Dalam dunia bisnis yang berkembang pesat, peran perempuan di Indonesia semakin menonjol, mencerminkan keberanian, inovasi, dan kepemimpinan yang inspiratif.
Seiring dengan berkembangnya sektor ekonomi dan teknologi, deretan tokoh perempuan Indonesia terus membuktikan bahwa kaum hawa juga mampu bersaing di panggung bisnis global, menciptakan perubahan dan membangun masa depan yang lebih inklusif.
Melihat hal itu, berikut deretan tokoh perempuan pemimpin di perusahaan Indonesia yang telah Olenka rangkum dari berbagai sumber pada Senin (14/10/2024):
1. Martha Tilaar
Sejak tahun 1970, martha tilaar mendirikan salon pertamanya di garasi rumahnya, Martha gencar melakukan promosi dengan membuat selebaran brosur dan menyebarluaskannya dari rumah ke rumah.
Baca Juga: Deretan Tokoh Perempuan Pemimpin di Perusahaan Indonesia
Respons positif dari masyarakat, termasuk warga asing yang bekerja di kedutaan, membantu salonnya mendapatkan pelanggan. Dalam waktu enam bulan, salonnya sudah pindah ke lokasi yang lebih luas.
Dua tahun setelah pembukaan salon pertama, Martha membuka salon kedua di bilangan Cipete, Jakarta Selatan. Di sinilah ia mulai mengenalkan perawatan kecantikan tradisional yang berbasis tanaman herbal.
Lima tahun kemudian, Martha melebarkan sayap bisnisnya ke bidang produk-produk kecantikan dan jamu modern di bawah bendera PT Martina Berto. Perusahaan ini didirikan berdasarkan kerjasama antara Martha dan Theresia Harsini Setiady, pendiri salah satu perusahaan farmasi terkemuka, Kalbe Group.
Pada tahun 1983, Martha berhasil mendirikan PT Sari Ayu Indonesia untuk mendukung distribusi produk kosmetiknya. Perlahan-lahan, Martha dan keluarganya pun berhasil mengakuisisi PT Martina Berto dan membentuk Martha Tilaar Group pada tahun 1999. Sekarang Martha Tilaar Group terdiri dari beberapa perusahaan di berbagai bidang, seperti PT Martina Berto Tbk, PT Cedefindo, PT SAI Indonesia, PT Martha Beauty Gallery, PT Cantika Puspa Pesona, dan lain-lain.
2. Donna Lesmana
Selanjutnya, perempuan hebat itu adalah Donna Lesmana. Ia merupakan seorang pengusaha wanita sukses di Indonesia yang dikenal atas kepahlawannya dalam memulai dan mengembangkan toko online pakaian dalam, Lolala.
Pada tahun 2014, Donna melihat potensi besar di pasar pakaian dalam online di Indonesia. Ia memutuskan untuk memulai Lolala, sebuah platform e-commerce spesialis pakaian dalam. Ini merupakan ide yang sangat relevan karena Indonesia memiliki permintaan yang tinggi akan produk kebersihan tubuh dan pakaian dalam yang nyaman dan modis.
Pada bulan Agustus 2014, Lolala resmi diluncurkan. Donna Lesmana dipuji karena kemampuan strategisnya dalam mengidentifikasi celah pasar dan mengembangkan platform yang responsif terhadap kebutuhan konsumennya. Lokomotif utama Lolala adalah fokus pada kenyamanan, desain elegan, dan harga yang kompetitif.
Baca Juga: Memulai Karier sebagai Hakim, Kartini Muljadi Sukses Jadi Wanita Terkaya di Indonesia
Platform Lolala cepat mendapatkan popularitas di tengah masyarakat Indonesia yang semakin bergantung pada teknologi dan belanja online. Strategi pemasaran yang efektif, konten visual yang menarik, dan layanan pelanggan yang prima semua berkontribusi pada kesuksesan Lolala. Pada tahun 2015, Lolala telah menarik perhatian investor dan mendapatkan pendanaan yang signifikan untuk memperkuat operasionalnya.
Bersamaan dengan perkembangan Lolala, Donna Lesmana terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Ia memperluas produk portfolio dengan menambah variasi model dan warna pakaian dalam. Selain itu, ia juga memperbaiki fitur-fitur aplikasi mobile untuk meningkatkan interaksi langsung dengan pelanggan.
