Yayasan Jantung Indonesia (YJI) menggelar kampanye nasional bertajuk "Lawan Hipertensi, Dimulai dari Deteksi Dini", sebagai respons atas meningkatnya kasus tekanan darah tinggi di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk usia muda.
Kampanye ini menekankan pentingnya pemeriksaan tekanan darah secara rutin dan perubahan gaya hidup sebagai langkah preventif terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Hipertensi adalah silent killer yang sering tidak disadari. Di Indonesia, satu dari tiga orang dewasa menderita hipertensi, namun mayoritas tidak mengetahuinya. Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak seluruh masyarakat untuk rutin memeriksa tekanan darah sebagai langkah awal pencegahan,” ujar Annisa Pohan Yudhoyono, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).
Hipertensi Tak Lagi Milik Orang Tua
Hipertensi atau tekanan darah tinggi selama ini dikenal sebagai penyakit orang lanjut usia. Namun data terbaru menunjukkan bahwa kelompok usia muda pun tak luput dari ancaman ini.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi hipertensi pada usia 18–24 tahun sudah mencapai 10,7%, sementara pada usia 25–34 tahun mencapai 17,4%. Temuan ini mengejutkan, mengingat hipertensi jarang menunjukkan gejala awal.
Sementara itu, Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan hanya 34% penderita hipertensi di Indonesia yang mengetahui kondisi mereka, dan hanya 8% yang benar-benar mengelola tekanan darahnya dengan baik melalui pengobatan atau perubahan gaya hidup.
Gaya hidup modern berkontribusi besar terhadap tren ini, seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam berlebihan, kurang olahraga, hingga stres berkepanjangan menjadi faktor pemicu utama.
“Deteksi dini sangat penting karena hipertensi sering tidak menunjukkan gejala. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah secara diam-diam dan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal,” jelas dr. Ario Soeryo Kuntjoro, Sp.JP(K), Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
“Pemeriksaan tekanan darah minimal sebulan sekali sangat dianjurkan, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko,” sambung dia.
Baca Juga: Ketum YJI: Perempuan sebagai Garda Terdepan Kesehatan Jantung dan Agen Perubahan