3. Ketahanan
Meskipun menjadi manajer menengah di perusahaan teknologi (terutama di Big Tech) mungkin dianggap sebagai pekerjaan impian, penting untuk tidak bersikap santai, nyaman, dan terlalu santai dalam peran Anda. Ingatlah bahwa Anda mudah disingkirkan saat ini, dan pekerjaan Anda terancam.
Oleh karena itu, selalu miliki rencana B untuk pekerjaan dan karier Anda, tetaplah terbuka terhadap pilihan, dan pertimbangkan jalur karier lain untuk berkontribusi dengan keterampilan Anda, seperti konsultasi, pekerja lepas, atau mengejar peran manajemen menengah di industri atau organisasi lain.
4. Literasi Teknologi dan AI
Kamu juga harus selalu menyadari tren teknologi yang muncul sehingga dapat mengetahuinya sebelum hal-hal terjadi dalam skala besar. Dengan cara ini, Kamu dapat mempersiapkan diri menghadapi perubahan sebelum perubahan tersebut memengaruhi peruahaanmu secara signifikan.
5. Daya Cipta dan Kreativitas
Terakhir, daya cipta dan kreativitas adalah keterampilan kepemimpinan penting lainnya yang akan Kamu perlukan di tahun 2025. Hal ini menjadi lebih penting dari sebelumnya sejak diperkenalkannya kecerdasan buatan, yang menyoroti perlunya penalaran dan penilaian manusia sehingga keduanya dapat digunakan secara efektif untuk melengkapi pekerjaan daripada sepenuhnya menggantikannya.
Meskipun AI unggul dalam tugas administratif dan pekerjaan rutin pada tingkat dasar dan dapat digunakan untuk membantu menghasilkan ide, AI membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalah nyata. Kamu perlu menggunakan AI untuk meningkatkan keingintahuan bawaan, pemikiran yang tidak biasa, dan inovasi.
Jika kamu berfokus pada pengembangan keterampilan kepemimpinan seperti EQ, manajemen perubahan, ketahanan karier, literasi teknologi dan AI, serta kreativitas/daya cipta, Kamu akan lebih siap menghadapi apa pun yang akan terjadi pada tenaga kerja dan perusahaan di tahun 2025.
Kamu akan menjelma sebagai pemimpin yang percaya diri dan sukses—yang akan menempatkanmu dan perusahaan di atas pesaing dan memungkinkan produktivitas serta nilai riil bagi para pemangku kepentingan.
Baca Juga: Agile Leadership: Strategi Kepemimpinan dalam Hadapi Krisis