Pameran perdana interzum jakarta dan International Hardware Fair Indonesia resmi ditutup dengan catatan sukses besar. Digelar bersamaan dengan IFMAC & WOODMAC pada 24–27 September 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, ajang ini berhasil menarik 13.689 pengunjung bisnis serta menghadirkan 482 peserta pameran dari 49 negara.

Mengisi area seluas 17.832 m², ketiga pameran ini menampilkan rantai pasok industri paling komprehensif di Asia Tenggara. Mulai dari produksi furnitur, desain interior, perangkat keras, mesin pengolahan kayu, hingga komponen pendukung, semuanya dipamerkan dalam satu atap.

Baca Juga: Interzum, IHF, dan IFMAC & WOODMAC Buka Peluang Bisnis Global di Jakarta

Antusiasme besar ini menjadi cerminan peran Indonesia yang kian berkembang sebagai pusat desain, produksi, dan inovasi manufaktur di kawasan regional.

“Debut ini menjadi titik awal yang kuat bagi pengembangan interzum jakarta dan International Hardware Fair Indonesia sebagai platform jangka panjang di Asia Tenggara. Pada 2026, kami menargetkan lebih banyak partisipasi dari perusahaan internasional, paviliun nasional, serta kolaborator baru,” ujar Mathias Kuepper, Managing Director & Vice President Asia-Pacific Koelnmesse Pte Ltd.

Hal senada disampaikan Rini Sumardi, Direktur WAKENI. “Dengan menggabungkan reputasi kuat IFMAC & WOODMAC bersama debut interzum jakarta dan International Hardware Fair Indonesia, kami berhasil menghadirkan sebuah platform industri yang benar-benar menyeluruh. Seluruh rantai pasok bisa ditemukan di Jakarta.”

Baca Juga: Indonesia Jadi Pusat Industri Furnitur & Woodworking Lewat Tiga Pameran Internasional

Salah satu sorotan pameran adalah Re:Create Stage, panggung berbagi pengetahuan yang membahas isu-isu penting seperti material sirkular, desain multifungsi, hingga ekosistem material alternatif. Program ini menghadirkan nama-nama seperti Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) dengan topik furnitur multifungsi, serta PLAYO yang membahas ekosistem material alternatif.

Bagi para pengunjung, sesi ini menjadi nilai tambah yang berarti. “Topik yang dibahas memberikan saya wawasan praktis yang bisa langsung diterapkan dalam proyek. Program ini melengkapi pameran dengan cara yang sangat bermakna,” ujar Deasi Dianasari, Duta Asia-Pacific Space Designers’ Association (APSDA).

Suara positif juga datang dari kalangan kreator dan industri. Dimas Gepeto, DIY Influencer, menyebut acara ini sebagai hidden gem. “Pameran ini menampilkan berbagai merek lokal maupun internasional, dari yang umum hingga premium. Indonesia punya potensi kuat untuk bersaing dengan produk luar. Tinggal bagaimana awareness publik ditingkatkan.”

Baca Juga: Lewat Gedor Ekspor, UKM Binaan Pelindo Raup Transaksi Miliaran Rupiah di Pameran Internasional

Bagi peserta pameran, Indonesia terbukti menjadi pasar yang menarik. Philipp Senft, Manager International Lamello AG, menilai interzum jakarta membuka peluang besar. “Indonesia adalah pasar yang dinamis dengan sektor furnitur yang terus tumbuh. Bagi pemasok Eropa, ini titik masuk berharga untuk terhubung dengan pembeli Asia Tenggara.”

Hal yang sama dirasakan Aaron Boo, Managing Director Phyta Asia. “Indonesia adalah salah satu negara dengan penjualan tertinggi perangkat lunak Phyta. Selama pameran, kami bertemu banyak calon pelanggan dan mitra potensial.”

Baca Juga: Pameran Heli Expo Asia 2025 Resmi Digelar

Dari sisi perangkat keras, Torben Kloska, Sales Manager Brockhaus HEUER, menegaskan manfaat International Hardware Fair Indonesia. “Kami bisa bertemu distributor lokal dan pembeli internasional dalam satu tempat. Komposisi pengunjung sangat sesuai dengan pasar yang kami targetkan.”

Dengan pencapaian ini, Jakarta semakin memperkuat posisinya sebagai titik pertemuan utama industri furnitur, desain, perangkat keras, dan pengerjaan kayu di Asia Tenggara. Ketiga pameran ini akan kembali hadir pada 23–26 September 2026 di JIExpo Kemayoran, menawarkan platform terintegrasi di mana tren global, teknologi terbaru, dan praktik berkelanjutan bertemu untuk membentuk industri masa depan.