Meski saat ini kita hidup di era digital yang menyuguhkan banyak alternatif untuk menonton di berbagai platform, namun pengalaman menonton di bioskop sepertinya tak akan lekang oleh zaman.
Bioskop merupakan salah satu dari banyak alternatif masyarakat untuk berekreasi. Kualitas penayangan bioskop dapat menjadi indikator kepuasan penonton saat menonton film. Animo masyarakat untuk menonton film di bioskop pun tidak menurun begitu saja.Maka tak heran, bisnis bioskop pun terbilang prospektif di Indonesia.
Tapi tahukah kamu, siapa sosok di balik jaringan bioskop yang ada di Indonesia? Nyatanya, ada sejumlah konglomerat Tanah Air yang diketahui menjadi pemilik bioskop besar di Indonesia. Para pengusaha ini turut andil mendorong industri film Indonesia kian maju. Siapa saja mereka?
Berikut ulasan Olenka selengkapnya, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (15/1/2025).
1. Benny Suherman dan Harris Lesmana - Cinema XXI
Siapa tak kenal Cinema XXI? Bioskop yang awalnya bernama Studio 21 ini memang menjadi salah satu bioskop andalan bagi para pecinta film. Sosok di balik jaringan bioskop terbesar ini adalah Benny Suherman.
Jaringan bioskop ini semula didirikan oleh Sudwikatmono yang bekerja sama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana. Namun, Sudwikatmono kemudian melepaskan kepemilikannya pada kedua rekannya sejak 1999 lalu.
Setelah menerima kepemilikan Studio 21, Benny bersama rekannya Harris Lesmana mengubah nama perusahaan menjadi PT Nusantara Sejahtera Raya. Di bawah kepemimpinannya, Studio 21 telah mengalami beberapa kali pergantian nama mulai dari Cinema 21 hingga Cinema XXI seperti yang dikenal hari ini. Kini, Cinema XXI telah berekspansi dan memiliki 4 jenis studio, yakni Deluxe, Dolby Atmos, IMAX, dan The Premiere.
Tak heran, jika menilik kesuksesan jaringan bioskop Cinema XXI yang sudah menjadi top of mind di kalangan masyarakat Tanah Air. Per tahun 2024, juga terdapat 248 cabang Cinema XXI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan dibukanya Maleo Town Square XXI di Mamuju pada tanggal 5 Desember 2024, hanya 3 provinsi yang belum dijangkau oleh jaringan bioskop ini, yakni Aceh, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Berkat kesuksesan Cinema XXI, Benny didapuk sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia oleh Forbes. Forbes menempatkan Benny sebagai orang terkaya ke-43 di Indonesia per Februari 2024 lalu, dengan kekayaan sebesar US$1,1 miliar atau setara Rp17,5 triliun.
Dikutip dari Espos, Benny yang merupakan pemegang saham mayoritas CMNA ini telah mengundurkan diri sebagai ketua Cinema XXI pada April 2023 lalu. Ia pun menyerahkan perusahaannya dikelola oleh anak dan menantunya. Mengutip laman BEI, putranya Suryo Suherman menjadi komisaris utama CNMA. Sementara, putranya lainnya, Arif Suherman menjadi direktur dan menantunya, Hans Gunadi menjabat direktur utama perusahaan.
CNMA memiliki 10 anak perusahaan, delapan di antaranya bergerak di bidang industri bioskop serta penyediaan makanan dan minuman. Sedangkan satu perusahaan di bidang penyediaan platform tiket online, sisanya di penyewaan tanah.
2. Ananda Siregar dan David Hilman -CGV dan FLIX Cinema
CGV Cinemas (Indonesia) merupakan salah satu bioskop terbesar di Indonesia. Jaringan bioskop yang merupakan perusahaan bioskop asal Korea Selatan ini dibawa ke Indonesia oleh Ananda Siregar dan David Hilman.
CGV adalah raksasa jaringan bioskop global, yang beroperasi di seluruh dunia termasuk Korea Selatan, China, Vietnam, Myanmar, Turki, dan Amerika Serikat. CGV sendiri merupakan singkatan dari Cultural (berbudaya), Great (Hebat), dan Vital (sangat penting).
Perusahaan ini ternyata telah berganti nama berkali-kali. Mulai dari Blitzmegaplex, CGV Blitz, dan terakhir adalah CGV.Saat pertama kali diluncurkan, bioskop ini Blitzmegaplex.
Namun, pada tahun 2015 namanya berganti setelah CGV mengakuisisi BlitzMegaplex dan melakukan rebranding perusahaan menjadi CGV Blitz. Lalu pada 2018, nama CGV Blitz berganti menjadi CGV Cinema. Blitz adalah perusahaan bioskop pertama di Indonesia yang menyediakan jasa pembelian tiket bioskop melalui sistem online. Adapun PT Graha Layar Prima Tbk. ini IPO pada tahun 2014.
Setelah sukses membesarkan jaringan bioskop yang kini bernama CGV, David Hilman juga mendirikan FLIX Cinema. FLIX Cinema merupakan jaringan bioskop yang merupakan unit usaha dari Agung Sedayu Ritel Indonesia (ASRI), yang berfokus pada gaya hidup. ASRI sendiri adalah anak perusahaan Agung Sedayu Group.
