Latar belakang keluarga itu lah yang membentuk Tahir dengan tujuan hidup mulianya membantu banyak orang.
“Jadi, kalau kita lihat dari sana, kita mulainya dan kita mau mengikuti, menjajaki, mengamati dengan baik. Maka dia menghasilkan hari ini, artinya kalau hari ini kita ada lebih itu sudah terima kasih banget. Saya tidak mengambil take for granted bahwa itu memang sepatutnya, karena Saya usaha keras, tidak,” imbuhnya.
Di lain kesempatan, Tahir pernah mengatakan bahwa sejak kecil sudah memiliki keinginan kuat untuk memberantas kemiskinan. Hal tersebut tampaknya yang juga menjadi alasan akan tujuan hidup yang dimilikinya.
“Waktu saya kecil di Surabaya sering lihat TV ada orang busung lapar, yang tinggal tulang, mungkin daerah Afrika atau mana. Waktu itu mungkin di bawah umur 10 tahun, saya punya sebuah tekad, di mana jikalau suatu hari saya mampu, saya akan hapuskan kemiskinan ini,” tuturnya.
Aksi kedermawanan lainnya yang pernah dilakukan Dato Sri Tahir di antaraya adalah menyerahkan sumbangan sebesar Rp 10 miliar kepada Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini yang akan diteruskan kepada Perwakilan Unicef Afghanistan Herve Ludovic de Lys, Sumbangan tersebut ditujukan untuk perempuan dan anak-anak di Afghanistan saat menghadapi masa genting akibat akumulasi berbagai keadaan darurat.