Rumah sakit sebagai layanan kesehatan, menjadi salah satu bisnis yang cukup menguntungkan untuk digeluti. Bisnis ini merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi keuntungan yang besar di negara berkembang.
Di tengah pertumbuhan populasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, permintaan terhadap fasilitas kesehatan semakin meningkat.
Di Indonesia sendiri, ada beberapa pengusaha yang memiliki jaringan rumah sakit raksasa yang terus ekspansi ke sejumlah daerah. Bahkan, rumah sakitnya tersebut dilengkapi dengan fasilitas lengkap berstandar internasional dan kategori mewah.
Tak pelak, berkat kesuksesan mereka mengelola rumah sakit membuat mereka masuk ke dalam daftar orang paling kaya di Indonesia.
Berikut Olenka ulas 6 pengusaha Indonesia yang memiliki jaringan rumah sakit terbesar dan terkemuka di Indonesia. Siapa saja mereka?
1. Dato Sri Tahir
Pria kelahiran Surabaya pada 26 Maret 1952 ini merupakan pemilik Grup Mayapada, yang bergerak di berbagai bidang mulai dari perbankan hingga kesehatan, yakni Rumah Sakit Mayapada atau Mayapada Hospital.
Mayapada Hospital merupakan salah satu rumah sakit swasta terbaik yang didirikan oleh Healthcare Group pada 1 Juni 2008 setelah mengakuisisi Honoris Hospital di kawasan hunian eksklusif Modern Land Tangerang. Sebagai bentuk komitmen untuk menyediakan pelayanan kesehatan berstandar internasional, Mayapada Hospital bekerja sama dengan National Health Care Group Singapore.
Saat ini, Mayapada Hospital memiliki 6 unit rumah sakit yang berlokasi di Tangerang, Jakarta Selatan, Bogor, Jakarta (Kuningan), Surabaya, dan Bandung dengan total 1.120 tempat tidur, dan luas lahan 88.916 m2. Selain RS, Mayapada pun memiliki 4 klinik bernama Mayapada Clinic, yakni layanan kesehatan klinik primer yang terdiri dari 3 bagian menyatu, yaitu dokter umum & gigi (dental), laboratorium klinik dan apotek.
Belum lama ini, Mayapada Healthcare juga telah melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) unit rumah sakit kedelapan bernama Mayapada Hospital Jakarta Timur (MHJT), yang berlokasi di Jakarta Garden City, Cakung, Jakarta Timur.
Mayapada Hospital Jakarta Timur berada di tengah area perumahan komersil dan dekat dengan kawasan industri. Rencananya rumah sakit tipe C ini akan beroperasi di awal tahun 2026.
Pada 2024 ini, RS Mayapada akan bertambah menjadi 7 unit seiring dengan beroperasinya rumah sakit di IKN Nusantara. Dalam jangka panjang hingga tahun 2027, perseroan menargetkan akan membangun 10-12 RS Mayapada dengan kapasitas 2.200 tempat tidur.
Saat ini, Dato Sri Tahir masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia ke-8 dan ke-626 dunia menurut Forbes tahun 2024.
2. Mochtar Riady
Mochtar Riady merupakan pendiri Grup Lippo sekaligus mertua dari Dato Sri Tahir. Ia merambah bisnis rumah sakit lewat bendera Siloam Group yang kini juga sudah dikelola menjadi perusahaan terbuka, PT Siloam International Hospitals Tbk.
Dilansir laman resminya, Rumah Sakit Siloam tercatat telah memiliki lebih dari 41 rumah sakit cabang dan 25 klinik. Pelayanan medisnya pun sudah berstandar internasional.
Di awal berdirinya, Mochtar Riady bekerja sama dengan Gleneagles, perusahaan jaringan rumah sakit di Singapura. Kedua belah pihak sepakat membangun RS Gleneagles di kawasan yang dikembangkan perusahaan properti Grup Lippo.
Namun, setelah Gleneagles tak lagi melanjutkan kerja sama, Mochtar Riyadi tetap melanjutkan bisnis rumah sakit dengan mengubah nama menjadi RS Siloam. Sampai saat ini Rumah Sakit Siloam terus berkembang dan tersebar di wilayah Indonesia.
Grup Lippo melalui Siloam Hospitals telah menjadi salah satu jaringan rumah sakit swasta terbesar dan terkemuka di Indonesia. Sekarang, berbagai lini bisnis Lippo Group Mochtar Riady telah dijalankan oleh anak cucu dan keluarganya.
Menurut data Forbes per Juni 2024, Mochtar Riady sendiri tercatat memiliki kekayaan US $1,4 miliar atau sekitar Rp 22 triliun dan menempati urutan orang terkaya ke-24 di Indonesia dan urutan ke-2.276 dunia.
