Growthmates, dunia ternyata banyak memiliki miliarder yang berkomitmen kuat menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk tujuan filantropi, dan membantu pembangunan pemerintah.

Mereka tak segan mengalokasikan dana dengan jumlah besar untuk membantu sesama. Sumbangan yang digelontorkan para konglomerat ini pun dialokasikan untuk berbagai hal, seperti bantuan kesejahteraan, pendidikan, dan peningkatan kesehatan.

Memang bagi para miliarder dunia tak butuh merogoh kocek dalam untuk bersedekah karena hanya 0,01 persen dari kekayaan bersih mereka saja sudah cukup untuk membahagiakan rakyat kecil.

Nah ternyata para miliarder dunia ini gak cuma rutin beramal saja, lho, bahkan tak sedikit dari mereka mendirikan yayasan amal atau foundation mereka sendiri. 

Siapa aja mereka? Berikut daftar 28 miliarder dunia yang hobi sedekah dan memiliki yayasan amal sendiri. Yuk, simak!

1. Bill Gates

Sudah sangat terkenal bahwa Bill Gates dan keluarga menjadi sosok yang sangat dermawan. Bersama dengan mantan istrinya, Melinda, Gates pun mendirikan Bill and Melinda Gates Foundation yang menjadi badan amal milik pribadi terbesar di dunia. 

Sejak didirikan tahun 2000 hingga 2018, Bill Gates dan keluarga telah mendonasikan lebih dari USD 36 miliar (Rp532,8 triliun) melalui badan amal tersebut.

Gates Foundation sendiri merupakan bagian dari GPEI, sebuah proyek besar antara pemerintah dan organisasi internasional. Saat ini, Gates Foundation telah mendukung organisasi di lebih dari 100 negara.

Yayasan tersebut telah bekerja untuk memberantas polio secara global dalam tiga tahun ke depan. Bill dan Melinda Gates, bersama dengan Warren Buffett, dikatakan menjadi salah satu pendiri Giving Pledge yang serius untuk perubahan yang lebih baik.

Organisasi ini melayani seluruh dunia dan secara teratur bekerja sama dengan LSM untuk mengatasi masalah-masalah paling mendesak di dunia seperti HIV/AIDS. Anggaran perawatan kesehatannya sendiri melebihi anggaran WHO.

Karena kegemaran beramal, per Oktober 2024 ini, majalah forbes pun mencatat bahwa pendiri Microsoft itu kini terdepak dari jajaran 8 orang terkaya di dunia. Gates sebelumnya telah lama bertengger di jajaran orang terkaya di Amerika Serikat (AS) dan dunia, kini peringkatnya terus menurun karena dia diketahui kerap menyumbangkan hartanya untuk kegiatan filantropi dan alasan lainnya.

Saat ini, Gates tidak lagi menempati posisi puncak orang terkaya di AS maupun dunia. Meskipun masih memiliki kekayaan sebesar Rp1.625 triliun, Gates saat ini menempati peringkat ke-12 orang terkaya di dunia dan keluar dari daftar 8 orang terkaya di dunia versi Forbes untuk pertama kalinya sejak 1991.

Baca Juga: Definisi Kesuksesan Menurut Bill Gates, Bukan soal Harta dan Kekayaan

2. Jeff Bezos

Pendiri Amazon, Jeff Bezos, diketahui memiliki sebuah yayasan guna menghimpun dana filantropi dengan komitmen awal senilai USD 2 miliar bernama Bezos Day One Fund. 

Nama Bezos Day One Fund mengikuti falsafah dasar perusahaan bahwa sebuah organisasi harus melihat hari baru dengan pendekatan baru, bila tidak akan mengalami kemandekan dan kemunduran. 

Yayasan amal milik Jeff Bezos ini mendukung lembaga nirlaba yang sudah ada guna menawarkan akomodasi dan makanan bagi keluarga muda yang tidak memiliki rumah, serta memberikan beasiswa pra sekolah bagi komunitas yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi lemah.

