3. Pilih Bidang yang Anda Sukai
Selain melihat peluang pasar, penting juga untuk memilih bidang yang Anda nikmati.
Jika Anda menjadikan freelancing sebagai karier jangka panjang, bekerja di bidang yang membuat Anda bersemangat akan membuat perjalanan ini lebih menyenangkan dan berkelanjutan.
Antusiasme Anda akan terlihat dalam hasil kerja dan cara Anda berinteraksi dengan klien. Passion sering kali menjadi pembeda antara freelancer biasa dan freelancer yang sukses.
4. Tentukan Pola Transisi
Banyak orang tergoda untuk langsung keluar dari pekerjaan lama dan terjun ke dunia freelance sepenuhnya. Namun, tidak semua orang siap mengambil lompatan besar ini.
Pertimbangkan kondisi keuangan dan kesiapan mental Anda. Tidak ada salahnya memulai freelancing secara paruh waktu sambil membangun portofolio dan jaringan klien.
Jika Anda memilih langsung terjun penuh waktu, pastikan Anda memiliki dana cadangan yang cukup untuk menutup kebutuhan hidup minimal 3–6 bulan, agar tidak panik saat proyek belum stabil.
5. Kuasai Dasar-dasar Menjalankan Bisnis
Menjadi freelancer berarti Anda juga menjadi pemilik bisnis. Selain fokus pada keahlian, Anda perlu memahami hal-hal dasar seperti penentuan harga, pembuatan kontrak, pengelolaan pajak, hingga membangun hubungan profesional dengan klien.
Banyak freelancer pemula mengabaikan aspek ini dan kesulitan berkembang.
Untuk meminimalkan risiko, Anda bisa berkonsultasi dengan akuntan atau mentor bisnis di awal perjalanan.
Baca Juga: 5 Pelajaran Berharga dari Pekerjaan Paruh Waktu yang Tak Tergantikan oleh Gelar