Baca Juga: Tajir Melintir, Ini 9 Pengusaha Pemilik Bisnis Properti Terbesar di Indonesia
3. Hermina Sulaiman
Dilansir dari laman resmi Hermina Hospitals, Hermina Sulaiman mendirikan Rumah Bersalin Djatinegara pada 1970. Hermina Sulaiman dan Dr. Budiono Wibowo yang merupakan dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengembangkan fasilitas pelayanan di rumah bersalin ini.
Dari yang semula hanya 7 tempat tidur, rumah bersalin ini pun berhasil menyiapkan 13 tempat tidur. Semula, Rumah Sakit ini bernama “Rumah Bersalin Djatinegara” dengan kapasitas 7 tempat tidur, yang didirikan atas prakarsa Ibu Hermina Sulaiman pada tahun 1967.
“Rumah Bersalin Djatinegara” pun berubah menjadi “Rumah Bersalin Hermina”. Untuk pengembangan Rumah Bersalin ini, pada tahun 1983 dibentuklah “Yayasan Hermina”. Yayasan ini kemudian mengajukan izin untuk mendirikan rumah sakit, sehingga pada tanggal 25 April 1985 berdirilah “Rumah Sakit Bersalin Hermina” secara resmi.
Hermina Sulaiman mengawali kegiatannya dengan mendirikan “Rumah Sakit Bersalin (RSB) Hermina” yang terletak di Jl. Raya Jatinegara Barat no. 126, Jakarta Timur, pada tahun 1985. Perluasan lahan dan bangunan Rumah Sakit ini terus dilakukan sejak tahun 1991 hingga akhirnya berkembang menjadi “Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Djatinegara”.
Dalam perkembangannya, Hermina mengubah status yayasan nirlaba menjadi korporasi dengan nama PT Medikaloka Hermina (MH) pada 1999. Medikaloka Hermina pun berhasil membuka rumah sakit pertama di luar jawa, yaitu di Palembang pada 2011. Untuk meningkatkan pelayanan, Medikaloka Hermina mendirikan Hermina Tower di Kemayoran, Jakarta Pusat dan mulai beroperasi pada 2016.
Hingga saat ini, Rumah Sakit Hermina telah memiliki 45 rumah sakit dengan kategori RSU yang tersebar di 31 kota di Indonesia. Sebanyak 8 RSU telah berstatus Tipe B dan 37 lainnya termasuk dalam Tipe C dengan total tempat tidur sebanyak 6.200 tempat tidur.
4. Boenjamin Setiawan
Boenjamin Setiawan adalah salah satu konglomerat Indonesia pendiri perusahaan raksasa farmasi PT Kalbe Farma Tbk. Selain Kalbe Farma, pria yang akrab disapa dr Boen ini juga mengendalikan RS Mitra Keluarga yang berdiri sejak1989. Hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini mengoperasikan 26 RS yang tersebar di Pulau Jawa.
Dikutip dari Forbes, Boenjamin Setiawan merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia sempat melanjutnya studi kedokterannya ke University of California, Amerika Serikat (AS) dengan spesialias farmakologi.
Jauh sebelum Boenjamin Setiawan dikenal sebagai pengusaha besar, ia sempat menjalani profesi sebagai dosen selama beberapa tahun. Kesuksesan dr Boen dimulai ketika merampungkan pendidikannya di Amerika. Kala itu, Boenjamin mencoba peruntungan untuk menggeluti dan mengembangkan bisnis farmasi dengan mendirikan Kalbe Farma.
Di samping itu, Boenjamin Setiawan sempat menerima penghargaan bergengsi, yakni Tokoh Bisnis Paling Berpengaruh di tahun 2005 oleh Warta Indonesia, dan Lifetime Achievement Award (2014) dari Tahir Foundation.
Namun, perjalanan hidup Boenjamin lantas harus berhenti pada 4 April 2023. Meski sudah tiada, semua mengetahui kalau Kalbe Farma dan RS Mitra Keluarga tercipta berkat tangan dingin Boenjamin.
Kini, putrinya Shinta Deviyanti Setiawan menjabat sebagai dewan komisaris di operator jaringan rumah sakit keluarga Mitra Keluarga Karyasehat, dan putranya Sanadi Boenjamin menjadi dewan komisaris di perusahaan perdagangan keluarga Enseval Putera Megatrading.
Per Desember 2023, Forbes menempatkan keluarga Boenjamin Setiawandi urutan ke-8 orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan bersih sebesar 4,8 miliar dollar AS atau setara Rp 71,79 triliun (kurs Rp 14.950).
