Dokter sekaligus entrepreneur, Tirta Mandira Hudhi, atau yang akrab disapa dr. Tirta, menekankan bahwa dalam dunia usaha, hampir tidak ada orang yang benar-benar memulai dari titik nol.

“Makanya saya bilang, memang tidak ada istilah pengusaha-usaha itu dari zero, itu omong kosong,” ungkap dr. Tirta, dikutip Olenka, Rabu (23/7/2025).

Menurutnya, setiap orang pasti memiliki privilege atau modal awal, sekecil apa pun itu, yang menjadi bekal dalam merintis usaha.

“Saya selalu bilang, orang yang bilang, saya dari nol, itu nggak ada. Karena rata-rata punya privilege. Privilege saya dari bapak ibu saya bang, makanya saya keuangannya pinter,” tukas dr. Tirta.

Meski demikian, ia menekankan pentingnya belajar dan bekerja keras. Rezeki, kata dr. Tirta, selalu berhubungan dengan seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada orang lain.

“Langkah kita memang buka rezeki baik orang lain,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pola pikir sebagian lulusan perguruan tinggi yang menginginkan hasil instan dan gaji tinggi sejak awal bekerja.

Menurut dr. Tirta, inilah tantangan terbesar bagi para sarjana untuk menurunkan ekspektasi dan memulai karier dari bawah.

Baca Juga: Dokter Tirta: Privilege Terbaik adalah Penampilan Kalau Muka Anda Burik Minimal Berpakaian Rapi

“Kalau dididik S1 lebih susah. Kenapa? Karena orang sarjana itu rata-rata mereka sudah masang itu tinggi, tinggi banget. Mereka datang pengennya gaji tinggi. Jadi mereka rata-rata instan,” jelasnya.

Lebih lanjut, dr. Tirta menekankan pentingnya kesadaran diri dalam mengatur keuangan dan gaya hidup.

Ia pun mengingatkan bahwa jika seseorang sejak awal tidak pernah merasakan hidup susah dan terus memaksakan standar hidup yang tinggi, pada akhirnya ia akan terjebak dalam jeratan utang demi mempertahankan gaya hidup semu.

“Nah itulah pelajaran bagi kita. Nah kalau kamu nggak biasa hidup susah, kamu tinggi terus, ya akhirnya kamu terjebak dalam sistematika kredit buat gaya hidup. Dan bisa membedakan keinginan dan keinginan dan gaya hidup,” ujarnya.

Menurut dr. Tirta, banyak orang sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga terjebak dalam pola konsumtif tanpa memikirkan kondisi keuangan jangka panjang.

“Kita harus memahami prioritas adalah kunci agar tidak terperangkap dalam utang hanya demi penampilan atau gengsi semata,” tandasnya.

Baca Juga: Cum Laude Saja Tak Cukup, Dokter Tirta: Sukses Juga Butuh Self Improvement