Anies Baswedan sudah dipastikan gagal maju di Pilkada Jakarta 2024 setelah tak ada satupun partai politik yang menyatakan ketertarikan kembali mengusung Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu.

Pasca kegagalan di Jakarta, Anies Baswedan sempat diisukan bakal maju di  Pilkada Jawa Barat, bahkan mencuat pula wacana poros ketiga dari partai-partai non parlemen yang mau mengusung Anies di Pilkada Jakarta. 

Namun hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) menutup pendaftaran calon  kepala daerah, kedua wacana itu tak kunjung menjadi kenyataan. Anies benar-benar gagal menjadi kontestan di Pilkada kali ini. 

Gagal melaju ke Pilkada Jakarta, Anies mengaku sangat menyesal. Wajar, Anies sebelumnya sangat berharap untuk mendapatkan tiket calon gubernur itu. 

Baca Juga: Demi Tujuan Ini, Prabowo Ingin Tiru Cara Jokowi

Sempat dideklarasikan sebagai calon gubernur oleh PKS, namun setelahnya Anies justru ditelantarkan di tengah jalan, PKS memilih bergabung dengan koalisi super jumbo Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono. 

PDI Perjuangan sempat memanfaatkan momen itu, diisukan partai tersebut bakal mengusung Anies Baswedan, namun haluan politik partai moncong putih itu berubah di detik-detik terakhir. PDI Perjuangan justru memilih Pramono Anung dan Rano Karno sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur. 

"Kalau saya ditanya ada penyesalan, tidak? ada. Ada penyesalan itu," kata Anies Baswedan dilansir Olenka.id Rabu (4/9/2024). 

Penyesalan Anies bukan karena karier politiknya yang mandek setelah tidak menjadi siapa-siapa karena tak ada sokongan partai politik, kekecewaan itu menyelimuti hatinya lantaran dirinya sudah tak bisa berbuat banyak untuk warga Jakarta. Berbagai program yang telah ia canangkan pada satu periode sebelumnya harus terhenti. 

Aspirasi masyarakat miskin kota yang telah ia tampung dalam beberapa bulan terakhir tak bisa ia salurkan, sebab di tangannya sudah tak ada kekuasaan yang ia genggam. Anies mengaku itu adalah salah satu penyesalan terbesarnya selama berkiprah di dunia politik. 

"Yang saya sesali adalah aspirasi warga kampung-kampung miskin kota, rakyat miskin kota yang berdatangan ke rumah ini, di tempat sini setelah selesai pilpres kemarin bergantian, berombongan datang, bergantian menyampaikan keinginan, aspirasi Pak tolong kembalikan kondisi yang kemarin kita rasakan satu setengah tahun ini hilang," bebernya. 

"Dari mulai usaha untuk perbaikan kampung-kampung kumuh, perbaikan kondisi ekonomi mereka yang selama itu kami selalu dijadikan sebagai fokus perhatian dan selama beberapa bulan ini saya datang mengelilingi mereka semua," tambahnya. 

Kegagalan merebut tiket calon gubernur Jakarta bikin Anies merasa bersalah, keluh kesah warga miskin kota tak biasa ia tuntaskan. Baginya berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat hanya bisa bisa diselesaikan jika dirinya kembali menjadi gubernur Jakarta. Anies merasa gagal menolong masyarakat miskin kota yang jumlahnya masih sangat banyak di Jakarta. 

"Ini bagi saya kalau dibilang perasaan ya, ada perasaan waduh ini aspirasi ini nggak bisa kita tuntaskan. Lihat warga Kampung Bayam yang terlantar berat rasanya, lihat kampung-kampung yang setiap kali kita datang, Pak tolong ini dituntaskan beras rasanya kalau mereka tidak mendapatkan penuntasan usaha meningkatkan kesejahteraannya," ucapnya.

Minta Maaf ke Warga Jakarta

Perasaan bersalah karena tak ikut kontestasi Pilkada Jakarta untuk yang kedua kalinya bikin Anies memohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat. Kegagalan mengantongi tiket cagub membuat semua rencana manis yang telah tertata rapi di dalam pikirannya juga gagal dieksekusi. 

Baca Juga: Perang Bintang di Kandang Banteng

"Warga kampung kota, rakyat miskin kota Saya minta maaf karena tidak bisa membantu melalui jalan pemegang kewenangan, pembuat kebijakan,” ucapnya.

Kendati gagal melangkah ke panggung  Pilkada Jakarta, namun perjuangan Anies Baswedan membahagiakan serta mensejahterakan masyarakat Jakarta tak  terhenti begitu saja, eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini akan mencari jalan lain untuk menunaikan semua kebaikan yang telah ia rencanakan. 

“Tapi bukan berarti perjuangan kita berhenti dan bukan berarti ikhtiar kita selesai di sini, enggak! dengan cara lain nanti kita sama-sama berjuang untuk bisa memperbaiki kondisi rakyat miskin kota yang saat ini sedang menghadapi tantangan yang besar sekali," tegasnya. 

Anies Tak Boleh Tenggelam

Anies sendiri sudah berkomitmen untuk terus berkegiatan bersama masyarakat meski statusnya dalam dunia politik Tanah Air sudah samar-samar. Anies tetap rajin turun ke lapangan bertemu dan menyapa masyarakat. 

Strategi ini memang jitu untuk menjaga elektoralnya, namanya tidak akan tenggelam di tengah munculnya sosok dan nama-nama baru di kancah politik nasional.

Baca Juga: Siapa Sih Mulyono yang Disebut-sebut Jegal Anies Baswedan?

Ini bisa menjadi modal utama bagi Anies untuk kembali mengikuti kompetisi politik di tahun-tahun mendatang. Sebagai figur yang tak berasal dari rahim partai politik, Anies wajib menjaga eksistensinya supaya namanya tetap berada di permukaan.  

"Enggak lucu setelah selesai Anies langsung hilang. Atas nama kelelahan. Nggak boleh, nggak bisa," Kata Anies Baswedan. 

Meski dihantam dua kegagalan beruntun yakni kegagalan di Pilpres 2024 dan Pilkada 2024, Anies tak mau terlalu lama mengambil waktu rehat. Beristirahat sekedarnya lalu kembali bekerja untuk masyarakat meski tanpa jabatan dan status politik yang jelas. 

"Justru sekarang itu waktunya untuk bilang kepada semuanya terima kasih atas apa yang sudah kita kerjakan. Terus ngobrol What's next? Kalau itu sudah baru saya take a break," jelasnya.

"Dari dulu segalanya serba nonstop. Sehingga ketika disebut break, kadang-kadang, ngobrol itu break," tambahnya memungkasi.