Kemampuan literasi bukan hanya sebatas kemampuan menulis, membaca, atau bahkan memahami isi bacaan. Literasi memiliki pengertian yang sangat luas, pun dengan jenis-jenisnya. Salah satu cabang literasi yang menjadi sorotan adalah literasi lingkungan. Growthmates, pernahkah kamu mendengar apa itu literasi lingkungan?

Mengutip dari Esa Journal, istilah literasi lingkungan pertama kali digunakan 45 tahun yang lalu dalam terbitan Massachusetts Audubon oleh Roth (1968) yang menanyakan, “Bagaimana kita bisa mengetahui warga negara yang melek lingkungan?”. Sejak saat itu, arti istilah literasi lingkungan pun berkembang dan ditinjau secara ekstensif.

Gagasan literasi lingkungan saat itu terus digalakkan melalui wacana kreatif dan intensif dari berbagai sudut pandang. Makna literasi lingkungan yang paling diterima secara luas adalah bahwa literasi ini mencakup kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait dengannya, serta pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk bekerja menuju solusi masalah-masalah dan pencegahan masalah-masalah baru (NAAEE 2004).

Roth (1992) menyatakan, seseorang harus menjadi warga negara yang berwawasan lingkungan dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang masalah lingkungan. Adapun konsep literasi lingkungan ditekankan dalam tiga aspek, yakni alam, masalah yang terjadi di lingkungan, dan solusi untuk mengatasi masalah lingkungan.

Masih mengutip dalam jurnal yang sama, Simmon (1995) mengidentifikasi tujuh komponen utama literasi lingkungan yang menjadi dasar struktur Pedoman Pembelajaran NAAEE (NAAEE 2000/2004), di antaranya adalah:

1. Pengaruh, keinginan dan kapasitas untuk membuat penilaian yang bernuansa, etis, dan bertanggung jawab mengenai masalah lingkungan serta solusinya. 

2. Pengetahuan ekologi, pemahaman tentang sistem alam dan konsep ekologi seperti ekosistem, siklus biogeokimia, dan saling ketergantungan.

3. Pengetahuan sosial-politik, pemahaman tentang sistem sosio-politik dan ekonomi serta pengaruhnya terhadap aktivitas dan nilai-nilai penting ekologis masyarakat.

Baca Juga: Bantu Jaga Alam, Pentingnya Mengajarkan Ecoliteracy pada Anak-anak