulai memimpin secara penuh pada 2014, ia membawa Sintesa menjadi perusahaan holding yang adaptif, berdaya saing global, dan berkomitmen pada prinsip keberlanjutan. Di bawah kepemimpinannya, Sintesa Group kini membawahi 16 anak perusahaan di sektor energi, manufaktur, properti, dan produk konsumen, yang semuanya tumbuh dalam kerangka triple bottom line: people, planet, profit.
Baca Juga: Berkenalan dengan Wendy Sui Cheng Yap, Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Sari Roti
Namun, kontribusinya tidak hanya terbatas di dalam perusahaan. Di panggung organisasi, Shinta menjelma menjadi tokoh penting yang mewakili suara dunia usaha Indonesia. Ia mencatat sejarah pada 2023 dengan menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Umum Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sejak organisasi itu berdiri. Dalam perannya ini, ia memperjuangkan kebijakan yang berpihak pada pelaku usaha, memperluas akses UMKM terhadap pembiayaan, serta mendorong reformasi ketenagakerjaan yang lebih adil dan modern.
Lebih dari itu, Shinta juga memegang posisi penting sebagai Koordinator Wakil Ketua Umum III KADIN Indonesia, serta menjadi wakil Indonesia di berbagai forum ekonomi global, seperti APEC Business Advisory Council (ABAC) dan International Chamber of Commerce (ICC). Salah satu pencapaian internasional terbesarnya adalah ketika ia dipercaya menjadi Ketua B20 Indonesia pada 2022, menjadikannya perempuan Asia pertama yang memimpin forum bisnis utama negara-negara G20. Melalui forum ini, ia mengangkat isu-isu krusial seperti transformasi digital, transisi energi hijau, serta pemberdayaan pengusaha perempuan ke tingkat global.
Perjalanan karier Shinta merupakan bukti nyata bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya diukur dari pencapaian korporasi, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu membawa perubahan positif di masyarakat.
Penghargaan dan Pengakuan Internasional
Shinta tidak hanya menjadi pengusaha sukses, tetapi juga pembaharu, juru bicara dunia usaha yang progresif, dan panutan bagi generasi pemimpin masa depan, terutama perempuan. Kiprah dan kontribusinya itu pun telah mendapat pengakuan internasional, antara lain:
Baca Juga: Perempuan Menjadi Pilar Penting dalam Ekonomi Nasional
- Forbes Asia’s 50 Powerful Businesswomen (2012, 2013, 2016)
- Women Entrepreneur of the Year dari Asia Corporate Excellence & Sustainability Awards (2019)
- Commander of the Polar Star dari Raja Carl XVI Gustaf Swedia
- Commander of the Order of Leopold dari Kerajaan Belgia
Mendorong Pemberdayaan Perempuan dan UMKM
Shinta juga dikenal luas sebagai pelopor pemberdayaan perempuan dalam ekonomi. Ia mendirikan Angel Investment Network Indonesia (ANGIN), sebuah platform pembiayaan dan mentoring yang telah membantu ratusan startup, khususnya yang dipimpin oleh perempuan.
Ia juga menggagas Koalisi Bisnis Indonesia untuk Pemberdayaan Perempuan (IBCW) dan secara aktif mendukung kesetaraan gender di lingkungan kerja serta pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan bisnis.
Visi Hidup dan Prinsip Kepemimpinan
Mengakui dirinya sebagai "triple minority" (perempuan, Tionghoa, dan non-Muslim) di negara dengan masyarakat yang majemuk, Shinta memilih untuk menjadikan identitasnya sebagai kekuatan, bukan hambatan.
Baca Juga: Mengenang Sosok dan Kiprah Liem Gien Nio, Perempuan Pendiri Toko Oen yang Melegenda
Ia meyakini bahwa dunia usaha seharusnya tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan. Prinsip triple bottom line (people, planet, profit) menjadi dasar dari setiap langkah strategisnya.
"Menjadi pengusaha berarti menjadi bagian dari solusi. Kita tidak boleh hanya menciptakan keuntungan, tapi juga dampak," ujar Shinta dalam sebuah wawancara.
Shinta Widjaja Kamdani bukan hanya pengusaha sukses, tapi juga pemimpin transformasional yang mengedepankan etika, keberlanjutan, dan kesetaraan. Ia telah membuka jalan bagi banyak perempuan untuk berani mengambil posisi strategis di dunia bisnis dan kebijakan publik.