9. Alamanda Shantika
Alamanda Shantika dikenal sebagai pegiat teknologi di Indonesia. Ia merupakan pendiri perusahaan rintisan Pendidikan, Binar Academy, yang berfokus membina programmer baru dan menghubungkan mereka dengan perusahaan-perusahaan.
Di usia 21 tahun, dia sudah membangun perusahaan pertamanya yang berfokus pada pembuatan website untuk brand-brand lokal. Nama Alamanda kian dikenal luas ketika bergabung dengan Gojek dan menjadi ‘emak’ bagi para programmer.
Kini selain di Binar, Alamanda juga aktif sebagai Komisaris Independen Blue Bird Group, Komisaris Independen PT Mandiri Capital Indonesia, dan Data Management Committee RS Hermina.
10. Dayu Dara Permata
Dayu Dara Permata merupakan CEO dan pendiri Pinhome, sebuah platform layanan transaksi properti berbasis aplikasi. Ia pernah menempuh pendidikan di River Ridge High School, Amerika Serikat, serta di Chonnam National University, Korea Selatan, dalam bidang bisnis internasional.
Kariernya sendiri dimulai di divisi Corporate Strategy PT XL Axiata sebelum bergabung dengan McKinsey. Ia juga sempat berkolaborasi dengan Nadiem Makarim dalam membangun dan mengembangkan berbagai layanan di Gojek, termasuk Go-Life, Go-Clean, Go-Massage, Go-Glam, dan Go-Tix. Namun di 2019, ia memutuskan untuk meninggalkan Gojek dan mendirikan Pinhome bersama Ahmed Aljunied.
11. Fetty Kwartati
Fetty Kwartati merupakan Direktur Utama PT Sarinah (Persero). Adapun rekam jejaknya dimulai di dunia retail konsumer. Pada tahun 2010, Fetty meniti karir sebagai Corporate Secretary & Head of Investor Relation, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAP).
Kemudian, karena kecerdasannya, pada tahun 2019 ia dipilih menjadi Wakil Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia. Di tahun yang sama, dia juga menjabat sebagai Ketua Panitia Hari Belanja Diskon (HBD) Indonesia.
Lalu di tahun 2020, Fetty ditunjuk sebagai Dirut PT Sarinah oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Kehadiran Fetty diharapkan mampu mempercepat transformasi Sarinah menjadi pusat perbelanjaan komunitas, terutama bagi Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) di sektor industri kreatif yang menjadi lokomotif bagi perekonomian nasional.
12. Polana B Pramesti
Polana B Pramesti adalah sosok direktur utama perempuan pertama di AirNav Indonesia. Ia dilantik pada awal tahun 2022.Tentu, untuk bisa sampai di titik ini, bukan suatu hal yang mudah bagi Polana.
Kecerdasan dan prestasi ia kumpulkan sejak pertama kali berkecimpung di Kementerian Perhubungan pada 1987 sebagai Kasubdit Prasarana Bandara Direktorat Bandar Udara Kemenhub. Prestasi lainnya yang dia torehkan terwujud saat ia dipercaya menjadi jajaran direksi di PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai Direktur Teknik pada 2013 – 2018.
Setelah itu, dia kembali ke Kementerian Perhubungan dengan menjadi Direktur Navigasi Penerbangan, kemudian ditunjuk Menteri Perhubungan sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Terakhir, Polana menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan.
13. Dewi Muliaty
Dewi Muliaty adalah seorang Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. Ia menjabat di posisi tertinggi dalam jajaran direksi perusahaan tersebut di 2009.
Dewi sendiri bergabung dengan Prodia pada 1987. Ia memulai kariernya sebagai karyawan magang. Pada 1988, Dewi mulai bekerja di Prodia sebagai Asisten Manajer Teknis di bagian Quality Control (QC). Karier Dewi terus menanjak dengan menjabat sebagai Manajer Penelitian dan Pengembangan pada 1994 dan Direktur Pengembangan pada 2003.
Selama kepemimpinan Dewi Muliaty, PT Prodia Widyahusada Tbk dianggap berhasil melakukan scaling-up menjadi laboratorium klinik modern hingga market leader di Indonesia. Tak heran jika pada tahun 2019, Dewi Muliaty berhasil meraih penghargaan Top 10 Business Women of The Year.
Baca Juga: Dian Sastrowardoyo: Ikon Perempuan Indonesia yang Punya Segudang Prestasi