Pada September 2018, Bezos pun diketahui telah menyumbangkan sebagian kekayaannya sebesar USD 2 miliar untuk mendukung keluarga tuna wisma dan membangun beasiswa penuh prasekolah yang terinspirasi Montessori.

3. Azim Premji 

Azim Premji adalah bos perusahaan teknologi informasi Wipro di India. Ia ditasbihkan menjadi orang ketiga terkaya di India oleh Forbes pada 2015 dan menempati posisi ke 48 orang terkaya di dunia. Wipro sendiri adalah salah satu perusahaan informasi terbesar di India. 

Azim jadi salah satu pengusaha tajir dunia yang gemar beramal. Ia pun diketahui memiliki yayasan amal bernama Azim Premji Foundation yang memiliki fokus pada bidang pendidikan di India. 

Yayasan amal Azim Premji Foundation juga mengelola kegiatan pendidikan dan Azim Premji University di Bangalore. Donasi Azim akan disalurkan untuk membangun sebuah universitas baru dan peningkatan mutu pendidikan.

Dengan banyaknya sumbangan yang telah ia berikan, Azim didapuk menjadi orang kaya paling dermawan di Asia. Konglomerat ini menduduki juara satu di daftar orang kaya paling dermawan di Asia versi Forbes tahun 2019. Jumlah sumbangannya mengalahkan Jack Ma, orang terkaya di India. 

4. Larry Page

Saat ini, Larry Page menjabat sebagai CEO Alphabet, perusahaan induk Google. Dia mendirikan Yayasan Carl Victor Page, yang dinamai sesuai nama ayahnya pada tahun 2006. 

Dia diketahui menyumbangkan ratusan ribu saham Google ke badan amal tersebut. Melalui yayasan dan Google, Page telah menyumbangkan dana sebesar 25 juta dolar AS pada 2014 untuk melawan Ebola. 

5. Jack Ma

Ma merupakan salah satu pendiri dan ketua eksekutif Alibaba Group. Ma, diketahui memiliki organisasi filantropi bernama, Yayasan Jack Ma. Badan amal ini didirikan sejak tahun 2014 dan fokus berupaya untuk meningkatkan sistem pendidikan China, terutama di daerah pedesaan.  

Yayasannya telah menyumbangkan USD45 juta pada 2017 untuk membantu menemukan dan menumbuhkan bakat mengajar di masa depan pada daerah pedesaan China.

6. Steve Ballmer

Steve Ballmer merupakan mantan CEO Microsoft. Dia dan istri menjalankan Ballmer Group, sebuah badan amal yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan mobilitas ekonomi bagi anak-anak dan keluarga di Amerika Serikat yang secara tidak proporsional cenderung tetap dalam kemiskinan. 

Yayasan ini telah memberikan sumbangannya kepada Harvard Universitas, Universitas Washington, dan Universitas Oregon.

6. Laurene Powell Jobs

Pasca-mewarisi kekayaan yang bernilai miliaran dolar di Apple dan Disney dari almarhum suaminya Steve Jobs, Laurene Powell Jobs pun mendirikan organisasi nirlaba yang disebut College Track yang membantu persiapan siswa yang berpenghasilan rendah untuk masuk kuliah melalui bimbingan belajar. 

Melalui organisasinya ini, Powell Jobs telah menyumbangkan sebesar 50 juta dolar AS untuk mendanai XQ: The Super School Project, sebuah usaha reformasi pendidikan yang berusaha mengubah kurikulum sekolah menengah. 

7. Mark Zuckerberg

CEO Meta, Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan diketahui memiliki badan amal bernama Chan Zuckerberg Initiative. Badan alam ini didirikan pada tahun 2015 untuk fokus pada pembelajaran yang dipersonalisasi, menyembuhkan penyakit, dan menghubungkan orang-orang. 

Zuckerberg dan Chan juga berjanji mereka akan memberikan 99 persen saham Facebook mereka untuk beramal selama mereka seumur hidup saat pasangan ini mengumumkan peluncuran organisasi mereka.

Baca Juga: 8 Orang Terkaya di Dunia Versi Forbes Per Oktober 2024

8. Carlos Slim

Carlos Slim memiliki kekayaan sebesar USD83,2, dan dia menyumbangkan sebagian kekayaannya sebesar USD 4 miliar kepada organisasi filantropinya yang eponim, Carlos Slim Foundation. 

