Don't put your eggs in one basket menjadi pepatah yang tak lekang oleh waktu dalam dunia investasi. Pesan yang identik dengan sosok Warren Buffett itu mengingatkan investor mengenai pentingnya melakukan diversifikasi investasi.

Diversifikasi merupakan strategi mengelola risiko dengan cara memvariasikan investasi pada beberapa jenis aset atau instrumen investasi. Diversifikasi diyakini dapat meminimalisasi risiko sekaligus membuka peluang keuntungan yang lebih tinggi dari suatu aset investasi.

Praktik melakukan diversifikasi bisa dikatakan susah-susah gampang. Sebab, diversifikasi juga ada ilmunya dan tidak bisa dilakukan tanpa strategi yang tepat. Meski begitu, siapa pun bisa untuk memulai dan belajar melakukan diversifikasi, termasuk bagi investor pemula.

Memulai Diversifikasi

Pegiat investasi crypto dan content creator, Angga Adinata, menyebutkan bahwa diversifikasi itu ramah terhadap investor pemula. Menurutnya, diversifikasi bagi pemula mulai dapat dilakukan dengan cara mencoba berbagai kelas aset untuk mencari kecocokan terhadap karakter investasi dari masing-masing investor.

Baca Juga: Jesse Choi Berbagi Soal Keunikan Teknologi Blockchain dan Tantangan Industri Kripto di Indonesia

"Inti dari diversifikasi bagi pemula adalah mencoba berbagai kelas aset. Mulai dari modal kecil dulu," ungkap Angga dalam Reku Bootcamp Finance Flash: Invest Right, Invest Wise yang digelar secara virtual pada Sabtu, 2 Desember 2023 lalu.

Sepaham dengan Angga, Fahmi selaku crypto research Reku, menjelaskan bahwa investor pemula dapat belajar melakukan diversifikasi sederhana dengan memvariasikan tiga hingga lima aset investasi. Jumlah tersebut dinilai ideal karena investor pemula masih dapat mengelola setiap aset yang diinvestasikan.

"Yang terpenting, investor sudah cek kualitas dari setiap aset yang dipilih," tegas Fahmi.

Dalam kesempatan yang sama, Fahmi menepis mitos bahwa melakukan diversifikasi hanya bisa dilakukan oleh investor berpengalaman dan butuh modal yang besar. Padahal, menurutnya diversifikasi saat ini sudah bisa diakses dengan modal mulai dari Rp10.000 untuk berbagai aset investasi.

"Ada mitos memulai diversifikasi itu mahal, padahal saat ini eranya sudah berubah," lanjut Fahmi.

Dengan kemudahan akses dan banyaknya alternatif pilihan aset investasi, investor pemula diharapkan tidak ragu lagi untuk memulai diversifikasi. Terlebih lagi, diversifikasi akan membantu investor dalam mendistribusi risiko dari portofolio yang dimilikinya. Sebab, investasi dilakukan secara variatif di aset yang risikonya berbeda, ada yang lebih besar dan yang lebih kecil.

"Itu akan membantu investor dalam menambah keuntungan dan meminimalisasi risiko dari keseluruhan portofolio," pungkas crypto research Reku, Andri Fauzan yang turut hadir dalam kegiatan Reku Bootcamp Finance Flash: Invest Right, Invest Wise.

Diversifikasi Aset Kripto

Ada begitu banyak alternatif aset investasi yang bisa dipilih investor dalam melakukan diversifikasi, mulai dari obligasi, saham, hingga kripto. Setiap aset tersebut memiliki tingkat risiko dan keuntungan yang bervariasi sehingga bisa saling melengkapi dalam portofolio investasi.

Bicara mengenai kripto, tak dimungkiri bahwa aset digital tersebut merupakan instrumen investasi yang berisiko tinggi. Namun, hal itu selaras dengan potensi imbal hasil yang juga tinggi sehingga dapat menjadi alternatif pilihan aset untuk diversifikasi. Hal demikian disampaikan oleh CO-CEO Reku, Jesse Choi, dalam kesempatan wawancara bersama Olenka belum lama ini.

"Walau berisiko tinggi, aset kripto cocok untuk semua tipe investor," ungkap Jesse.

Sebagai orang yang punya ketertarikan besar terhadap teknologi blockchain, Jesse menilai bahwa diversifikasi di aset kripto bukan hanya terbatas bagi mereka yang sudah ahli di industri ini. Investor yang berkeinginan untuk belajar sekaligus menyeimbangkan risiko investasi juga bisa melakukan diversifikasi di aset kripto.