Salah satu hal yang patut diacungi jempol dari Donna Lesmana adalah komitmennya terhadap sosial dan lingkungan. Lolala telah berkomitmen untuk menggunakan material yang ramah lingkungan dan mendukung program-program sosial yang peduli terhadap keseimbangan gender dan hak-hak perempuan.
Baca Juga: 5 Perempuan Pengusaha Indonesia yang Masuk Daftar '30 Under 30' Versi Forbes
Hingga saat ini, Lolala terus berkembang dan menjadi salah satu nama besar di industri e-commerce fashion di Indonesia. Donna Lesmana terus berinspirasi dengan tren global dan lokal untuk memastikan Lolala tetap relevan dan inovatif. Kontinyuitas kesuksesannya tercermin dari loyalitas pelanggan yang tinggi dan reputasi positif di pasar online Indonesia.
3. Diajeng Lestari
Seorang pengusaha muslimah sukses yang mendirikan HIJUP, telah menulis catatan prestasi yang impresif dalam dunia bisnis fesyen muslim.
Pada tahun 2011, dengan dukungan dan bantuan suaminya, Ahmad Zaky, yang juga pendiri Bukalapak, Diajeng memulai bisnis HIJUP. Awalnya, HIJUP hanya dipimpin oleh Diajeng sendiri yang merangkap posisi direktur dan office girl. Dengan bantuan suaminya yang ahli IT, serta dua karyawan tambahan, HIJUP mulai berkembang.
Dalam beberapa tahun berikutnya, HIJUP terus berkembang dan menjadi salah satu startup terbesar di industri fesyen muslim. Pada tahun 2018, HIJUP menggelar acara Hijup Ramadhan Festival yang cukup menyita perhatian publik dengan ribuan pengunjung hadir.
4. Hanifa Ambadar
Kemudian, Hanifa Ambadar adalah seorang entrepreneur, author, dan CEO dari Female Daily Network, sebuah platform media digital dan komunitas wanita terbesar di Indonesia. Hanifa memulai karier bloggingnya saat masih di Amerika Serikat pada tahun 2005.
Di tahun 2007, Hanifa memutuskan untuk menggarap blognya secara profesional. Ia berkolaborasi dengan Affi Assegaf, seorang beauty blogger, untuk mengelola blog FashionEsDaily.com.
Baca Juga: Menlu Retno Bicara Peran Perempuan dalam Pembangunan Ekonomi di Forum Doha III
Setahun setelah kolaborasi dengan Affi Assegaf, Hanifa dan timnya mendirikan Perseroan Terbatas (PT) bernama Female Daily Network. Kantornya berlokasi di Bangka, Kemang, Jakarta, dengan satu karyawan bidang penjualan.
5. Susi Pudjiastuti
Siapa yang tak mengenal Susi Pudjiastuti? Selain mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, ia juga dikenal karena keberaniannya dan inovasi dalam bisnis. Susi memulai usaha pertamanya sebagai pengepul ikan pada tahun 1983.
Ia memanfaatkan lokasi Pangandaran yang kaya akan hasil laut untuk membeli ikan dari nelayan dan menjualnya kepada restoran. Meskipun awalnya menghadapi tantangan dalam mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, ketekunan dan konsistensinya dalam menawarkan ikan berkualitas akhirnya membuahkan hasil.
Baca Juga: Kisah Di Balik Operasi Pembebasan Pilot Susi Air yang Ditawan KKB Selama 19 Bulan
Seiring dengan berkembangnya usaha pengepul ikan, Susi mulai merambah ke bisnis ekspor. Pada tahun 1996, ia mendirikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product, yang fokus pada pengolahan hasil laut, terutama lobster dengan merek "Susi Brand." Produk-produk ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri tetapi juga diekspor ke berbagai negara di Asia dan Amerika.
Pada tahun 2004, ia mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air. Dengan membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan, Susi dapat mengangkut produk hasil laut dengan cepat dan efisien. Kesuksesan ini membuat Susi Air berkembang pesat, dengan lebih dari 50 pesawat yang beroperasi hingga tahun 2012.
Nama Susi semakin dikenal luas ketika ia diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2014. Hingga saat ini, Susi Pudjiastuti tetap aktif dalam dunia bisnis dan sering berbagi pengalaman serta wawasan melalui seminar dan media sosial. Ia menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia untuk mengejar impian meskipun menghadapi berbagai tantangan.