Kekayaannya bersumber dari perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Latin, yakni America Movil. Dia juga memiliki perusahaan holding bernilai miliaran dolar di Meksiko bernama Grupo Carso.

9. Masayoshi Son

Pendiri dan CEO SoftBank ini diketahui memiliki badan amal atau yayasan bernama Masason Foundation, yang bertujuan untuk mendukung mereka yang akan menciptakan masa depan.

Masayoshi Son sendiri telah menyumbangkan sekitar USD120 juta untuk mendukung para korban gempa dan tsunami Jepang 2011 yang mengakibatkan lebih dari 15.000 orang meninggal dunia. SoftBank menyumbangkan tambahan sebesar USD12,5 juta, dan Son berjanji untuk menyumbangkan gaji tahunannya kepada para korban sampai dia pensiun. 

10. Michael dan Susan Dell

Pendiri perusahaan teknologi Dell, yakni Michael Dell beserta istri, Susan juga dikenal rajin berdonasi. Mereka juga memiliki badan amal sendiri bernama Michael and Susan Dell Foundation, sebuah lembaga yang membantu anak kecil yang terjerat kemiskinan. 

Tahun 2016, Dell menyisihkan USD 36 miliar untuk membangun kembali Kota Houston di Texas, AS yang hancur akibat Badai Harvey.

11. Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi 

Miliarder asal Arab Saudi bernama Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi mendirikan yayasan badan amalnya yang bernama Al-Rajihi. Salah satu proyek amalnya yang paling menonjol adalah ia menanam gandum di lahan seluas 8.000 hektar di Sudan utara, yang merupakan proyek terbesar di Afrika, demi mengabdikan keuntungannya kepada Alla Azza wa Jalla.

Yayasan amalnya juga membangun beberapa proyek di Afrika dan Asia, menggali ribuan sumur di sana, membangun sekolah, rumah sakit, kompleks perumahan, dan membangun jalan. 

Dia dianggap sebagai salah satu kontributor terbesar kegiatan amal di benua Afrika. World Records mencatat Al-Rajhi Farm sebagai pendonor amal terbesar di dunia, yang mengelolah pohon kurma sebanyak 200 ribu pohon

12. George Soros

Investor dan filantropis, George Soros, mendirikan Yayasan Open Society pada tahun 1984, untuk membantu negara-negara melakukan transisi dari komunisme.  Yayasan Open Society berupaya membangun demokrasi yang dinamis dan toleran yang pemerintahannya bertanggung jawab kepada warga negaranya. 

Di tingkat lokal, Yayasan Open Society menerapkan berbagai inisiatif untuk memajukan keadilan, pendidikan, kesehatan publik, dan media independen. 

13. Larry Ellison

Pendiri Oracle yang juga salah satu orang terkaya di dunia diketahui memiliki yayasan amal bernama Lawrence Ellison Foundation. Yayasan ini mendukung penelitian biomedis dasar tentang penuaan yang relevan dengan pemahaman proses perkembangan rentang hidup dan penyakit serta disabilitas yang berkaitan dengan usia. 

Ellison juga tercatat menjadi salah satu miliarder dalam daftar yang telah menandatangani "Giving Pledge" yang meminta mereka yang setuju dan berjanji menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk amal baik ketika masih hidup atau dalam kehendak mereka.

Melalui Lawrence Ellison Foundation pula, dia menyumbangkan jutaan dari kekayaannya untuk tujuan pendidikan dan perawatan kesehatan. Namun, pada tahun 2020. Ellison tercatat sudah membubarkan yayasan filantropinya tersebut.

Baca Juga: Ini Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia Per Oktober 2024, Siapa yang Paling Tajir?

14. Margaret Anne Cargil

Margaret Anne Cargill jadi salah satu dari delapan ahli waris konglomerat perdagangan biji-bijian Cargill yang berpusat di Minneapolis. Pada tahun 2005, majalah Forbes mencantumkan Margaret Anne Cargill sebagai orang Amerika terkaya ke-164, dengan kekayaan bersih sebesar USD1,8 miliar. 

