Secara umum, literasi dapat diartikan sebagai keberaksaraan, yaitu kemampuan seseorang membaca dan menulis, menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Literasi menjadi salah pintu bagaimana Sumber Daya Manusia (SDM) yang berbudaya dan berkarakter diciptakan.
Seseorang dikatakan literate apabila ia memiliki pengetahuan dalam setiap aktivitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam masyarakat. Untuk itu, penting meningkatkan penerapan budaya literasi dalam kehidupan sehari-hari guna membentuk masyarakat yang berkarakter.
Hal itu juga disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI, Adin Bondar, dalam gelar wicara bertema Perpustakaan, Literasi, dan Inklusi di Kantor Berita ANTARA, Jumat (22/12/2023). "Dalam konsep penguatan budaya literasi, akan terwujud masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif dan berkarakter. Itu dapat dicapai melalui pengembangan kegemaran budaya membaca, penguatan konten perbukuan literasi, dan peningkatan akses."
Dapat diartikan bahwa suatu perwujudan untuk membentuk karakter bisa melalui budaya literasi. Literasi menjadi suatu sarana dalam memahami, mengenal, hingga menerapkan. Literasi menjadi faktor utama dalam meningkatkan suatu kualitas seseorang. Literasi juga sebagai tameng seseorang dalam bertindak.
Baca Juga: Gerakan Literasi Sekolah: Sasaran Programnya Ternyata Gak Cuma Siswa, Siapa Saja?
Sebenarnya, sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini, bisa menjadi "kunci" kemudahan masyarakat Indonesia untuk berliterasi. Pasalnya, kemudahan mengakses informasi kapan pun dan di mana pun menjadi salah satu langkah terang untuk menjalankan budaya tersebut.
Akan tetapi, di sisi lain beberapa orang tidak memanfaatkan teknologi dengan baik. Tentu ini menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya melek teknologi dan memiliki karakter cerdas dalam memanfaatkan teknologi untuk beliterasi.
Maka dari itu, dalam mengatasi permasalahan literasi di Indonesia, diperlukan adanya program yang rutin dijalankan, baik itu oleh pemerintah, swasta, maupun komunitas yang peduli terhadap literasi, di antaranya:
Menghadirkan Fasilitas Literasi
Beberapa fasilitas untuk melakukan budaya literasi telah tersebar di berbagai daerah. Hadirnya beberapa perpustakaan di daerah-daerah merupakan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Sebagaimana hal itu bertujuan agar masyarakat memiliki daya pikat terhadap minat membaca.
Kegiatan Seminar atau Kampanye Literasi
Lain daripada tempat, lembaga-lembaga pendidikan dan media juga turut gencar-gencarnya dalam membangun budaya literasi melalui berbagai kegiatan, salah satunya adalah seminar literasi dan kampanye tentang literasi.
Salah satu penggerak kampanye tersebut adalah Olenka. Berangkat dari kesadaran bahwa #LiterasiButuhAksi, Olenka berinisiatif menggelar Gerakan Literasi Indonesia Gemar Membaca Sejak Dini di beberapa wilayah di Bogor, Jakarta, dan Tangerang sejak Februari 2024 lalu.
Baca Juga: Lanjutkan Inisiatif #LiterasiButuhAksi, Olenka Kembali Gelar Kampanye Minat Baca di Jakarta
Olenka meyakini bahwa tanpa keterampilan literasi yang memadai, nantinya, individu mungkin akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan, memanfaatkan peluang pendidikan, memahami masalah global, dan mengambil keputusan yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Budaya baca yang baik akan berdampak positif pada kemampuan literasi anak. Dengan kemampuan literasi yang baik, Indonesia akan mampu menciptakan SDM yang unggul.
Hal serupa juga diamini oleh Adin. Ia berpendapat bahwa seorang literate akan berkontribusi terhadap kesejahteraan negara.
"Jadi, semakin tinggi indeks literasi masyarakat, maka negara itu akan maju dan sejahtera. Sebaliknya, apabila literasinya rendah, maka akan berdampak pula pada kemiskinan yang tinggi, kesehatan buruk, dan pengangguran juga tinggi," ucap Adin.