6. Nurhayati Subakat
Nurhayati Subakat adalah pendiri PT Paragon Technology and Innovation (PTI), salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Lewat merek dagang seperti Wardah, Make Over, dan Emina, Nurhayati telah membuktikan bahwa teknologi dan inovasi dapat digabungkan dengan nilai-nilai etis untuk mencapai kesuksesan berkelanjutan. Filantropi dan dedikasinya kepada masyarakat telah membuat Paragon Corporation menjadi salah satu nama besar di industri kosmetik Indonesia.
Tahun 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI). PTI tercatat memiliki 12.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia dan Malaysia pada tahun 2020. Perusahaan ini telah menguasai sekitar 30% pangsa pasar kosmetik Indonesia dan menjadi perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Mengulas Kisah Nurhayati Subakat Sang Pendiri Paragon Kala Hadapi Masa Sulit
Nurhayati Subakat telah menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam dunia bisnis. Selain itu, Nurhayati Subakat juga meraih penghargaan ASEAN Business Award (ABA) untuk kategori Women Entrepreneur pada November 2019 di Bangkok, Thailand.
Hingga saat ini, Paragon Corporation masih terus berkembang dan menjadi salah satu nama besar di industri kosmetik Indonesia. Nurhayati Subakat terus berinisiasi dalam dunia bisnis digital dan filantropi. Dedikasi dan tekad kuatnya telah membuktikan bahwa dengan usaha keras dan inovasi, kita dapat mengubah impian menjadi kenyataan.
7. Amanda Susanti Cole
Tidak semua orang akan merasa familiar saat mendengar nama Amanda Susanti Cole. baru-baru ini namanya bergaung keras di ranah publik. Amanda adalah sosok petani cantik di balik suksesnya Sayurbox, aplikasi penyedia sayur, buah, ikan, dan daging segar yang dijual ke masyarakat. Founder dan CEO dari aplikasi tersebut bahkan berhasil masuk dalam daftar Forbes Under 30 dalam kategori Industry, Manufacturing & Energy 2019.
Gagasan mendirikan Sayurbox berawal dari hobi Amanda yang gemar berkebun. Setelah menunaikan kuliah Manajemen dan Keuangan di Universitas Manchester, Inggris, Amanda pulang ke Jakarta. Ia sempat bekerja selama dua tahun untuk sebuah perusahaan swasta bidang real estate.
Baca Juga: Bergelar Wanita Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ini Sosok dan Kiprah Pewaris Walmart Alice Walton
Meski begitu, wanita kelahiran 22 Juni 1990 ini selalu mencintai hobi berkebunnya. Hingga suatu waktu ia bertandang ke lahan kebun keluarganya di Parung Kuda, Sukabumi.
Di sana, ia menemukan kondisi petani lokal yang sering kali kesulitan untuk menjual hasil panennya. Dari situlah Amanda tergerak untuk membuat platform yang dapat menjembatani petani lokal atau produsen agar dapat bertransaksi langsung dengan konsumen.
Amanda meninggalkan pekerjaan kantoran dan mendirikan peternakannya sendiri, Amantani Farms. Menggandeng Rama Notowidigdo serta Metha Trisnawati selaku rekan bisnisnya, Amanda pun menggagas Sayurbox di tahun 2016 dengan menerapkan konsep farm-to-table.
Dengan sistem pre-order, awalnya mereka hanya menjual produk segar melalui Instagram dan WhatsApp. Namun, seiring dengan perkembangannya, pembelian produk bisa dilakukan melalui situs atau aplikasi Sayurbox.
Baca Juga: Mengenal Annisa Mahesa, Wanita Kelahiran 2001 yang Jadi Anggota DPR Termuda
Perjalanan Amanda Cole dalam membangun Sayurbox adalah contoh nyata tentang bagaimana ide yang sederhana dapat bertransformasi menjadi sukses besar dengan dedikasi dan kerja keras. Dari hobby berkebun hingga menjadi salah satu pengusaha muda terdepan di Indonesia,
8. Shinta Nurfauzia
Shinta Nurfauzia menjadi pemimpin wanita yang berhasil mengantarkan perusahaan rintisannya, yakni Lemonilo masuk ke dalam jajaran 100 perusahaan teratas di wilayah Asia Pasifik. Sebagai founder dan juga CEO dari Lemonilo, dirinya memang muncul sebagai pembeda dari ketatnya persaingan bisnis mi instan di pasaran.
