Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah ekspansi yang dilakukan PT Citra Terus Makmur sebagai langkah strategis dalam memperkuat struktur dan rantai pasok industri tekstil nasional. 

Menurut Menperin, ekspansi ini merupakan bukti nyata bahwa pelaku industri tekstil di Tanah Air terus menunjukkan optimisme dan keyakinan terhadap prospek pertumbuhan industri manufaktur Indonesia.

Baca Juga: Ini Isi Tuntutan Aliansi Masyarakat Tekstil Indonesia (AMTI) di Hari Sumpah Pemuda...

“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada PT Citra Terus Makmur atas langkah ekspansi yang strategis ini. Upaya perluasan yang dilakukan perusahaan tidak hanya menambah kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat struktur dan rantai pasok industri tekstil nasional,” ujar Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada peresmian perluasan pabrik PT Citra Terus Makmur.

Langkah ekspansi tersebut melibatkan investasi  dengan peningkatan kapasitas ini, PT Citra Terus Makmur tidak hanya memperluas pasar domestik, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok tekstil global.

Baca Juga: Ramuan Ajaib Purbaya Sembuhkan Industri Tekstil yang Mati Suri

Agus menilai ekspansi ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam mendorong pertumbuhan sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), yang selama ini menjadi salah satu kontributor utama terhadap perekonomian dan penyerapan tenaga kerja nasional.

"Investasi ini menjadi bukti kuatnya kepercayaan investor terhadap industri TPT nasional. Kami berharap langkah PT Citra Terus Makmur dapat menginspirasi pelaku industri lainnya untuk terus berinovasi dan memperluas kapasitas produksinya,” tambahnya.

Menperin menegaskan bahwa meskipun sektor TPT menghadapi sejumlah tantangan global, kinerja industri ini tetap menunjukkan ketahanan. Pada Triwulan III 2025, pertumbuhan industri tekstil dan pakaian jadi tercatat 0,93%, sementara kinerja ekspornya tetap stabil di angka USD 8,07 miliar, dengan surplus perdagangan USD 2,5 miliar.

Selain itu, subsektor TPT terus menarik minat investor. Setelah sempat menurun pada tahun 2023, nilai investasi meningkat tajam menjadi Rp21,44 triliun pada 2024, dan hingga September 2025 sudah terealisasi Rp13,85 triliun. Industri ini juga tetap menjadi penyerap tenaga kerja utama, dengan 3,76 juta orang bekerja di sektor TPT, atau 19,18% dari total tenaga kerja manufaktur nasional.

“Fakta ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tekanan eksternal, industri TPT masih memiliki daya tahan dan potensi besar untuk terus tumbuh. Pemerintah terus memberikan dukungan agar industri ini dapat bertransformasi menjadi lebih efisien, modern, dan berdaya saing global,” ungkap Agus.

Agus menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kemenperin telah menyiapkan berbagai kebijakan dan program untuk memperkuat daya saing industri TPT. Upaya tersebut meliputi pemberian insentif fiskal dan nonfiskal, peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan program link and match, serta percepatan restrukturisasi mesin dan peralatan produksi.

Selain itu, Menperin juga menegaskan komitmennya untuk mendukung ketersediaan bahan baku. "Berdasarkan undang undang perindustrian, pemerintah diwajibkan untuk meyiapkan bahan baku yang dibutuhi," tegasnya.