David saat ini menjabat sebagai Chief Operating Officer ASRI. Di bawah kepemimpinannya, ASRI melebarkan sayapnya ke dunia perfilman, hal ini tidak mengherankan mengingat ia merupakan pendiri jaringan bioskop BlitzMegaplex (sekarang CGV Cinemas). Saat ini, cabang FLIX Cinema tersebar di Jakarta dan Bekasi.
Baca Juga: Daftar 15 Pengusaha Bus Ternama di Indonesia
3. Brian Riady - Cinemaxx
Cinemaxx adalah salah satu bioskop terbesar di Tanah Air yang dikomandoi oleh Brian Riady, cucu dari konglomerat dan taipan Lippo Group, Mochtar Riady. Sebelumnya, Brian sempat bekerja sebagai analis investasi perbankan di Credit Suisse, New York. Ia kemudian memutuskan untuk mendirikan bioskop Cinemaxx pada 17 Agustus 2014.
Sejak didirikan pada 17 Agustus 2014, Cinemaxx kini sudah diakuisisi oleh sebuah perusahaan jaringan bioskop Meksiko bernama Cinepolis. Meskipun masih dipegang oleh PT Cinemaxx Global Pasifik, nama Cinemaxx sudah berganti menjadi Cinepolis pada 2019 lalu.
Dikutip dari CNN Indonesia, alasan paling utama Cinepolis masuk ke Indonesia adalah populasi penduduk yang padat. Selanjutnya, alasan kedua Cinepolis berinvestasi karena banyak penduduk anak muda di Indonesia. Dan ketiga, jumlah layar lebar di Indonesia yang terhitung masih sedikit dibanding negara dengan industri film yang maju. Kini, bioskop Cinepolis sudah tersebar di seluruh Indonesia.
Cinemaxx menawarkan beragam konsep bioskop, antara lain Cinemaxx Junior sebagai bioskop khusus anak yang inovatif, Ultra XD sebagai bioskop dengan format layar raksasa premium, serta Cinemaxx Gold sebagai bioskop VIP yang lebih mewah.
4. Raam Punjabi - Platinum Cineplex
Selain menjadi raja sinetron Indonesia, pengusaha Raam Punjabi juga memiliki jaringan bioskop bergama Platinum Cineplex. Bioskop ini pertama kali hadir di Indonesia pada 2012 di bawah naungan PT Platinum Sinema.
Dikutip dari laman Bisnis, anak usaha dari perusahaan hiburan Tripar Multivision Plus itu berkembang cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dengan 34 layar yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan bioskop Indonesia pertama yang berekspansi di kawasan Asia Tenggara seperti Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam, yang menampilkan film-film lokal dan Hollywood.
Perusahaan juga telah berkontribusi dalam ekosistem perfilman di Indonesia dengan melakukan aksi korporasi dan secara resmi mencatatkan saham perdananya untuk publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 8 Mei 2023 yang lalu dengan kode RAAM. Kini, jaringan bisnis bioskop ini dipimpin oleh Amiut Ramesh Jethani, selaku Direktur Platinum Cineplex.
5. Sutiono - Movimax
Movimax adalah perusahaan Indonesia yang menjalankan bisnis di bidang bioskop di dua kota di Indonesia. Setelah kembali beroperasi pada awal Maret 2021, jaringan bioskop ini saat ini mengoperasikan tiga bioskop di kota Malang dan Surabaya.
Adapun, pemilik Movimax ini adalah seorang pengusaha bernama Sutiono. Sutiono mendirikan bioskop Movimax pada tahun 1985.
Dikutip dari wikipedia, Movimax awalnya bernama Cineplex karena pernah bekerja sama dengan Cinema 21. Cineplex sendiri merupakan singkatan dari Cinema Complex. Bioskop Cineplex pertama kali didirikan di kota Malang pada tahun 1985. Bioskop yang terkenal adalah Bioskop Sarinah Cineplex dengan konsep premiere-nya.
Dalam perkembangannya, nama Cineplex berubah menjadi Movimax hingga sekarang. Sejak masa pandemi, kini hanya tiga bioskop Movimax yang beroperasi kembali, yaitu Movimax Dinoyo, Movimax Sarinah, Movimax Kaza Mall.
Owner Movimax juga mendirikan independent cinema bernama Mopic Cinemas yang memiliki 2 lokasi, yaitu Mopic Cinemas Plaza Lumajang dan Mopic Cinemas Malang Soekarno Hatta.
6. Djonny Syafruddin dan Julius Lianto - Dakota Cinema
Dakota Cinema adalah sebuah jaringan bioskop independen di Indonesia dengan film-film Indonesia dan Hollywood sebagai menu utamanya. Jaringan bioskop ini dibuka untuk pertama kalinya di Cilacap pada tahun 2017 dan hingga 2022 sudah dibuka di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sengkang, Sulawesi Selatan, dan Bekasi, Jawa Barat.
Dakota Cinema diinisiasi oleh Djonny Syafruddin, yang juga menjabat Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Indonesia dan Julius Lianto sebagai investor bisnis bioskop dari perusahaan properti Petra Global Utama.
Baca Juga: Deretan Pengusaha Kayu Ternama di Indonesia