CEO dan Founder Abuya Group, Okta Wirawan, mengatakan pendirian brand Almaz Fried Chicken sebenarnya hanyalah sebuah kebetulan belaka, brand itu sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya.
Kasarnya brand yang kini berkembang pesat itu sama sekali tidak masuk dalam daftar rencana Abuya Group sebagai sebuah anak usaha.
Baca Juga: Founder Abuya Group Beber Rahasia Bangun Bisnis Berkelanjutan
Kala itu perusahaan sedang fokus mengembangkan Kebuli Abuya ke beberapa daerah di Indonesia dengan target pembukaan 10 cabang baru setiap bulannya. Maklum Kebuli Abuya ketika itu sedang naik daun di dunia kuliner Tanah Air.
"Almaz ini berdiri enggak ada desain sebelumnya, enggak ada persiapan," kata Okta saat wawancara bersama Olenka.id ditulis Selasa (5/8/2025).
Alamaz berdiri atas rasa kepedulian terhadap Palestina. Ia datang dari sebuah mimpi mulia, misi kemanusian untuk menolong sesama. Dimana Okta ketika itu hendak memberi donasi 100 ribu nasi boks untuk masyarakat Palestina yang sedang berkonflik dengan Israel.
"Ketika kita lagi meeting santai dengan manajemen, terus kita ngeliat ini kondisi di Palestina, kita harus bantu. Bagaimana cara bantunya? Akhirnya kita anggap, nih kayaknya yang terafiliasi itu ada 3 nih yang besar. Fried chicken, coffee, kemudian pizza. Nah, karena kami sebelumnya backgroundnya Kebuli Abuya, ayam dan nasi, kita buka deh Almas fried chicken. Awalnya fried chicken gitu loh. Brandnya Almaz," bebernya.
Hingga saat ini, Almaz tetap melanjutkan misi kemanusian tersebut setelah bertransformasi menjadi sebuah merek dagang. Almas yang secara harfiah berarti terpilih, atau berlian itu menjadi sebuah potensi bisnis yang lumayan menjanjikan.
Hal ini yang membuat Okta putar haluan, misi ekspansi Kebuli Abuya kemudian dihentikan dan digantikan dengan Alamaz, hasilnya top, Alamaz langsung melejit.
"Jadi kayak sekarang kita almas nih, tapi duluan Abuya. Jadi 200 outlet-an dalam 2 tahun dengan rata-rata 10. Kita lagi fokus ekspansinya Abuya, tiba-tiba Allah menginginkan kita untuk punya fried chicken. Dan ternyata sais bisnisnya itu jauh lebih besar daripada Kebuli Abuya. Akhirnya Kebuli Abuya ekspansinya kita pindahin dengan ekspansinya si Almaz. Ini benar-benar kita pasrah ke Allah, ya Allah kita mau menjalankan ibadahnya aja," beber Okta.
Persiapan Hanya 3 Bulan
Lantaran tidak ada dalam perencanaan, semua persiapan mendirikan Alamaz dilakukan serba dadakan, hanya dalam waktu tiga bulan Okta hampir tuntas menyiapkan berbagai faktor pendukungnya, mulai dari tempat hingga Sumber Daya Manusia (SDM).
"Dari awal saya ngomong itu, itu 3 bulan kita langsung paralel. Saya langsung tugaskan tim yang expansion cari lokasi, kemudian saya develop produk, terus kemudian yang lainnya bantu tim SDM mempersiapkan seragam dan semua detailnya. Itu dalam 3 bulan, semuanya sudah jadi," ujar Okta
Ketika semua persiapan nyaris rampung, Okta Cs justru mengalami sedikit hambatan yakni masalah pengadaan produk, di sini Okta dipaksa berpikir keras dan putar otak untuk mendapatkan bahan mentah produk. Singkat cerita setelah menunggu beberapa lama mereka menemukan jalan keluarnya dan Alamaz langsung tancap gas. Misi kemanusian berjalan mulus, secara bisnis, Alamaz juga melaju kencang nyaris tanpa hambatan.
Baca Juga: Bangkit dari Kegagalan, Intip Perjalanan Okta Wirawan Bangun Abuya Group Jadi Raksasa Kuliner
"PR saya yang belum selesai.Produk. Kenapa? Karena produknya itu lama. Jadi bangunan sudah selesai, tim sudah siap, tapi kita belum buka-buka," tutupnya.