2. Smoothie Hijau

Campuran sayuran segar seperti bayam, mentimun, seledri, ditambah jahe, sering dipromosikan sebagai minuman detoks. Namun, manfaat sejatinya bukan sekadar membersihkan tubuh, melainkan pada kepadatan nutrisi yang dikandungnya.

Bayam dan seledri sendiri kaya folat dan serat, yang terkait dengan penurunan risiko kanker gastrointestinal.Kemudian mentimun untuk menambah hidrasi sekaligus antioksidan, serta jahe yang menyumbang gingerol, senyawa dengan efek anti-inflamasi alami. Kombinasi ini menciptakan lingkungan yang mendukung sel sehat berkembang dan menekan peradangan.

Jadi, alih-alih berpikir soal detoks, anggaplah smoothie hijau sebagai cara menutrisi tubuh secara mendalam demi perlindungan jangka panjang.

3. Latte Kunyit

Kunyit sudah lama dikenal berkat senyawa aktifnya, kurkumin, yang memiliki potensi menekan pertumbuhan sel kanker. Menariknya, menambahkan sedikit lada hitam bisa meningkatkan penyerapan kurkumin dalam tubuh berkat kandungan piperin.

Studi laboratorium menunjukkan kurkumin dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker dan mengurangi pembentukan tumor pada hewan. Namun, bukti klinis pada manusia masih terus diteliti, sehingga efeknya tidak seajaib yang sering ditampilkan di media sosial.

Meski demikian, rutin menikmati secangkir latte kunyit bisa menjadi bagian dari gaya hidup anti-inflamasi. Jika dipadukan dengan pola makan sehat dan kebiasaan baik lainnya, minuman ini bisa membantu menurunkan risiko penyakit kronis, termasuk kanker.

Disclaimer:

Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis. Sebelum membuat perubahan besar pada pola makan atau gaya hidup, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan profesional.

Baca Juga: Benarkan Jus Kemasan atau Minuman Bersoda Dapat Menyebabkan Kanker? Ahli Onkologi Mengungkap Kebenarannya