3. Boss Suka Menyalahkan Anggota, Leader Bertanggung Jawab

Ketika sebuah tim gagal, seorang leader akan mengambil tanggung jawab. Mereka melihat apa yang salah, lalu belajar dari kesalahan yang ada. Mereka memahami bahwa jika tim tidak memenuhi pencapaian maka perlu melakukan beberapa penyesuaian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Namun di sisi lain, para bos belum tentu mengakui kegagalan kelompoknya. Mereka akan lebih cenderung menyalahkan karyawan atau anggotanya dan menuding ketika kegagalan terjadi.

4. Leader Fokus Pada Solusi Berkelanjutan, Bukan Perbaikan Cepat

Menukil dari laman Intelivate, seorang bos akan mengajari apa yang harus dilakukan anggotanya. Sementara pemimpin atau leader akan menunjukkan kepada anggota bagaimana dan mengapa harus melakukannya.

Fokus pada solusi adalah salah satu pendekatan kepemimpinan yang paling penting karena membuat pembelajaran berkelanjutan dan dapat ditransfer ke situasi lain. Pembelajaran berkelanjutan dan kemandirian merupakan penghalang besar bagi kepemimpinan yang toxic dan manajemen skala mikro.

5. Boss Mengharapkan Hasil Besar, Leader Murah Hati dengan Pujian

Pemimpin atau leader adalah seseorang yang menghargai pencapaian anggotanya, kecil sekali pun. Bila mana memberikan kritik, akan memberikan kritik yang membangun. Mereka juga tak sungkan memberikan pujian dan penghargaan yang dapat memotivasi anggota untuk bekerja lebih baik. 

Sedangkan seorang boss selalu mengharapkan hasil yang besar dan hanya menerima pekerjaan yang baik. 

6. Boss Menghitung Nilai, Leader Menciptakan Nilai

Seorang pemimpin menciptakan nilai dengan memberi contoh, sedangkan bos hanya fokus menghitung nilai. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pemimpin memberikan kritik yang membangun untuk membantu seseorang menjadi lebih baik. Sementara atasan langsung mengecilkan hati seseorang yang dapat menyebabkan mereka melepaskan diri.

Baca Juga: Mau Langsing Pas Lebaran? Biar Berhasil, Yuk Ikuti 6 Tips Diet saat Puasa Ramadan Berikut Ini!

Baca Juga: Semarak Ramadan, Supermal Karawaci Gelar Program Blessings of Ramadan hingga 21 April 2024

7. Boss Bikin Gugup, Leader Mendorong Anggota untuk Percaya Diri

Perbedaan terakhir, namun mungkin paling penting, antara bos dan pemimpin adalah bagaimana mereka memengaruhi emosi. Tidak ada yang membuat pemimpin lebih bahagia daripada ruang kerja yang penuh inspirasi, di mana karyawan merasa nyaman menyuarakan pendapat mereka. 

Atasan sering kali menciptakan suasana ketakutan yang menghambat perilaku tersebut, dan pemimpin menciptakan ruang aman yang membina sikap tersebut.

Orang yang bahagia melakukan pekerjaan dengan baik. Yang harus kamu lakukan sebagai pemimpin adalah menunjukkan rasa hormat dan memberi penghargaan kepada anggota. Itu sebabnya kesuksesan besar—hanya mungkin terjadi dengan kepemimpinan yang hebat.

Growthmates, setiap pemimpin yang baik bisa menjadi bos, tapi setiap bos tidak bisa menjadi pemimpin!