Melalui PT Lemonilo Indonesia Sehat, dirinya berusaha mengimbangi pasar dengan menyajikan pilihan mie dengan citra produk yang menyehatkan.
Lemonilo diluncurkan pada 1 Oktober 2016 dengan fokus pada produk makanan sehat yang terjangkau. Awalnya, mereka menjual produk dari UMKM, tetapi kemudian beralih untuk memproduksi mie instan sendiri setelah menghadapi berbagai kendala dalam mendapatkan kerjasama dengan pabrik besar.
Baca Juga: 10 Wanita Terkaya di Dunia per Juli 2024 Versi Forbes
Mie Lemonilo dirancang untuk menjadi alternatif sehat bagi mie instan konvensional, menggunakan bahan alami tanpa pengawet atau MSG.
Hingga saat ini, Lemonilo terus berkembang dengan menawarkan berbagai produk makanan sehat lainnya seperti bumbu dan minuman bubuk. Shinta Nurfauzia tetap berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat melalui produk-produk yang ditawarkan oleh Lemonilo.
9. Claudia Widjaya dan Yenti Elizabeth
Claudia Widjaya dan Yenti Elizabeth, pendiri BerryBenka, telah menciptakan platform fashion daring yang sukses. Awalnya sebagai toko kecil, BerryBenka kemudian berkembang pesat dengan investasi dari East Ventures dan GREE ventures. Strategi pemasaran yang efektif dan fokus pada desain yang menarik telah membawa BerryBenka menjadi salah satu destinasi belanja online populer di Indonesia.
BerryBenka didirikan pada bulan Agustus 2011 sebagai toko fashion online. Ide untuk mendirikan BerryBenka muncul dari keinginan Claudia dan Yenti untuk memberikan akses lebih luas kepada konsumen terhadap produk fashion berkualitas dengan harga terjangkau. Mereka memanfaatkan platform digital untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, terutama generasi muda yang lebih cenderung berbelanja secara online.
Seiring dengan pertumbuhan bisnis, BerryBenka menerima berbagai penghargaan atas kontribusinya dalam industri e-commerce di Indonesia. Mereka diakui sebagai salah satu pelopor dalam sektor fashion online, berkontribusi pada perubahan cara orang berbelanja di Indonesia.
Baca Juga: Kisah Dato Sri Tahir Terjun ke Bisnis Perbankan dan Mendirikan Bank Mayapada
Hingga saat ini, BerryBenka telah berkembang menjadi salah satu destinasi belanja online terkemuka di Indonesia. Mereka menawarkan berbagai produk fashion, mulai dari pakaian hingga aksesori, dengan fokus pada kualitas dan desain yang menarik. Claudia Widjaya dan Yenti Elizabeth terus berinovasi untuk menjaga relevansi BerryBenka di pasar yang kompetitif.
10. Grace Tahir
Terakhir, adalah Grace Tahir. Ia merupakan seorang pengusaha sukses dan filantropis terkemuka di Indonesia, dikenal karena perannya yang signifikan dalam dunia keuangan dan sosial.
Karier anak Dato Sri Tahir ini dimulai sebagai direktur di Rumah Sakit Mayapada sejak tahun 2012. Penugasan ini menunjukkan dedikasinya terhadap sektor kesehatan. Selain itu, ia juga memiliki ketertarikan dalam bidang teknologi digital, yang terlihat dari pengembangan aplikasi BibbyCam pada tahun 2012 bersama suaminya, Ronald Kumalaputra.
Pada tahun 2012, Grace meluncurkan aplikasi BibbyCam yang sempat viral, meskipun akhirnya harus tutup karena penurunan popularitas BlackBerry. Namun, kegagalan tersebut tidak menghentikan semangatnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi di sektor teknologi kesehatan.
Under kepemimpinan Grace, Everest Media—salah satu perusahaan yang ia dirikan—telah berkembang menjadi salah satu pemimpin industri media di Indonesia. Dengan pemahaman mendalam tentang industri media digital.
Dengan visi yang kuat untuk mengembangkan layanan kesehatan di Indonesia, Grace telah berhasil menggabungkan teknologi dengan sektor medis melalui berbagai startup yang didirikannya. Selain aktif di dunia bisnis.
Perjalanan Grace Tahir dalam membangun kesuksesannya adalah contoh nyata tentang bagaimana ide yang sederhana dapat bertransformasi menjadi sukses besar dengan dedikasi dan kerja keras.