"Tidak perlu menjadi expert untuk mulai berinvestasi di kripto," ungkapnya.

Tak cuma itu, diversifikasi di aset kripto juga sangat terbuka bagi investor yang ingin berpartisipasi dalam memanfaatkan potensi pertumbuhan pesat di pasar kripto Tanah Air. Potensi tersebut tergambarkan dalam performa positif aset kripto sejak awal tahun lalu, khususnya bitcoin.

Bicara mengenai kripto sebagai alternatif diversifikasi, Fahmi mengatakan bahwa aset tersebut memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dari aset lainnya. Pertama, kripto merupakan aset yang bisa ditransaksikan secara global, marketnya global tidak terbatas oleh wilayah, negara, dan jam operasional tertentu.

Keunikan kedua, aset kripto dapat ditransaksikan dan dipindahtangankan secara utuh tanpa pihak ketiga sebagai perantara karena didukung oleh teknologi desentralisasi yang disebut blockchain. Dua hal ini yang menurutnya menjadi daya tarik untuk melakukan diversifikasi di aset kripto.

"Belum ada aset kelas yang seperti ini," jelas Fahmi.

Kendati demikian, Jesse berpesan bahwa dalam melakukan diversifikasi, termasuk di kripto, investor perlu menyesuaikan dengan tujuan dan strategi investasi masing-masing. Hal itu akan membantu investor dalam mengatur strategi diversifikasi, terutama dalam mengalokasikan dana investasi dan memantau kondisi pasar.

"Yang lebih penting, pahami tujuan dan strategi investasinya," kata Jesse menegaskan.

Strategi Diversifikasi

Diversifikasi butuh ilmu dalam mengatur strategi. Cara paling sederhana dalam mengatur strategi diversifikasi adalah dengan memahami tujuan dari investasi dan karakter pribadi sebagai investor. Tanpa kedua itu, strategi diversifikasi menjadi kurang optimal.

"Investor perlu menyesuaikan strategi investasi dengan tujuan finansialnya secara reguler," saran Jesse.

Strategi diversifikasi berikutnya ialah memulai dengan langkah kecil dan membatasi pilihan aset investasi dalam portofolio. Jesse tidak menyarankan melakukan diversifikasi dengan menempatkan dana ke berbagai aset yang jumlahnya terlalu banyak. Sebab, tambahnya, yang paling penting adalah investor dapat mengoptimalkan investasi tertentu di tengah investasi lainnya.

"Diversifikasi bukan berarti harus memiliki banyak instrumen. Misalnya di aset kripto, kita bisa memilih koin-koin unggulan terlebih dahulu saat baru memulai. Begitu juga di instrumen investasi lainnya," lanjutnya.

Hal demikian selaras dengan yang disampaikan oleh Fahmi, mengalokasikan dana ke tiga hingga lima aset investasi dapat dikatakan sebagai hal yang ideal untuk dilakukan, bahkan untuk pemula. Hal itu akan memudahkan investor melakukan pengelolaan dana investasi dengan baik.

"Kalau diversifikasi tiga hingga lima aset, itu masih bisa di-manage dengan baik," ungkap Fahmi. 

Menurut Jesse, strategi diversifikasi selanjutnya yang perlu dilakukan investor adalah melakukan evaluasi strategi diversifikasi investasi secara berkala. Terlebih lagi, investasi adalah hal yang dinamis sehingga sangat memungkinkan adanya penyesuaian strategi dari waktu ke waktu.

"Dengan begitu, investor bisa memantau apakah strategi yang dijalankan sudah cukup efektif untuk mencapai tujuan finansialnya," imbau Jesse.

Memahami pentingnya diversifikasi dalam investasi, Reku sebagai platform bursa kripto terus mengambil peran untuk memberikan edukasi dan literasi kepada investor mengenai industri kripto di Indonesia, salah satunya melalui Reku Bootcamp Finance Flash: Invest Right, Invest Wise. Sebab, Reku meyakini bahwa pemahaman finansial dan investasi merupakan hal fundamental sebelum mulai masuk ke instrumen investasi, termasuk kripto.

"Di sinilah kami mendukung supaya masyarakat lebih sadar akan literasi melalui berbagai program edukasi," tutup Jesse.