Growthmates, dalam hal perencanaan keuangan, ada banyak pendekatan yang berbeda. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi orang adalah memprioritaskan kebutuhan.

Sering kali, individu mengacaukan kepentingan dengan urgensi, dengan asumsi bahwa semakin dekat tenggat waktu, semakin penting tugas tersebut. Meskipun pola pikir ini dapat dimengerti, ini mungkin bukan cara terbaik untuk melakukan perencanaan keuangan.

Berikut adalah urutan yang disarankan untuk memprioritaskan keuangan, meskipun penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah pendekatan yang cocok untuk semua orang. Setiap orang memiliki keadaan yang unik, dan pada akhirnya, hanya individu yang dapat menentukan apa yang paling penting bagi mereka.

1. Asuransi Jiwa

Prioritas pertama kamu harus memastikan perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga dari tragedi apa pun yang dapat menggagalkan rencana keuangan dengan asuransi. Ini biasanya melibatkan memiliki perlindungan asuransi yang memadai.

Asuransi jiwa, cacat, perawatan jangka panjang, properti dan kecelakaan, dan kesehatan sangat penting. Tanpa asuransi yang tepat, rencana keuangan dapat dibangun di atas dasar yang goyah, dan satu kejadian tak terduga dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang signifikan.

2. Lunasi Utang Berbunga Tinggi

Berikutnya adalah menangani utang yang merusak, khususnya utang berbunga tinggi seperti saldo kartu kredit. Penting untuk membedakan antara utang ini dengan bentuk utang lainnya, seperti hipotek atau pinjaman mobil.

Utang kartu kredit berbunga tinggi dapat menghancurkan kemajuan finansial, dan rencana yang matang untuk menghilangkannya—dan mencegahnya terulang—sangat penting. Tanpa menangani hal ini, individu dapat tetap terjebak dalam stagnasi finansial selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Mengenal Kekurangan Gen Z: Generasi FOMO Melek Teknologi yang Buta Literasi Keuangan

3. Tabungan Darurat

Menyimpan biaya hidup selama 3-6 bulan dalam rekening yang mudah diakses dan likuid sangatlah penting. Lokasi tabungan tidak sepenting memastikan dana tersedia jika terjadi keadaan darurat.

Banyak orang berakhir dengan utang berbunga tinggi karena pengeluaran tak terduga yang menggagalkan keuangan mereka. Dana pensiun dapat memberikan perlindungan terhadap guncangan finansial ini.

4. Tabungan Pensiun

Banyak orang tidak menabung cukup banyak untuk masa pensiun, dan ini dapat menyebabkan situasi di mana mereka terpaksa pensiun tanpa sarana finansial untuk mempertahankan gaya hidup mereka.

Penting untuk diingat bahwa seseorang tidak dapat meminjam untuk masa pensiun. Memulai sejak dini dan berupaya menabung untuk masa pensiun dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam menikmati masa pensiun yang nyaman.

5. Sasaran Tabungan Lainnya

Setelah tabungan darurat dan pensiun berjalan sesuai rencana, perhatian dapat dialihkan ke sasaran tabungan lainnya. Ini dapat mencakup menabung untuk biaya kuliah anak-anak, membeli rumah kedua, atau mendanai proyek besar.

Meskipun sasaran-sasaran ini mungkin penting, biasanya tidak penting bagi rencana keuangan, dan dalam beberapa kasus, ada cara lain untuk mencapainya, seperti melalui pinjaman.

6. Lunasi utang Konstruktif

Prioritas berikutnya adalah utang konstruktif, seperti hipotek atau pinjaman mobil. Dengan suku bunga rendah dan pengurangan pajak yang tersedia untuk hipotek, sering kali hanya ada sedikit manfaat finansial untuk melunasi jenis utang ini secara agresif, meskipun melakukannya dapat memberikan ketenangan pikiran.

Melunasi rumah juga dapat berfungsi sebagai perubahan mental, mempersiapkan individu untuk tahap kehidupan berikutnya.

7. Amal

Meskipun pemberian amal ditempatkan terakhir dalam urutan ini, itu sama sekali bukan yang paling tidak penting. Bahkan, bagi banyak orang, itu adalah salah satu aspek terpenting dari rencana keuangan mereka.

Bagi mereka yang memprioritaskan persepuluhan atau sumbangan amal rutin, itu mungkin berada jauh lebih tinggi dalam daftar pribadi mereka. Namun, dari sudut pandang keuangan semata, mungkin disarankan untuk memastikan bahwa aspek-aspek lain dari rencana keuangan sudah sesuai sebelum memprioritaskan pemberian amal.

Pendekatan ini berhasil bagi banyak orang, tetapi penting untuk menyadari bahwa selalu ada pengecualian. Keadaan setiap individu berbeda, dan sangatlah wajar untuk menyesuaikan prioritas ini berdasarkan kebutuhan dan nilai-nilai pribadi.

Baca Juga: 4 ‘Jalur’ yang Bisa Ditempuh untuk Menjadi Seorang Miliarder Kata Pakar Keuangan, Tertarik Mencoba?