Tiga Prioritas untuk Mendorong Kepemimpinan Perempuan di Era AI

Nah, agar perempuan tidak hanya bertahan, tetapi juga melesat ke puncak kepemimpinan, setidaknya ada tiga prioritas yang perlu diutamakan, yaitu:

1. Mengatasi bias dalam AI dan sistem kerja

AI harus digunakan untuk memperbaiki rekrutmen, evaluasi, dan promosi talenta. Audit rutin perlu dilakukan untuk mendeteksi serta mengoreksi bias sebelum memengaruhi keputusan penting terkait karier.

2. Menghapus ‘penurunan ke puncak’

Dukungan berlapis diperlukan, mulai dari level pemula hingga senior, terutama di sektor yang terintegrasi AI. Jika tidak, perempuan berisiko tertinggal dalam jangka panjang dari segi sosial maupun ekonomi.

3. Menerapkan kembali kebijakan kerja fleksibel dan hibrida

TIME mencatat bahwa pencabutan fleksibilitas kerja menjadi alasan utama perempuan keluar dari dunia kerja.

Fleksibilitas harus disertai dengan sistem promosi yang adil, sehingga pekerja jarak jauh atau hibrida tidak terkena penalti karier. Jalur kepemimpinan juga perlu menyesuaikan dengan berbagai tahap kehidupan dan tanggung jawab pengasuhan.

Nah Growthmates, revolusi AI bergerak cepat, dan jendela untuk memastikan kesetaraan gender dalam kepemimpinan semakin menyempit. Tanpa intervensi strategis, kesenjangan bagi perempuan di dunia kerja, terutama pada posisi kepemimpinan akan semakin melebar.

Sebaliknya, perusahaan yang berani mengambil langkah untuk mengatasi bias, menghapus hambatan struktural, dan mempertahankan fleksibilitas kerja akan berada di posisi unggul.

Mereka bukan hanya menjaga keberadaan pemimpin perempuan, tetapi juga memanfaatkan potensi penuh seluruh tenaga kerja di era AI.

Semoga informasinya bermanfaat, ya!