Termasuk masalah sistem pencernaan, berikut deretan risiko kesehatan yang bisa mengintai tubuh akibat tidur setelah sahur seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Sembelit dan Gangguan Pencernaan

Saat tubuh mencerna makanan, dibutuhkan waktu sekitar dua jam hingga lambung benar-benar kosong. Setelah itu, sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses sebelum akhirnya dikeluarkan. Namun, jika seseorang langsung tidur setelah sahur, proses pencernaan dapat melambat, membuat makanan bertahan lebih lama di dalam perut.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan, salah satunya adalah sembelit. Ketika makanan terlalu lama berada di usus, tubuh akan menyerap lebih banyak cairan dari feses, menyebabkan teksturnya menjadi kering dan padat. Akibatnya, feses menjadi lebih sulit dikeluarkan dan meningkatkan risiko sembelit. 

Selama bulan puasa, risiko ini semakin besar karena asupan cairan cenderung lebih sedikit dari biasanya, sehingga tubuh lebih rentan mengalami dehidrasi yang memperparah kondisi sembelit.

Baca Juga: Catat, Ini Tips dan Waktu yang Tepat untuk Minum Kopi saat Puasa!

2. GERD dan Gangguan Asam Lambung

Salah satu masalah paling umum yang terkait dengan tidur setelah makan adalah refluks asam, yang juga dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD). 

Saat berbaring setelah makan, asam lambung menjadi lebih mudah naik kembali ke kerongkongan, yang menyebabkan sensasi terbakar di dada atau heartburn, yang sering kali disertai rasa asam di mulut.

Jika refluks asam terjadi secara terus-menerus, lapisan kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti esofagitis atau bahkan perubahan jaringan di kerongkongan. 

Oleh karena itu, memberi jeda waktu antara sahur dan tidur sangat penting untuk membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal serta mengurangi risiko gangguan kesehatan ini.

3. Lonjakan Gula Darah dan Memicu Obesitas

Setelah makan, terutama makanan yang mengandung banyak karbohidrat, kadar gula darah meningkat. Jika langsung berbaring dan tidur setelah makan, tubuh tidak memiliki kesempatan untuk membakar energi, yang menyebabkan kadar gula darah tetap tinggi. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, prekursor diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan tidur setelah makan dapat menyebabkan berat badan naik. Saat tidur, metabolisme tubuh melambat, dan makanan yang dikonsumsi tidak dapat digunakan sebagai energi secara efisien. Seiring waktu, hal ini dapat mengakibatkan penyimpanan lemak, yang berujung pada obesitas.