Ia pun mendirikan Anne Ray Charitable Trust yang menyediakan hibah untuk program amal dan pendidikan  serta beasiswa. Ia pun diketahui sebagai pendiri yayasan Margaret A. Cargill Philanthropies. Yayasan milik Cargill ini memberikan dukungan kepada sejumlah organisasi nirlaba yang berfokus meminimalkan kesenjangan bagi anak-anak yang berpenghasilan rendah.

Aset gabungan (Margaret A. Cargill Foundation dan Anne Ray Foundation) menempatkan yayasan tersebut di antara sepuluh yayasan teratas di Amerika Serikat dengan aset lebih dari USD9,2 miliar.

15. Keluarga Rockefeller 

Rockefeller Foundation didirikan pada tahun 1913 sebagai wahana filantropi utama untuk amal oleh miliarder Standard Oil John D. Rockefeller, Sr. 

Yayasan ini telah memiliki jangkauan internasional sejak tahun 1930-an dan memiliki pengaruh besar terhadap organisasi non-pemerintah global. Bersama-sama, Frederick T. Gates dan putra tunggal Rockefeller, John D. Rockefeller, Jr. bekerja sama dengan Rockefeller untuk mendorong evolusi filantropi berskala besar. Mereka mengubah amal pribadi menjadi perusahaan yang terorganisasi dan bersifat kelembagaan yang dimodelkan berdasarkan praktik bisnis perusahaan. 

16. David dan Lucile Packard

David dan Lucile Packard adalah filantropis jauh sebelum mereka membantu mengubah toko elektronik kecil di garasi mereka menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia saat ini, Hewlett-Packard. 

Mereka meresmikan hasrat mereka untuk filantropi pada tahun 1964 dengan mendirikan Yayasan David dan Lucile Packard.  Anak-anak dan cucu David dan Lucile telah mengambil peran aktif dalam pekerjaan Yayasan, bersama dengan wali amanat umum dan staf profesional, dan melanjutkan pekerjaan penting yang dimulai oleh David dan Lucile.

Beasiswa Packard merupakan salah satu prioritas pendanaan Yayasan David dan Lucile Packard, yang didirikan oleh pasangan tersebut pada tahun 1964. Melalui yayasan mereka, ia dan istrinya mendukung sejumlah kegiatan filantropis, dengan penekanan pada penelitian berbasis universitas, kesehatan anak-anak, sains, dan lingkungan. Sejak didirikan, Yayasan Packard telah memberikan hampir USD500 juta untuk mendukung 695 penerima beasiswa dari 54 universitas.

Baca Juga: Bergelar Wanita Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ini Sosok dan Kiprah Pewaris Walmart Alice Walton

17. John Donald MacArthur

John Donald MacArthur pernah menjadi masuk daftar orang terkaya di Amerika, dan merupakan pemilik tunggal perusahaan asuransi swasta terbesar di negara itu. Ia pun diketahui mendirikan John D. dan Catherine T. MacArthur Foundation, salah satu yayasan pemberi hibah terbesar di Amerika Serikat, yang dikenal luas karena program Beasiswa MacArthur, yang memberikan hibah kepada individu kreatif di bidang apa pun. 

Selain program beasiswa,  John D. dan Catherine T. MacArthur Foundation memberikan Program Pengembangan Manusia dan Komunitas, Program Keamanan dan Keberlanjutan Global, dan Program Umum. 

Melalui program-program ini, yayasan mendanai penelitian, pendidikan, dan pengembangan kebijakan tentang topik-topik seperti efisiensi energi AS, reformasi sekolah umum , pengurangan senjata, keanekaragaman hayati, dan pengembangan pemuda.

18. Will Keith Kellogg

Raja sereal, Will Keith Kellogg, diketahui mendirikan yayasan WK Kellogg yang sampai saat ini dikenal sebagai salah satu yayasan swasta terbesar di dunia dengan total hibah lebih dari USD300 juta pada tahun 2016. 

