Industri fesyen Tanah Air semakin dinamis dengan kehadiran TYGA, brand lokal yang baru saja melakukan debutnya lewat pembukaan toko pertama di Pondok Indah Mall 3, lantai 2. Mengusung nilai self-authenticity, kebebasan berekspresi, dan inklusivitas lintas generasi, TYGA tampil bukan hanya sebagai label pakaian, melainkan sebagai ruang komunitas yang memadukan gaya dan makna sosial.

Dengan konsep City of TYGA, toko ini dirancang sebagai tempat berkumpulnya berbagai generasi, mulai dari Gen Z, milenial, hingga kalangan senior yang terhubung bukan karena usia, tetapi karena nilai dan semangat yang sama.

Dalam peluncurannya, TYGA memperkenalkan koleksi perdana bertajuk UNSTIGMATIZED, yang terdiri dari 15 rilisan spesial. Setiap potongannya membawa pesan keberanian untuk tampil apa adanya, tanpa terkungkung norma atau ekspektasi sosial yang kerap melekat pada usia, gender, dan budaya.

Baca Juga: Cintai Bumi, Dukung Lokal: Ini Rekomendasi 6 Produk Fashion & Beauty yang Ramah Lingkungan

“Banyak dari kita, khususnya yang lebih senior, sering berkata ‘I used to be…’. Lewat TYGA, kami ingin semua orang merasa bahwa mereka still can, mereka masih bisa keren, relevan, dan bebas berekspresi tanpa memandang usia,” ujar Niccolas Lim, Creative Director TYGA kepada Olenka.

Koleksi ini tampil mencolok dengan visual wajah-wajah model yang disensor menggunakan kotak oranye. Visual tersebut bukan sekadar gimmick, melainkan pernyataan bahwa identitas tidak selalu harus terlihat untuk bisa dimengerti. Di balik sensor itu, TYGA mengajak publik melihat konteks, bukan label.

Salah satu ilustrasi kuat dalam kampanye ini adalah sosok pria muda yang sedang menjahit, di mana aktivitas itu yang sering dikaitkan dengan perempuan dan seorang lansia yang bermain game, yang umumnya diasosiasikan dengan anak muda. Lewat ilustrasi itu, TYGA ingin menyampaikan pesan bahwa gaya dan aktivitas tidak punya batas usia.

Baca Juga: Rahasia Fashionista: 5 Bahan Busana yang Membuat Anda Seketika Tampak Kaya dan Elegan

Koleksi UNSTIGMATIZED dirancang dengan pendekatan yang mengutamakan kenyamanan, kualitas, dan filosofi desain yang personal. Menggunakan material seperti cotton heavy-weight, teknik washed, exposed seams, dan raw edges, TYGA menampilkan busana dengan karakter kuat namun tetap terasa “jujur” dalam pengerjaannya.

Siluet longgar dan terstruktur membuat setiap busana terasa effortless, sementara palet warna netral dan earthy menunjukkan bahwa produk TYGA tidak ditujukan untuk satu gender atau kelompok usia tertentu. Warna oranye menjadi elemen khas sebagai simbol semangat inklusif dalam “kota” imajiner TYGA.

“Kami menghindari desain yang terlalu trend-driven, karena kami ingin produk TYGA bisa dikenakan lintas waktu dan lintas generasi. Pakaian harus terasa personal, bukan hanya sekadar modis,” lanjut Niccolas.

Baca Juga: Daftar 12 Clothing Brand Legendaris yang Menjadi Ikon Fashion Indonesia

Lebih dari sekadar menjual pakaian, TYGA membangun komunitas melalui program keanggotaan bertajuk Citizens of TYGA Passport. Dengan pembelanjaan dalam jumlah tertentu, pelanggan akan mendapatkan paspor eksklusif yang dapat diisi dengan post stamp dari setiap transaksi, baik online maupun offline.

Terdapat pula limited edition stamp yang bisa ditukar dengan item spesial. Strategi ini tidak hanya memperkuat loyalitas pelanggan, tetapi juga mendorong mereka untuk merasa menjadi bagian dari ekosistem TYGA yang aktif dan progresif.

Mengusung semangat eksplorasi dan kebebasan, store TYGA di PIM 3 dirancang sebagai ruang yang memadukan fungsi ritel dan komunitas. Salah satu elemen uniknya adalah fitting room berbentuk lift, menghadirkan pengalaman mencoba pakaian yang terasa seperti “naik” ke lantai gaya sesuai identitas masing-masing pengunjung.

Baca Juga: 15 Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Brand Modest Fashion Lokal

Selain menjual produk, TYGA juga berencana menggelar berbagai event komunitas, seperti creative gathering, diskusi intergenerasional, hingga lokakarya seni dan gaya hidup yang membuka ruang dialog lintas usia.

Melalui debutnya yang kuat dan penuh makna, TYGA bukan hanya menambah warna baru dalam peta fesyen Indonesia, tetapi juga mengajak semua orang untuk menjalani hidup dan mengekspresikan diri tanpa takut akan stigma.