4. Sudhamek Agoeng Waspodo

Sudhamek Agoeng Waspodo adalah bos dari PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Terkenal dari produk kacang tanahnya, perusahaan ini berkembang pesat dengan memproduksi berbagai macam camilan.

Produk-produk dari Garuda Food seperti keripik kentang Leo, biskuit Gery, Chocolatos, dan tentu saja kacang Garuda.

Sudhamek menjalankan Garudafood Putra Putri Jaya yang terdaftar, salah satu produsen makanan dan minuman besar di Indonesia, bagian dari grup Tudung. Ayahnya Darmo Putro mendirikan Tudung, pendahulu Garudafood, pada tahun 1958, dimulai dengan tapioka dan kemudian menambahkan kacang panggang.

Garudafood, dengan lebih dari 9.000 karyawan, memproduksi biskuit, makanan ringan, produk susu, dan manisan. Setidaknya 10 anggota keluarga berbagi kepemilikan. Perusahaan ini memiliki usaha patungan dengan perusahaan minuman Jepang Suntory untuk membuat minuman non-alkohol. Tudung juga memiliki perkebunan kacang tanah dan pengolah minyak sawit.

Pada tahun 2022, raksasa produk makanan AS Hormel Foods mengakuisisi 29% saham Garudafood dengan nilai sekitar $400 juta untuk memperluas kehadiran globalnya.

Sudhamek sendiri merupakan orang terkaya di Indonesia di urutan ke-46 dengan kekayaan bersih sebesar $1 miliar versi Forbes tahun 2022.

5. Eddy Katuari 


Eddy William Katuari adalah pengusaha sekaligus bos dari Wings Group. Dia mengambil alih Wings yang didirikan oleh ayahnya, Johannes Ferdinand Katuari, pada tahun 2004 setelah sang ayah meninggal dunia.

Di bawah kepemimpinannya, Wings tak hanya berjualan sabun dan detergen, tapi juga membuat produk rumah tangga lainnya terbesar di Indonesia seperti pembersih toilet, deterjen dan pembalut wanita.

Tahun 1999, Wings mulai menjajaki bisnis FMCG lainnya di sektor makanan dan minuman. Produk yang diluncurkan mulanya adalah minuman serbuk bermerek Jas Jus dan Segar Dingin lewat PT Karunia Alam Segar.

Di tahun 2003, Wings kembali menggegerkan pasar setelah terjun ke produksi mie instan (via PT Karunia Alam Segar dan PT Prakarsa Alam Segar) dengan merek Mie Sedaap, yang langsung tampil sebagai pesaing tangguh Indomie. Menurut Eddy, mereka memasuki bisnis tersebut hanya karena ingin memenuhi permintaan konsumen. Kini, Mie Sedaap pun sudah dijual di puluhan negara. 

Tidak puas dengan minuman bubuk, pada tahun 2007 Wings memasuki bisnis minuman siap saji dengan produk Ale-Ale. Kesuksesannya mendorong produk minuman lain seperti Teh Rio, Floridina, Power F, Teh Javana, Milku, Isoplus, dan merek-merek lainnya. Produk makanan lain yang diluncurkan seperti minyak goreng, kecap bermerek Sedaap, dan kopi instan bermerek Top Coffee (diproduksi PT Harum Alam Segar).

Di bulan September 2013, Wings kembali berekspansi dengan mendirikan perusahaan patungan dengan Glico (PT Glico Wings Indonesia), yang dilanjutkan dengan pendirian perusahaan sejenis bersama Calbee bernama PT Calbee Wings Food pada tahun selanjutnya. Adapun perusahaan pertama memproduksi es krim, sedangkan yang kedua bergerak di produksi dan pemasaran makanan ringan. Kedua perusahaan kemudian mengenalkan produknya di tahun 2016.

Saat ini ,Wings telah menjadi perusahaan besar yang mengekspor produk-produknya ke seluruh dunia sejak berdiri 60 tahun yang lalu di Jawa Timur. Menurut riset dari majalah Forbes, Eddy Kusnadi Sariaatmadja berada di urutan 1063 sebagai orang terkaya di dunia dengan harta senilai $3,1 miliar pada 2021.

Baca Juga: 6 Pengusaha Kaya Pemilik Jaringan Restoran di Indonesia