Program internasionalnya meliputi kesehatan, sistem pangan dan pembangunan pedesaan; pemuda dan pendidikan; serta filantropi dan kesukarelaan. Kellogg menyumbangkan lebih dari $66 juta kepada yayasan tersebut dari penghasilannya.  Yayasan WK Kellogg juga memiliki cakupan yang lebih luas daripada yayasan publik, dengan program yang menjangkau masyarakat nasional dan internasional.

19. Ingvar Kamprad

Yayasan Stichting INGKA didirikan oleh Ingvar Kamprad yang juga merupakan pendiri IKEA. Kamprad mendirikan yayasan ini bersama pengacara perusahaannya yaitu Linnea Walsh.

Berdiri sejak tahun 1982, total kekayaan yayasan ini adalah sebesar USD36 miliar yang digunakan untuk mempromosikan dan mendukung inovasi di bidang desain arsitektur dan interior. Namun belakangan, Sticting INGKA mulai menargetkan anak-anak di Negara berkembang dalam menyalurkan bantuannya.

Baca Juga: Bergelar Wanita Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ini Sosok dan Kiprah Pewaris Walmart Alice Walton

20. Howard Hughes

Yayasan Howard Hughes berdiri pada tahun 1953 atas inisiatif dari pengusaha Amerika, Howard Hughes. Howard Hughes Medical Institute bergerak di bidang penelitian biologi dan medis di Amerika Serikat.

Yayasan yang berbasis di Maryland, AS ini telah menghabiskan dana USD1 juta per investigator per tahun dan sekitar 4 825 juta dalam penelitian biomedis. Sementara itu, total kekayaan bersih dari yayasan ini adalah sebesar USD22,6 miliar, yang menjadikannya sebagai organisasi filantropi terbesar kedua di Amerika Serikat.

21. Keluarga Ford

Pada tahun 1936, Edsel Ford, putra Henry, pendiri Ford Motor Company, mendirikan Yayasan Ford dengan sumbangan awal sebesar USD25.000. Setelah Edsel dan Henry meninggal pada pertengahan tahun 1940-an, warisan mereka mengubah yayasan tersebut menjadi lembaga filantropi terbesar di dunia. 

Komite Studi Gaither yang beranggotakan tujuh orang merekomendasikan Yayasan Ford menjadi lembaga filantropi internasional yang didedikasikan untuk memajukan kesejahteraan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan promosi nilai-nilai demokrasi, perdamaian, dan kesempatan pendidikan.

22. Andrian Cheng

Wakil ketua eksekutif dan CEO pengembang properti New World Development, Andrian Cheng, mendirikan WEMP Foundation pada tahun 2021. Organisasi tersebut didedikasikan untuk menyembuhkan kesehatan mental anak-anak kurang mampu. Lebih dari 16.000 anak telah dibantu sejauh ini.

WEMP (Wellbeing, Emotional Intelligence, Mental Health and Parenting) seminar dan lokakarya yang bertujuan untuk membantu anak-anak mengekspresikan perasaan mereka lebih baik serta mengajarkan kemampuan mengasuh anak dengan baik kepada orang tua.

23. Robert Budi dan Michael Bambang Hartono

Sebagai orang terkaya se-Indonesia versi Forbes, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono ini kerap disebut the real crazy rich Indonesia. Per October 2024 ini saja, duo kakak beradik ini pun tetap kokoh menempati urutan ke-2 dan ke-3 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, dengan masing-masing kekayaan sebesar USD27,8 dan USD26,7dari bisnis perbankan dan tembakau.

Karenanya tidak heran nama yayasan mereka yaitu Djarum Foundation yang didirikan sejak April 1986. Yayasan ini tidak hanya terfokus pada pembinaan atlet bulutangkis yang melahirkan juara dunia. Namun mereka juga mengurusi lima fokus kegiatan, seperti bidang sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan dan budaya.

24. Eka Tjipta Widjaja

Pendiri Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, diketahui memiliki yayasan miliknya sendiri, yakni Eka Tjipta Widjaja Foundation.  Yayasan ini telah berdiri sejak 2006 lalu dan tidak hanya berfokus pada pendidikan anak yang berada di kawasan perkebunan. Melainkan membantu kegiatan sosial, salah satunya pembangunan  sarana dan prasarana akibat bencana alam. 

