Singkat cerita, dalam penerbangan ke Hongkong, Mochtar Riady mampu meyakinkan Liem Sioe Liong untuk bersama-sama membesarkan BCA. Liem Sioe kemudian membawa semua koneksinya di pabrik rokok untuk menjadi nasabah BCA.
“Oleh karena Lim Sioe pada saat itu adalah agen tunggal atau monopoli di dalam Cengkeh. Jadi semua pabrik rokok itu mempunyai hubungan baik dengan Om Lim. Maka saya merangkul Om Lim, membangun BCA dan saya usahakan semua pabrik rokok itu menjadi nasabah BCA. Dari hulu supplier terus sampai pengecer,” ujarnya.
Baca Juga: Jajal Bandara, Jumat Besok Jokowi ke IKN Lagi Naik Pesawat Lebih Besar
Dari sini BCA mulai menggeliat barapan menjadi bank clearing house bukan sebuah kemustahilan lagi, nasabahnya mulai berlipat ganda, tak hanya dari pabrik rokok, nasabah BCA juga datang dari kelompok industri lainnya.
“Setelah itu saya berusaha agar melalui investment untuk merangkul pengusaha-pengusaha bahan pembangunan. Dan setelah itu melalui Bogasari untuk merangkul semua pengusaha bahan makanan. Dengan demikian dalam 7 tahun saya berhasil untuk merangkul 3 industri menjadi nasabah BCA,” bebernya.
“Dan seterusnya saya telah berhasil untuk merangkul 86 industri di Indonesia itu menjadi nasabah BCA. Akhirnya adalah Bank Sentra Asia menjadi clearing house yang kedua setelah Bank Indonesia. Semua pembayaran itu melalui Bank Sentra Asia. Ini adalah dasar yang paling kuat bagi BCA sekarang ini,” tambahnya memungkasi