Pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan segera berakhir. Satu dekade di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan, terutama dalam aspek ekonomi. Transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan yang dilakukan oleh Jokowi mencakup berbagai inisiatif, mulai dari pembangunan infrastruktur besar-besaran hingga reformasi struktural.
Filantropis ternama Dato Sri Tahir turut melihat langkah yang diambil Presiden Jokowi dalam mewujudkan grand plan ekonomi Tanah Air. Bos Mayapada Group ini melihat, Presiden Jokowi mengambil pendekatan yang berbeda dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Kita mengisi growth itu ada beberapa cara. Satu, lihat China, kita tahu China dulu mengalami growth sampai dua digit, ternyata keropos sampai turun di bawah lima persen. Kenapa? Karena Growth-nya GDP itu diisi oleh konsumtif,” ujar Dato Sri Tahir seperti Olenka kutip, Kamis (29/8/2024).
Baca Juga: Daftar Portofolio Bisnis Sektor Keuangan Milik Dato Sri Tahir
Menurut Tahir, Jokowi memilih pendekatan dengan fokus pada produktivitas pertumbuhan, alih-alih konsumtif. Hal tersebut dianggap sebagai langkah penting dalam mencapai pertumbuhan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Hebatnya Pak Jokowi ini begitu beliau ambil alih office presiden, beliau ingin mengisi growth bukan dari konsumsi tapi dari produktif. Ini fatal very crucial dan important, ini tolak mulainya. Jadi, kita tidak melihat sekadar pembangunan tol, DAM, dan lain-lainnya, tapi kita mau lihat beliau punya suatu grand plan bahwa GDP atau Growth ini diisi oleh apa? Kalau kita bilang suatu negara itu (growth) 5 atau 6 persen itu relatif, yang terpenting adalah saya mau tanya isinya apa di dalamnya?” tutur Tahir.