Kelompok Tani Hutan Giri Amerta merupakan penjaga kelestarian hutan yang berperan aktif dalam pengelolaan kawasan Hutan Bali Barat. Peranan ini diemban dengan memastikan hutan tumbuh lestari sembari masyarakat menikmati manfaat ekonomi dari hasil hutan. Perlahan tapi pasti, hasil hutan mengalami penurunan yang mengakibatkan kehidupan satwa liar terusik. Hal ini diindikasikan dengan makin seringnya satwa liar memasuki area olahan petani hutan guna mendapatkan suplai makan.
Melalui dukungan Amartha, KTH Giri Amerta akan menanam 2.000 pohon produktif-endemik di dalam kawasan Hutan Bali Barat seluas 304 hektare yang dinamakan "Koridor Satwa Liar Amartha". Penanaman ini dilakukan dengan sistem agroforestri, bertujuan melindungi habitat satwa liar dengan ketersediaan suplai makan dan menciptakan sumber penghidupan alternatif yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Baca Juga: Bank DKI Salurkan Bantuan bagi Korban Kebakaran di Kecamatan Manggarai, Jakarta Selatan
"Kami percaya pemberdayaan ekonomi masyarakat akar rumput bisa berkembang selaras dengan upaya pelestarian hutan. Dukungan kami terhadap KTH Giri Amerta adalah bukti nyata bahwa kedua hal ini bisa berjalan beriringan. Penanaman 2.000 pohon produktif-endemik Bali akan mengawali pengembangan koridor satwa liar Amartha di kawasan Hutan Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Bali yang selaras dengan prinsip Tri Hita Karana masyarakat Bali," terang Andi Taufan Garuda Putra, Founder & CEO Amartha, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Selasa (27/8/2024).
Koridor Satwa Liar sebagai Perekat Keutuhan Ekologi dan Ekonomi Akar Rumput
Sebagai dukungan terhadap konsep perhutanan sosial, pembangunan koridor satwa liar ini tidak hanya bertujuan melestarikan fauna asli hutan dan mendukung Hutan Bali Barat sebagai pusat tangkapan air (water catchment), tetapi juga menjadi solusi bagi pengembangan ketahanan ekonomi lokal masyarakat.
Dengan adanya koridor satwa liar, masyarakat dapat mengelola tanaman produktif tanpa mengganggu habitat alami satwa dan menciptakan harmoni antara manusia dan alam. Koridor ini berfungsi sebagai zona penyangga yang diisi tanaman produktif asli Bali, melindungi lingkungan sembari menebarkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
Di kesempatan yang sama, Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi (KEM), Nur Maliki Arifiandi, menyampaikan, "Kami mengapresiasi dukungan Amartha dalam pengembangan koridor satwa liar di Hutan Bali Barat. Melalui dukungan ini, kita secara bersama-sama mewujudkan kemitraan multipihak yang mendorong pertumbuhan ekonomi alternatif bagi pulau Bali yang lebih berorientasi pada ekonomi berbasis keanekaragaman hayati. Kami yakin, inisiatif dari pihak swasta seperti Amartha ini dapat mewujudkan model ekonomi alternatif melalui perhutanan sosial yang menjadi masa depan ekonomi alternatif masyarakat Bali."
I Gusti Made Loka Putra selaku Ketua KTH Giri Amerta mengatakan, "Harapan kami para petani hutan dan masyarakat lokal, dukungan Amartha ini dapat menjadi langkah awal dalam menerapkan konsep perhutanan sosial yang utuh dan menyeluruh. Hutan tidak hanya lestari, tetapi masyarakat juga dapat menikmati manfaat ekonomi dari hasil hutan secara berkelanjutan."