Menjajal Bisnis Dealer Mobil

Tahir mengatakan bahwa di tahun tersebut, ia melihat adanya perubahan masyarakat dengan semakin banyaknya orang yang memiliki kendaraan roda empat. Gaya hidup pun semakin menjadi incaran oleh berbagai kelas dalam masyarakat, tidak seperti tahun 1970-an ketika mobil biasanya hanya dimiliki oleh orang kaya.

“Saat itu kredit otomotif memudahkan orang untuk langsung memiliki mobil sendiri. Permintaan akan mobil pun melonjak signifikan. Mobil kelas menengah terjual dengan sangat baik,” ujar Tahir.

Lalu, pada pertengahan tahun, Tahir pun memberanikan diri untuk mendekati Salim Group dan mengajukan izin untuk membuka dealer mobil Suzuki. Seperti diketahui, saat itu mobil Suzuki sedang mendominasi penjualan di Indonesia. Akhirnya, kesepakatan pun terjadi. Tahir akhirnya membangun showroom mobil pertamanya yang berlokasi di Pecenongan, Jakarta Pusat.

“Tepat seperti yang saya prediksi, orang-orang meresponsnya dengan sangat baik. Saya adalah salah satu dari sekian pemilik dealer Suzuki yang menikmati keberhasilan permintaan pembelian mobil secara angsuran yang terus meningkat,” tutur Tahir.

Melihat bisnis mobilnya kian berkembang, Tahir pun lantas mengajukan pinjaman ke bank di Singapura untuk membangun titik dealer Suzuki berikutnya di Jakarta.

“Saya yakin akan potensi cerah dalam bisnis mobil ini. Saya pun berharap, bisnis ini dapat berkembang lebih baik lagi dalam waktu 5 tahun ke depan,” tukas Tahir.

Nasib baik sepertinya menyelimuti Tahir. Mobil yang ia jual kian laris manis di pasaran. Dealer Suzuki yang ia miliki jadi salah satu dealer yang pertumbuhannya paling pesat saat itu. Skema pembayaran pinjamannya pun berjalan sangat baik. Tahir pun mengaku, ia sangat menikmati bisnis mobil yang dijalankannya itu sambil terus memantau perkembangan bisnisnya yang lain.

“Menurut saya, pinjaman mobil adalah bisnis yang berisiko rendah karena orang cenderung membayar cicilan dengan baik, karena mereka tidak ingin kehilangan mobil karena gagal membayar. Jujur, saya sangat menikmati bisnis ini, sambil terus memantau perkembangan bisnis saya yang lain, yakni Duralex dan Ulferts,” pungkas Tahir.

Baca Juga: Dato Sri Tahir Bahas Perdamaian dan Kerukunan Beragama Bersama Paus Fransiskus di Kedubes Vatikan