Baca Juga: 5 Pengusaha Tajir Indonesia yang Berbisnis Makanan Ringan
5. Awaloeddin
Awaloeddin adalah pendiri Rumah Sakit Awal Bros (RSAB). RS Awal Bros pertama kali didirikan pada tanggal 29 Agustus 1998 di Pekanbaru. Menurut penuturan sang anak Awaloeddin, yakni Arfan Awaloeddin yang kini mengelola RS Awal Bros, ide pendirian RSAB terlontar begitu saja dari mulut Awaloeddin pada saat sarapan pagi keluarga pada 1996.
Nama “Awal Bros” memiliki makna mendalam. Kata “Awal” diambil dari nama Awaloeddin, sementara “Bros” merujuk pada bros peniti hiasan, yang selalu bersinar dan berkilau. Nama ini mencerminkan harapan agar nama Awaloeddin selalu bersinar dan berkilau dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
Tahun 2016, RS Awal Bros Grup bermitra dengan PT Saratoga Investama dalam pengembangan RS Awal Bros. Hingga kini, RS Awal Bros telah berkembang menjadi beberapa rumah sakit yang beroperasi, yaitu RS Awal Bros Sudirman Pekanbaru, RS Awal Bros A.Yani, RS Awal Bros Panam, RS Awal Bros Ujung Batu, RS Awal Bros Batam, RS Awal Bros Batam Botania, RS Awal Bros Bagan Batu, RS Awal Bros Dumai, RS Awal Bros Hangtuah (Segera beroperasi), dan RS Awal bros Batu Aji (Segera beroperasi).
Dalam hal fasilitas, RSAB memiliki beberapa layanan unggulan. Sebutlah, total knee arthroplasty, minimally invasive surgery, audiology center, USG 4 D, hemodialisis, neurophysiology, orthopaedic center dan cancer center.
Di bisnis health care ini, selain RS, Awal Bros juga punya Harmonia (klinik spesialis kulit), Westerindo (laboratorium), Cikarang Medical Center, dan 24 Medicare (in-house clinic) yang diklaim telah menjangkau seluruh Indonesia.
6. Eka Tjipta Widjaja
Eka Tjipta Widjaja adalah pengusaha dan konglomerat asal Indonesia. Lahir tahun 1921 silam, Eka Tjipta Widjaja pun berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Cikal bakal Sinar Mas lahir tahun 1968 lalu. Pilar Sinar Mas Healthcare adalah salah satu wujud kepedulian yang tinggi oleh sosok Eka Tjipta Widjaja terhadap sesama.
Tepat di tahun 2008, Eka Hospital mulai beroperasi. Kini, rumah sakit ini menjadi bukti nyata layanan Sinar Mas dalam segi kesehatan dan merupakan salah satu rumah sakit berstandar internasional terbaik, unggulan, serta percontohan bagi rumah sakit lainnya di tanah air. Saat ini, Eka Hospital memiliki lebih dari 500 dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu kedokteran dengan kapasitas 600 kamar perawatan.
Kualitas pelayanan terbaik dan inovasi tiada henti terus dilakukan Eka Hospital sejak beroperasi tahun 2008 lalu. Tak heran, di tahun 2021 kemarin, Eka Hospital meraih penghargaan ‘The Most Innovative Hospital’ dari CNBC Indonesia Awards 2021.
Kini, Eka Hospital melayani rata-rata 750.000 pasien per tahun, 10.000 tindakan operasi per tahun, serta melayani lebih dari 75.000 pasien medical checkup per tahun. Hingga saat ini, Rumah Sakit Eka Hospital telah berdiri di 6 unit, yaitu Eka Hospital BSD, Eka Hospital Pekanbaru, Eka Hospital Cibubur, Eka Hospital Bekasi, RSIA Grand Family Pantai Indah Kapuk (PIK), dan RSIA Family Pluit.
Di tahun ini, Eka Hospital Group menargetkan pembangunan tujuh rumah sakit baru di sejumlah daerah dan selesai pada tahun 2027, serta tidak menutup kemungkinan melakukan akuisisi rumah sakit yang ada dalam waktu dekat.
Eka Tjipta sendiri telah meninggal pada Januari 2019 dan mewarisi bisnisnya ke anak-anaknya. Mengutip Forbes, Keluarga Widjaja menduduki peringkat nomor 2 orang terkaya di Indonesia tahun 2021. Harta keluarga Widjaja yang tercatat pada 2021 mencapai US$ 9,7 miliar atau sekitar Rp 140 triliun (kurs Rp 14.500).
Baca Juga: 6 Pengusaha Kaya Pemilik Jaringan Restoran di Indonesia