Growthmates, apa arti hari gajian bagi Anda? Apakah itu momen menyenangkan untuk membeli barang yang sudah lama diincar, memanjakan diri di salon, atau sekadar merasa lega karena saldo rekening kembali aman?
Sayangnya, rasa tenang itu sering tidak bertahan lama. Biasanya, di pertengahan bulan muncul pertanyaan yang sama, “Ke mana ya perginya semua uang itu?”
Padahal, hari gajian bisa menjadi lebih dari sekadar hari menerima upah. Ia bisa menjadi titik awal perjalanan menuju kekayaan, saat Anda mengelola uang dengan bijak, berinvestasi untuk masa depan, dan perlahan mewujudkan impian.
Seperti yang diungkapkan Anooshka Soham Bathwal, Pendiri sekaligus CEO Dhanvesttor, kemandirian finansial bagi perempuan bukan sekadar angka dalam rekening, melainkan bentuk nyata pemberdayaan.
Dan, dikutip dari Times of India, Kamis (2/10/2025), berikut 7 panduan cerdas mengelola gaji bagi wanita modern
1. Ubah Pola Pikir dan Ambil Kendali
Langkah pertama adalah mengadopsi pola pikir positif. Alih-alih melihat uang sebagai sumber stres, lihatlah sebagai alat untuk tumbuh.
Setiap kali menerima gaji, luangkan waktu untuk memeriksa laporan keuangan. Buat catatan pengeluaran bulanan, gunakan aplikasi pelacak, dan atur pengingat tagihan.
Hal ini tidak hanya memberi gambaran jelas tentang kondisi finansial Anda, tapi juga membantu menghindari denda keterlambatan yang merugikan.
2. Bedakan Kebutuhan Pokok dan Non-Essensial
Sering kali, perempuan dijauhkan dari diskusi keuangan karena istilah rumit dan stigma sosial. Saatnya menghapus batasan itu dan mulai dari hal sederhana, yakni memahami kebutuhan.
Pengeluaran pokok seperti sewa, listrik, belanja bahan makanan, biaya transportasi, dan langganan wajib harus diprioritaskan terlebih dahulu, sementara pengeluaran non-esensial seperti belanja fesyen, makan di luar, hiburan, dan gaya hidup lainnya bisa dibatasi sesuai kemampuan.
Dengan memilah keduanya sejak awal, Anda dapat mengalokasikan anggaran dengan lebih bijak.
Baca Juga: 7 Kebiasaan Cerdas Mengelola Uang yang Seharusnya Dipelajari Sejak Dini
3. Balikkan Rumus Tabungan
Kebanyakan orang menabung dari sisa gaji setelah pengeluaran, padahal cara yang lebih efektif adalah membalik rumus tersebut menjadi gaji dikurangi tabungan sama dengan pengeluaran.
Anggaplah tabungan sebagai tagihan wajib yang harus Anda bayarkan kepada diri sendiri lebih dulu.
Untuk mempermudah, Anda bisa menggunakan aturan 50:30:20, di mana 50 persen gaji dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk gaya hidup, dan 20 persen untuk tabungan serta investasi.
Mengatur transfer otomatis ke rekening tabungan atau investasi sejak hari gajian juga akan membantu Anda mengurangi godaan belanja berlebihan dan menjaga disiplin finansial.
4. Siapkan Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, penting untuk membangun dana darurat yang mampu menutupi kebutuhan selama tiga hingga enam bulan.
Dana ini sebaiknya ditempatkan pada instrumen yang mudah diakses dan relatif aman, seperti rekening tabungan berbunga tinggi, deposito berjangka pendek, atau reksa dana likuid.
Dengan adanya dana darurat, Anda memiliki jaring pengaman yang dapat melindungi dari risiko utang berbunga tinggi ketika menghadapi situasi tak terduga.
5. Prioritaskan Melunasi Utang Berbunga Tinggi
Kartu kredit dan pinjaman pribadi dengan bunga 30–40% per tahun bisa menjadi 'pembunuh diam-diam' kekayaan Anda.
Lunasi utang ini segera setelah gajian, sebelum melakukan pembelian lain. Ingat: setiap rupiah bebas bunga adalah peluang baru untuk masa depan.
6. Waspada Jebakan Media Sosial
Scrolling media sosial sering berujung pada belanja impulsif akibat iklan atau promo kilat.
Sebelum menekan tombol 'beli', tanyakan pada diri sendiri “Apakah saya benar-benar membutuhkannya?”. Dengan begitu, Anda bisa menahan diri dari godaan konsumsi berlebihan.
7. Lakukan Perubahan Gaya Hidup
Perubahan kecil bisa berdampak besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih merek yang lebih hemat, memasak daripada pesan makanan, atau hemat listrik di rumah.
Jangan biarkan tekanan sosial membuat anggaran Anda berantakan. Tidak masalah menolak ajakan yang memberatkan kantong, atau mencari alternatif yang lebih ramah di dompet.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: 9 Tips Mengelola Uang di Usia 20-an