Reku, platform investasi dan jual-beli aset kripto mencatat peningkatan pertumbuhan fitur staking sejak diluncurkan satu tahun lalu pada Juni 2023. Fitur staking di Reku memungkinkan pengguna mendapatkan rewards hingga 12,5% per tahun.
Selain itu, pengguna juga mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga per koinnya serta bisa melakukan stake dan unstake secara fleksibel. Menurut Jesse Choi selaku Co-CEO Reku, pertumbuhan terlihat dari peningkatan transaksi dan pengguna staking.
Baca Juga: Kontribusi Reku Dorong Pertumbuhan Industri Kripto di Indonesia
"Rata-rata volume transaksi bulanan staking meningkat sebanyak tiga kali lipat dibandingkan tahun lalu. Ini bukan hanya menggambarkan tingginya minat terhadap staking, melainkan juga menunjukkan staking sebagai salah satu pilihan utama investor. Sebagai platform yang pertama kali meluncurkan staking terdaftar Bappebti, Reku bangga dapat mengakomodasi kebutuhan investor dan membantu dalam mengoptimalkan strategi investasinya," jelas Jesse, dikutip Senin (29/7/2024).
Peningkatan signifikan terjadi pada bulan Maret 2024 lalu. "Bulan tersebut bertepatan dengan Bitcoin menyentuh All-Time-High (ATH) di level Rp1 miliar sebelum periode halving yang turut mempengaruhi altcoin seperti Ethereum, MATIC, dan sejumlah altcoin lain yang tersedia di fitur staking Reku. Ini menandakan bahwa staking merupakan salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan saat kondisi pasar menghijau maupun sideways. Terlebih, bagi investor yang berfokus pada investasi jangka panjang dan tidak memiliki banyak waktu untuk trading," lanjut Jesse.
Dampak positif tersebut dirasakan oleh salah satu pengguna Reku, yaitu Ius, yang berprofesi sebagai guru di sekolah swasta di wilayah Tangerang. Ius mengatakan, ia memanfaatkan fitur staking di Reku untuk mengumpulkan dana pensiun.
"Sebelumnya saya investasi emas. Namun, karena pertumbuhannya cenderung lamban, saya beralih ke staking dan prospeknya lebih bagus dari investasi sebelumnya. Gak was-was juga staking di Reku karena sudah berizin Bappebti. Jadi ngumpulin dana pensiun lebih tenang," ungkap Ius.
Untuk diketahui, saat ini terdapat delapan (8) aset kripto yang tersedia di fitur staking Reku, yakni Ethereum, Cardano, Solana, Polygon, Polkadot, Tezos, NEAR Protocol, dan Kusama, yang akan terus bertambah.
Potensi Pasar Kripto dan Staking Pascapeluncuran ETF Ethereum
Perkembangan fitur staking di ekosistem aset kripto terbilang cukup pesat dalam satu hingga dua tahun terakhir. Hal ini diungkapkan oleh Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin.
"Fitur staking tumbuh seiring dengan makin meningkatnya adopsi blockchain dan aplikasi-aplikasi terdesentralisasi yang ada. Transisi Ethereum yang merupakan aset kripto terbesar kedua dari mekanisme konsensus proof-of-work ke proof-of-stake untuk turut menggunakan staking sebagai cara mengamankan dan mengoperasikan jaringan, membuat staking di ekosistem kripto makin menarik," kata Fahmi.
Pada momentum pasar kripto yang bullish seperti saat ini, staking dapat menjadi opsi yang makin menarik, khususnya bagi para investor non-trader. "Meningkatnya aktivitas pengguna dan jumlah investor kripto di fase bullish dapat berdampak terhadap potensi meningkatnya permintaan aset kripto. Hal ini jika terjadi, dapat membuat nilai kelangkaan yang ada pada aset kripto tertentu seperti ETH dalam contoh di atas misalnya, meningkat dalam ritme yang lebih cepat dari biasanya," imbuh Fahmi.
Telah diluncurkannya ETF Ethereum spot di pasar modal Amerika berpotensi makin memperluas pasar ETH. "Berhasil diluncurkannya produk ETF Ethereum turut menjadi momentum perkembangan yang signifikan baik bagi ETH maupun staking aset kripto secara lebih luas. ETF Ethereum spot menjadi penanda bahwa legitimasi dan pengakuan terhadap aset kripto berbasis staking, khususnya dari sudut pandang regulasi, kini telah berada pada level yang lebih tinggi. Ini bisa menjadi awal dari perkembangan yang lebih jauh lagi khususnya dari segi adopsi mainstream terhadap staking," jelas Fahmi.
Baca Juga: Jesse Choi Berbagi Soal Keunikan Teknologi Blockchain dan Tantangan Industri Kripto di Indonesia
"Perkembangan staking juga akan makin menarik apabila ke depannya dapat terintegrasi dengan produk seperti ETF. Ini secara perhitungan keamanan nilai aset cukup memungkinkan karena rewards staking berfluktuasi sesuai dengan tingkat utilitas dan adopsi jaringan sehingga tidak menciptakan hyperinflation yang dapat membuat nilai aset kripto yang di-staking kemudian terdilusi," lanjut Fahmi.
Perkembangan positif staking dan proyeksi ke depannya yang menjanjikan, mendorong optimisme Reku untuk terus mengembangkan layanan staking baik dengan variasi aset yang lebih beragam maupun fitur tambahan yang inovatif sesuai dengan perkembangan yang ada di pasar. "Yang terpenting adalah investor perlu memastikan memilih platform yang memiliki perizinan staking oleh Bappebti seperti Reku untuk memastikan produk yang disediakan mendapatkan pengawasan rutin dari otoritas formal guna menghindari risiko penyalahgunaan," pungkas Fahmi.