"Dengan menggabungkan perkembangan dunia kuliner dengan prinsip-prinsip dasar memasak, UFS memanfaatkan data global dan masukan dari para chef untuk menciptakan laporan yang menyoroti delapan tren utama yang akan membentuk pengalaman kuliner di seluruh dunia tahun depan," sambungnya.
Dalam sesi UFS di Worldchefs Congress & Expo 2024, para peserta akan diajak untuk merasakan langsung delapan (8) tren kuliner global yang telah diidentifikasi oleh para ahli yang telah mendefinisikan ulang industri kuliner.
Berbagai penemuan cita rasa menarik telah menanti, termasuk di antaranya: perpaduan bahan yang tak terduga untuk menciptakan rasa baru yang segar, cara-cara inovatif untuk meminimalisir sampah makanan, modernisasi hidangan klasik, serta pemakaian bahan-bahan lokal dengan praktik sumber daya berkelanjutan.
Baca Juga: Unilever Indonesia Sepakat Bagi Dividen untuk Pemegang Saham
Turut hadir di UFS Worldchefs Congress adalah jajaran Executive Chef UFS dari berbagai negara, yaitu:
Chef Gun Gun Handayana (Indonesia), Chef Eric Chua (Singapura, Vietnam, dan Kamboja), Chef Kenneth Cacho (Filipina), dan Chef Jiraroj "Pop" Navanukroh (Thailand).
Tren Kuliner Masa Depan
Untuk membantu para chef menemukan tren yang paling sesuai untuk menu mereka, laporan UFS Future Menus mengidentifikasi delapan (8) tren global yang dapat diaplikasikan untuk bisnis kuliner terkini:
1. Kejutan Rasa: Bebas Berkreasi
Penikmat kuliner masa kini menginginkan lebih dari sekadar hidangan biasa; mereka menginginkan pengalaman yang kuliner yang mengejutkan, dan menantang setiap indra.
Di era yang dipenuhi dengan stimulasi sensor, kreasi kuliner harus bisa mendobrak batasan, meramu hidangan eksperimental yang melampaui batas dan ekspektasi.
2. Kekayaan Lokal: Merayakan Cita Rasa Asli
Kekayaan lokal adalah tentang merayakan kekayaan negeri sendiri. Kesegaran hasil bumi lokal dan musiman mengangkat cita rasa hidangan kita ke tingkat yang baru.
Lebih dari itu, tren ini juga mempererat hubungan antara dapur kita dengan komunitas sekitar. Dengan membangun hubungan ini, kita tidak hanya mendapatkan bahan baku, tetapi juga membuat cerita daerah ke dalam setiap santap.
3. Low-Waste Menus: Kreativitas Tanpa Batas
Tren ini membantu para chef untuk memanfaatkan bahan baku dan sumber daya dengan bijak, menghemat biaya, dan memanjakan para penikmat kuliner yang peduli akan makanan berkualitas.
Kini, para chef memiliki panduan praktis untuk memaksimalkan penggunaan setiap bahan, memenuhi ekspektasi generasi muda dan pelanggan yang sadar akan pentingnya dapur yang berkelanjutan. Sebuah peluang besar untuk dieksplorasi di era inovasi dan gaya hidup yang bertanggung jawab terhadap dampak kuliner mereka.
4. Hidangan Klasik Kekinian: Lezat dan Menantang
Kerinduan akan hidangan rumahan yang familiar masih menjadi tren yang kuat di kalangan penikmat kuliner. Namun, meskipun mencari rasa yang familiar, mereka juga menginginkan sentuhan baru.
Tren ini bukan hanya tentang memodernisasi hidangan klasik, tetapi juga tentang menanamkan cerita kuliner, warisan budaya, dan sentuhan nostalgia ke dalam setiap sajian.
5. Protein Nabati: Pahlawan Kuliner Masa Kini
Tren flexitarian semakin meningkat, di mana semakin banyak orang yang tidak sepenuhnya vegetarian/vegan memilih untuk mengganti 1-2 porsi makan mereka setiap minggu dengan hidangan nabati demi kesehatan.
Tren ini memberikan peluang besar bagi para chef untuk menyediakan pilihan menu yang beragam dan inklusif, sekaligus mengurangi biaya operasional dan jejak karbon mereka.