11. Hannie Hananto - ETU
Hannie Hananto adalah desainer busana muslim asal Indonesia yang memulai kariernya di dunia fashion sejak tahun 2009, setelah meraih posisi runner-up dalam Lomba Rancang Busana Muslim (LRBM) pada tahun 2006. Padahal sebelumnya, Hannie sendiri berprofesi sebagai arsitek.
Dikutip dari Kumparan, sebagai pendiri brand ETU, Hannie telah menampilkan koleksinya di berbagai ajang fashion internasional, termasuk Paris (2011), New York (2013), Maroko (2013), dan Amsterdam Modest Fashion Week 2019. Ia juga aktif dalam pergelaran fashion di dalam negeri seperti Jakarta Fashion Trend dan Muslim Fashion Festival (MUFFEST).
Salah satu koleksi terkenalnya adalah ‘Suwe Ora Jamu’ yang ditampilkan di Daegu International Fashion Culture (DIFACUL) 2019 di Korea Selatan.
Hannie juga dikenal karena mengangkat isu sosial dalam desainnya, seperti koleksi "Pesawatku" yang ditampilkan di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021, yang menyindir semangat inovasi anak bangsa. Selain itu, ia pernah berkolaborasi dengan brand The Executive dalam Indonesian Fashion Week 2016, mengusung tema "Nouveau Monochrome".
12. Jeny Tjahyawati - JenY
Jeny Tjahyawati adalah desainer busana muslim asal Malang yang telah berkiprah di industri fashion sejak tahun 2006. Ia mendirikan label fashion, yakni JenY by Jeny Tjahyawati yang fokus pada modest wear, dan Ethnicant untuk busana ready-to-wear.
Karyanya dikenal karena menggabungkan unsur tradisional Indonesia dengan desain modern, serta memanfaatkan kain-kain lokal seperti batik dan songket.
Lulusan terbaik Akademi Seni Rupa dan Desain Mode ISWI Jakarta ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD), sebuah organisasi yang mempromosikan desainer modest fashion di Indonesia.
Kiprahnya di dunia fashion internasional sangat mengesankan. Jeny telah menampilkan koleksinya di berbagai ajang bergengsi seperti Hongkong Fashion Week, Torino Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week, Fashion Scout London, ASC New York Fashion Week, Miami Modest Fashion Week, Saverah Women Expo London, Johor Fashion Week, dan Asia Islamic Fashion Week.
Salah satu pencapaian terbesar Jeny adalah meraih Luxury Awards di Torino Fashion Week 2017, yang memberinya kesempatan untuk tampil di Paris Fashion Week. Selain itu, ia juga pernah mendapatkan penghargaan Rising Star di Indonesia Fashion Week 2019 dan penghargaan dari Islamic Fashion Festival di Yogyakarta atas dedikasinya dalam memajukan industri fashion muslim.
13. Khanaan Shamlan - Khanaan
Khanaan Shamlan adalah desainer busana muslim asal Pekalongan, Indonesia, yang dikenal karena konsistensinya dalam mengangkat batik kontemporer ke panggung mode nasional dan internasional.
Lahir dan besar di kota yang kaya akan tradisi batik, Khanaan terinspirasi untuk menggabungkan warisan budaya tersebut dengan sentuhan modern dalam setiap karyanya.
Setelah menyelesaikan pendidikan di ESMOD Jakarta pada tahun 2008, Khanaan mendirikan butik pertamanya di Cipete, Jakarta Selatan, pada tahun 2009.
Brand Khanaan dikenal dengan desain yang elegan dan feminin, menggabungkan teknik batik tradisional dengan motif dan siluet modern. Pada tahun 2016, Khanaan meluncurkan lini ready-to-wear yang mendapat sambutan hangat dari pecinta mode tanah air.
Dikutip dari Liputan6, kiprah internasional Khanaan ditandai dengan partisipasinya dalam berbagai ajang fashion bergengsi, seperti Arab Fashion Week dan Qatar Arabian Fashion Night.
Pada tahun 2018, Khanaan terpilih sebagai salah satu desainer Indonesia yang karyanya dipamerkan di De Young Fine Arts Museum di San Francisco, Amerika Serikat, berdampingan dengan brand internasional seperti Yves Saint Laurent dan Christian Dior.
Salah satu koleksi terbaru brand ini bertajuk ‘Atirah’ diluncurkan pada Garis Poetih Raya Festival 2025 yang menampilkan 37 busana dengan perpaduan sutra dan sulaman bunga.
14. Dia Demona - Aleza
Dia Demona adalah pendiri dan Managing Director dari Aleza, sebuah brand modest fashion asal Indonesia yang didirikan pada November 2016.
Dikutip dari Cantika, latar belakang pendidikannya di bidang fashion dari ESMOD Jakarta, serta pengalamannya bekerja di industri fashion termasuk di perusahaan garment dan e-commerce fashion lokal, memberikan dasar yang kuat bagi Dia dalam membangun Aleza.
Diakui Dia, Aleza sendiri bermula dari kebutuhan pribadinya untuk menemukan busana hijab yang sesuai dengan gaya kasual dan simpel. Bersama dua adiknya, Dia memulai dengan membuka jasa jahit sebelum akhirnya meluncurkan brand ini.
Dalam perkembangannya, Aleza telah meluncurkan berbagai koleksi, termasuk ‘The Pandora’ yang merupakan hasil kolaborasi dengan desainer ternama Indonesia seperti Barli Asmara, Happa, dan Rama Dauhan.
Selain itu, Aleza juga merilis koleksi ‘Raya Laboratory 2024’ yang terdiri dari empat kategori, yakni Metal, Alkaline, Oxygen, dan Atomic, yang masing-masing merepresentasikan aspek berbeda dari perayaan Hari Raya.
Di bawah kepemimpinan Dia Demona, Aleza pun telah berkembang pesat dengan memiliki sekitar 20 toko offline di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Aceh dan Pekanbaru.
15. Nisa Pratiwi - Hijabchic
Nisa Pratiwi adalah pendiri dan CEO HijabChic, sebuah brand modest fashion asal Bandung yang didirikan pada tahun 2011. Dengan latar belakang pendidikan di bidang Public Relations dari Universitas Padjadjaran serta pelatihan desain di PPDB Design Bandung dan Studio Intermodel Bandung, Nisa menggabungkan keahlian komunikasi dan desain dalam mengembangkan HijabChic.
HijabChic sendiri hadir dengan misi untuk menemani perjalanan hijrah setiap perempuan Indonesia melalui koleksi busana muslim yang modis, nyaman, dan berkualitas tinggi.
Seiring perkembangan teknologi dan perilaku konsumen, Nisa memanfaatkan platform e-commerce seperti Shopee untuk memperluas jangkauan pasar. Melalui fitur Shopee Live, HijabChic berhasil meningkatkan penjualan hingga 60% pada semester pertama tahun 2024.
Sejak didirikan hingga sekarang, orang Hijabchic telah meluncurkan lebih dari 10.000 desain busana muslim.
Brand ini pun telah berpartisipasi dalam berbagai ajang fashion nasional dan internasional, termasuk Jakarta Fashion Week dan Jakarta Muslim Fashion Week, menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti selebgram Thatal Jundiah dalam koleksi ‘Fiore’ dan Sanrio dalam koleksi Hello Kitty X HijabChic, serta meluncurkan koleksi ‘Lavanya’ sebagai perayaan 12 tahun kiprah HijabChic di industri fashion.
Baca Juga: Deretan Perempuan Penerus Bisnis Keluarga Konglomerat di Indonesia