Growthmates, "literasi" mungkin sering kita dengar, namun kerap kali masih belum dipahami apa itu arti literasi?
Mengutip dari Education Development Center (EDC), pada Selasa (05/03/2024), literasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.
Usut punya usut, pengertian dari literasi sendiri selalu berevolusi seiring dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi hanya sebatas kemampuan membaca dan menulis, saat ini artinya lebih luas lagi. Pasalnya, kini literasi memiliki banyak variasi, mulai dari literasi media, literasi digital, literasi sains, literasi finansial, dan lain sebagainya.
Munculnya era literasi baru tidak lepas dari era revolusi industri 4.0. Kondisi ini, adalah era dunia industri digital telah menjadi suatu paradigma dan acuan dalam tatanan kehidupan saat ini. Era revolusi industri 4.0 hadir bersamaan dengan era disrupsi yang sejak tahun 2017 mulai direspon serius kalangan terdidik.
Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 atau era disrupsi diperlukan “literasi baru” selain literasi lama. Literasi lama yang ada saat ini digunakan sebagai modal untuk berkiprah di kehidupan masyarakat. Literasi data, teknologi, dan SDM harus direspon pendidikan tinggi yang bisa dimasukkan ke dalam pembelajaran.
Baca Juga: Olenka Gelar Gerakan Literasi Indonesia Gemar Membaca sejak Dini untuk Tingkatkan Minat Baca
Menurut penelitian Hamidulloh Ibda, dijelaskan bahwa penguatan literasi baru pada guru dan dunia pendidikan menjadi penting karena sebagai kunci perubahan, revitalisasi kurikulum berbasis literasi dan penguatan peran guru yang memiliki kompetensi digital.
Guru berperan membangun generasi berkompetensi, berkarakter, memiliki kemampuan literasi baru, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendidikan sebagai dasar penentu kecerdasan intelektual, spiritual, dan emosional pada anak, harus memperkuat keterampilan literasi abad 21. Mulai aspek kreatif, pemikiran kritis, komunikatif, dan kolaboratif.
UNESCO memaparkan bahwa hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba, yakni memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Dari semua itu, merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
Pengertian Literasi dari Kacamata Para Ahli
Ada beberapa ahli yang ikut berpendapat tentang pengertian literasi dari kacamata mereka masing-masing. Agar kita dapat lebih memahami apa itu literasi, kita dapat merujuk pada pendapat ahli berikut ini:
1. Elizabeth Sulzby
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi, yaitu kemampuan menulis dan membaca.
2. Harvey J. Graff
Menurut Harvey J. Graff “2006”, Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri seseorang untuk menulis dan membaca.
3. Merriam – Webster
Menurut kamus online Merriam – Webster, Literasi ialah suatu kemampuan atau kualitas melek aksara di dalam diri seseorang dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan juga mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
4. Alberta
Menurut Alberta, Literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
5. National Institute for Literacy
National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini memaknai Literasi dari perspektif yang lebih kontekstual. Dari definisi ini terkandung makna bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.
Jenis Literasi
Berikut jenis-jenis literasi yang telah berkembang di masyarakat, seperti dikutip dari Buku Panduan Gerakan Literasi Nasional Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca Juga: Lanjutkan Inisiatif #LiterasiButuhAksi, Olenka Kembali Gelar Kampanye Minat Baca di Jakarta
1. Literasi baca dan tulis
Literasi baca dan tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, dan memahami informasi.
Hal ini diperlukan untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial.
2. Literasi numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk memperoleh, menginterpretasikan, menggunakan, dan mengomunikasikan berbagai macam angka dan simbol matematika untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari-hari.
Literasi numerasi juga berupa kemampuan untuk menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti grafik, tabel, bagan, dan sebagainya untuk mengambil keputusan.
3. Literasi sains
Literasi sains adalah pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta.
Literasi sains juga merupakan kemampuan memahami karakteristik sains, membangun kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
4. Literasi digital
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya.
Pemanfaatan ini harus dilakukan secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Pentingnya Memperkenalkan Literasi Digital pada Anak Usia Dini, Kapan Waktu yang Tepat?
5. Literasi finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep, risiko, keterampilan, motivasi, dan pemahaman agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial.
Tujuan pemahaman ini untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
6. Literasi budaya dan kewargaan
Literasi budaya adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami dan bersikap terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa.
Sementara literasi kewargaan adalah pengetahuan dan kecakapan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat.
Prinsip-Prinsip Literasi
Selain mengetahui tentang pengertian literasi, definisi yang diungkapkan para ahli dan jenis-jenis literasi, kita juga perlu memahami tentang beberapa prinsip penting dalam pengembangan literasi di suatu lembaga pendidikan. Menurut Kylene Beers 2009, berikut ini ialah beberapa prinsip pengembangan literasi sekolah, yaitu:
1. Bersifat Berimbang
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain, sekolah harus menerapkan prinsip ini dengan menerapkan strategi dalam membaca dan variasi bacaan.
2. Bahasa Lisan Sangat Penting
Setiap siswa harus dapat berdiskusi tentang suatu informasi dalam diskusi terbuka yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat, dengan begitu diharapkan siswa mampu menyampaikan pendapatnya dan melatih kemampuan berpikir lebih kritis.
Baca Juga: Baca Buku di KRL: Langkah Besar Bagi Kemajuan Perjalanan Literasi di Nusantara
3. Berlangsung pada Suatu Kurikulum
Menurut Kylene Beers, seharusnya program literasi diterapkan pada seluruh siswa dan tidak tergantung pada kurikulum tertentu, dengan kata lain kegiatan literasi menjadi suatu kewajiban bagi semua guru dan bidang studi.
4. Pentingnya Keberagaman
Keberagaman ialah sesuatu yang layak untuk dihargai dan dirayakan di setiap sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan berbagai buku bertema kekayaan budaya negara Indonesia sehingga siswa lebih mengenal budaya bangsa dan turut serta melestarikannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa literasi bukan hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis karena melibatkan pengetahuan bahasa (lisan dan tulisan), kemampuan kognitif, serta pengetahuan mengenai genre dan kultural.