Kayu merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Sebab, kayu bisa digunakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia seperti untuk bangunan rumah, furniture, dan lain sebagainya.

Dan, sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia menjadi negara pengekspor kayu dunia. Meski sudah beberapa dekade, bisnis kayu dan produk turunannya masih menjadi industri andalan bagi Indonesia.

Tak heran jika beberapa pengusaha Indonesia yang menekuni bisnis kayu ini mampu meraup kekayaan yang melimpah dan menjadi crazy rich. Bahkan, beberapa di antaranya bahkan masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Siapa saja mereka?

Berikut Olenka ulas daftar pengusaha ternama Indonesia yang menjajal bisnis kayu, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/1/2025).

1. Prajogo Pangestu

Prajogo Pangestu sudah lama dikenal sebagai taipan perkayuan. Ia adalah pemilik dari konglomerasi kayu Barito Group. Bisnis kayunya mulai berkibar di era Presiden Soeharto.

Awal Prajogo masuk ke bisnis kayu dimulai dari pertemuannya dengan seorang pengusaha kayu sukses asal Serawak, Negeri Malaysia. Pengusaha tersebut bernama Burhan Uray alias Bong Sun Ong pada tahun 1960.

Saat itu, Burhan melihat Prajogo memiliki potensi yang baik dalam bisnis. Sehingga ia memutuskan untuk merekrutnya, agar bisa bekerja di PT Djajanti Group. Seiring waktu, Prajogo pun mendapatkan jabatan General Manager di sebuah pabrik kayu Plywood Nusantara, di Kota Gresik, Jawa Timur.

Namun, selang setahun kemudian ia memutuskan untuk resign. Ia ingin merintis bisnisnya sendiri di bidang perhutanan bernama CV Pacific Lumber Coy yang akhirnya berganti nama menjadi PT Barito Pacific Lumber.

Bermodalkan pengalaman yang panjang dan ilmu mengenai bisnis perkayuan dan perhutanan. PT Barito Pacific Lumber semakin maju dan berkembang di tangan Prajogo Pangestu. Ia dan perusahaannya berhasil memperoleh HPH (Hak Pengusahaan Hutan) di berbagai daerah besar di Indonesia. Seperti Sumatera Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, hingga Papua.

Pada tahun 1980-an, PT Barito melakukan ekspansi bisnis secara besar dengan berhasil memiliki lebih 20 anak perusahaan dan mencapai titik puncak masa kejayaan. Lalu, di tahun 1990-an, kesuksesannya meningkat pesat dengan membawahi 120 perusahaan yang berada pada sektor dan bidang di luar perhutanan HPH, seperti pabrik pulp, petrokimia, properti, taman Industri, dan transportasi kelautan.

Barito Pacific Timber berubah menjadi Barito Pacific pada 2007 sebagai upaya untuk menjadi perusahaan sumber daya yang terdiversifikasi. Dan kini, anak Prajogo, yakni Agus Salim Pangestu menjadi penerus bisnis Barito Pacific Group.

Per Desember 2024 lalu, Majalah Forbes mendapuk pria yang di tahun 2025 berusia 81 tahun ini sebagai orang terkaya nomor 2 di Indonesia dengan total kekayaan mencapai U$32,5 miliar atau setara Rp520,7 triliun (kurs Rp16.023 per dolar AS).

2. Sukanto Tanoto

Sukanto Tanoto atau Tan Kang Hoo adalah konglomerat pemilik grup usaha Royal Golden Eagle International (RGEI) yang dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas yang berbasis di Singapura. Sukanto tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia nomor 19 tahun 2024 versi Majalah Forbes, dengan kekayaan U$3,4 miliar atau setara Rp54,4 triliun.

Dikutip dari laman RGE, Sukanto memulai bisnisnya pada 1967 sebagai pemasok suku cadang dan pengusaha di bidang jasa konstruksi untuk industri minyak. Pada 1973, ia mendirikan RGE di bidang kayu lapis. RGE kemudian berkembang menjadi pemain lokal hingga global.

Awalnya, di tahun tersebut Sukanto Tanoto melihat peluang saat berbisnis kayu setelah Indonesia menjadi negara pengekspor kayu log ke Jepang dan Taiwan untuk diolah menjadi Plywood, sebelum diimpor lagi ke Indonesia dengan harga yang lebih tinggi. Melihat sistem bisnis yang tidak menguntungkan, Tanoto berencana untuk membuka pabrik dan mendirikan pabrik kayu Plywood pertama di Indonesia.

Sukanto Tanoto menguasai ratusan ribu hektare lahan konsesi yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Namanya sempat mencuat ke publik beberapa waktu lalu, karena salah satu lahannya berada di lokasi Ibu Kota Negara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Saat ini, kelompok usahanya telah menjadi bisnis terkemuka di bidang industri pulp dan kertas (APRIL dan Asia Symbol), minyak kelapa sawit (Asian Agri dan Apical), serat viscose (Sateri dan Asia Pacific Rayon), selulosa khusus (Bracell), serta pengembangan sumber daya energi (Pacific Oil & Gas), dengan wilayah operasi di Indonesia, Tiongkok, Brasil, Spanyol, dan kantor-kantor pemasaran di banyak negara di seluruh dunia.

Baca Juga: Akhir Tahun 2024, 10 Pengusaha Kakap Ini Masih Jadi Top Orang Terkaya di Dunia, Siapa Saja?