25. Dato Sri Tahir

Dato Sri Tahir merupakan pebisnis sukses yang lebih dikenal akan kegiatan amalnya. Terkenal sebagai filantropis, Dato Sri Tahir merupakan miliarder pertama Indonesia yang masuk dalam Bill & Melinda Gates Foundation. Bersama organisasi nirlaba buatan Bill Gates tersebut, US$75 juta disumbangkan untuk The Global Fund guna melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia.

Aksi kemanusiaan Dato Sri Tahir melalui Yayasan Tahir Foundation seakan tidak pernah habis. Selain bidang kesehatan dan pendidikan yang diutamakan, Tahir juga ringan tangan membantu dalam segala jenis sektor. 

Melalui Tahir Foundation, Dato Sri Tahir juga pernah menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar 500 ribu dolar AS atau senilai Rp7,5 miliar kepada pemerintah Palestina. Bantuan diberikan untuk kebutuhan operasional Rumah Sakit (RS) di Gaza, termasuk RS Indonesia di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Tahir Foundation Bukti Kedermawanan Dato Sri Tahir, Jadikan Kekayaan Berkat Bagi Sesama

26. Sukanto Tanoto

Tanoto Foundation didirikan oleh pengusaha sekaligus konglomerat Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto yang memiliki kekayaan USD1,3 miliar atau Rp14,9 triliun.  Yayasan ini berfokus pada bidang pendidikan, pemberdayaan dan peningkatan kualitas hidup.

Sejak didirikan pada tahun 1981, Tanoto Foundation fokus membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kualitas manusia Indonesia. Sejak saat itu, Tanoto Foundation terus berkembang hingga menjadi organisasi filantropi internasional dengan perhatian khusus terhadap pengembangan sumber daya manusia, terutama dalam bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini, pendidikan dasar, pengembangan kepemimpinan, dan riset medis.

Saat ini, Yayasan berkontribusi di Indonesia, China, dan Singapura, serta aktif menjalin kemitraan dengan beragam institusi akademis dan riset terpandang.

27. Tomy Winata

Tomy Winata adalah seorang pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang memiliki pengaruh besar di berbagai sektor bisnis. Ia adalah pendiri Grup Artha Graha atau Artha Graha Network, sebuah konglomerasi bisnis yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari perbankan, properti, konstruksi, hingga infrastruktur.

Selain sebagai pengusaha sukses, Tomy Winata juga dikenal sebagai seorang filantrop. Ia mendirikan Artha Graha Peduli, sebuah yayasan yang fokus pada kegiatan sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

Kegiatan sosial, kemanusiaan, dan lingkungan Artha Graha Peduli bermula di Jakarta dan berbagai daerah di Indonesia, yang diorganisir oleh karyawan grup perusahaan Artha Graha dan Artha Graha Network milik Tomy Winata.

Sejak tahun 1997, yayasan ini telah mengelola Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), sebuah pusat penyelamatan harimau  yang berupaya untuk mengembalikan "harimau konflik" (harimau yang telah menyerang atau membunuh manusia) ke alam liar. TWNC telah melepaskan lima ekor harimau Sumatera (spesies yang terancam punah ) ke hutannya.

28. Chairul Tanjung

Konglomerat Chairul Tanjung dan istrinya, Anita Ratnasari juga telah membuat yayasan sejak 2005 lalu bernama CT Arsa, yang berfokus di bidang pendidikan dan kesehatan dengan visi dan misinya memutus mata rantai kemiskinan serta mengoptimalisasi kesehatan masyarakat kurang mampu. 

Seperti kita ketahui, Chairul Tanjung memiliki beberapa gurita bisnis mulai dari media, perbankan, asuransi, ritel hingga keuangan. Majalah Forbes Asia bahkan menempatinya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai USD3,5 miliar atau sekitar Rp50,8 triliun.

Baca Juga: Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber Demi Sukseskan People Fest 2024