4. Suzy Hutomo

Suzy Hutomo merupakan pendiri The Body Shop Indonesia, bersama suaminya pada 1992. Dia merupakan putri dari pendiri Matahari Department Store, Harry Darmawan.Lulusan jurusan Administrasi Bisnis di National University of Singapore itu membangun The Body Shop Indonesia melalui PT Monica Hijau Lestari, sejalan dengan kegiatannya sebagai seorang aktivis lingkungan.

Suzy juga pernah menjadi presenter proyek Al Gore's Climate Reality Project, dan menjabat sebagai anggota di berbagai dewan LSM terkemuka seperti Greenpeace South East Asia sejak 2008, Yayasan KEHATI sejak 2012 sampai sekarang, Yayasan Lensa Masyarakat Nusantara (LMN) sejak 2014, dan Yayasan Kopernik sejak 2016.

Di bawah naungannya, saat ini ada 23 cabang The Body Shop Indonesia di Jakarta dan sekitarnya. Dengan status bisnis The Body Shop Indonesia yang saat ini berada di bawah naungan Global Head Franchise, brand kosmetik ini masih mencatat pertumbuhan konsisten, terutama di Asia. Dengan demikian, gerai yang ada di Indonesia beroperasi secara independen, berbeda dengan negara-negara yang dimiliki oleh The Body Shop International Ltd, seperti di Eropa dan Amerika.

5. Amanda Susanti Cole 

Amanda Susanti Cole merupakan CEO dari startup Sayurbox yang beroperasi di bidang teknologi dan groceries. Sebelum mendirikan Sayurbox, Amanda pernah menjadi guru les bahasa asing.

Ide mendirikan Sayurbox muncul ketika Amanda mengurus pertanian keluarganya.Amanda mendirikan Sayurbox untuk membantu petani mendistribusikan hasil panennya dengan memotong rantai distribusi.

Amanda pun bertekad meningkatkan kesejahteraan petani melalui Sayurbox. Atas kerja kerasnya ini, Amanda bahkan berhasil masuk daftar ‘30 Under 30 Forbes 2019.

6. Maya Watono 

Maya Watono merupakan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. InJourney atau Indonesia Journey sendiri merupakan salah satu BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.

InJourney menjadi holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata dengan sub bisnis seperti InJourney Airports, InJourney Retail, InJourney Hospitality, InJourney Destination Management, InJourney Tourism Development dan InJourney Aviation Services.

Nama Maya Watono sendiri sebenarnya bukan sosok baru di InJourney. Sebelum menjadi Dirut, ia pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney sejak 14 Januari 2022. Bahkan, terakhir ia sempat didapuk menjadi Pelaksana Tugas Direktur Utama InJourney pada 21 Oktober 2024.

Dan sebelum ia berlabuh di InJourney, Maya adalah seorang CEO salah satu agensi periklanan terbesar di Indonesia PT Dentsu Aegis Network (DAN) pada tahun 2019.

7. Febriany Eddy

Sebagaimana kita ketahui, dunia pertambangan selama ini dikenal sangat maskulin. Tapi, hadirnya Febriany Eddy di pucuk kepemimpinan PT. Vale Indonesia Tbk. menjadi sebuah sejarah baru.

Sejak menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) pada 29 April 2021 lalu, kepemimpinannya diakui secara nasional dan internasional. Salah satunya datang dari Forbes Asia, di mana Febriany didapuk sebagai salah satu dari 20 perempuan dalam daftar Asia's Power Businesswomen 2022.

Dengan pengalamannya di sektor keuangan dan pertambangan, Febri telah meraih sejumlah penghargaan prestisius. Salah satunya adalah Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific pada tahun 2015.

Pada tahun 2019, Febriany Eddy juga terpilih sebagai Asia's Top Sustainability Superwomen versi SCR Works. Yang terbaru tentu saja Asia's Power Businesswomen 2022 versi Forbes Asia.Febriany juga merupakan satu dari dua perempuan pemimpin perusahaan yang menerima penghargaan dari 20 Most Powerful Woman tahun 2022 yang diberikan Fortune Indonesia.

8. Veronika Linardi

Nama berikutnya yang masuk jajaran CEO perempuan terkemuka di Indonesia adalah Veronika Linardi. Veronika merupakan CEO dari sebuah startup bernama Qerja.com.Qerja.com yang berdiri sejak 2014 kini menjadi salah satu job portal yang sering diakses banyak orang di Indonesia.

Selain menjadi CEO, Veronika juga merupakan pendiri atau founder startup tersebut. Sebelum mendirikan Qerja.com, Veronika bekerja di perusahaan bernama Linardi Associates sebagai seorang executive recruitment. Qerja.com yang berdiri sejak 2014 kini menjadi salah satu job portal yang sering diakses banyak orang di Indonesia.

Adanya kesenjangan informasi antara penyedia kerja dan pencari kerja membuat Veronika akhirnya mendirikan Qerja.com sebagai platform bagi para pencari kerja untuk mendapatkan informasi atau lowongan pekerjaan lengkap dengan informasi gaji di dalamnya.

Baca Juga: Perempuan Inovasi 2024: Mendorong Keterlibatan Peran Perempuan dalam Pengembangan Teknologi Berbasis AI