Presiden Prabowo Subianto menjadi salah satu kepala negara RI yang rajin melakukan lawatan ke luar negeri di awal-awal masa pemerintahannya. Ia mengunjungi sejumlah negara sahabat dan membicarakan banyak hal dengan pemimpin-pemimpin negara sahabat tersebut.

Lawatan keluar negeri bukanlah kegiatan hura-hura, itu adalah perjalanan yang penuh hitung-hitungan matang yang punya target yang jelas. Perjalan ke luar negeri yang rutin dilakukan Prabowo belakangan ini jelas menguras waktu, tenaga dan biaya, namun itu tetap dilakukan kepala negara demi membangun kepercayaan negara-negara sahabat terhadap pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinannya. 

Baca Juga: Diungkap Prabowo, Ternyata Ini Bohir yang Sponsori Aksi ‘Indonesia Gelap’

"Kadang-kadang memang capek kita banyak keliling di luar negeri, tetapi hal-hal itu kadang-kadang harus ada pendekatan langsung, pendekatan personal, pribadi antara pemimpin-pemimpin sehingga mereka juga paham, dan mereka ada trust, ada kepercayaan, akhirnya lancar," kata Prabowo menceritakan alasan dirinya rajin melawat ke luar negeri ketika berkunjung ke kediaman Jokowi dilansir Senin (21/7/2025). 

Lawatan ke luar negeri juga tak hanya sebagai upaya membangun kepercayaan negara sahabat, ini juga merupakan upaya Prabowo melanjutkan tradisi non blok, sebuah kebijakan politik luar negeri yang sudah dianut sejak kemerdekaan Indonesia, dimana Indonesia berdiri sebagai negara netral yang tak mau bergabung  dengan blok manapun.

"Saya meneruskan tradisi Indonesia sebagai negara non-blok, non-aligned. Kita terkenal bahwa kita tidak mau ikut blok mana pun. Kita ikut di BRICS dari kepentingan ekonomi kita, tetapi kita ikut juga, kita daftar OECD, yang itu adalah kumpulan negara-negara maju yang dipimpin oleh Barat. Kita juga mendaftar di CPTPP juga (yang) dipimpin Jepang, dan sebagainya. Kita ikut juga di IPEF, Indo-Pacific Economic Forum, yang dipimpin juga oleh negara-negara Barat," kata Prabowo.

Diterima Banyak Mitra

Lawatan ke luar negeri yang dilakukan Prabowo langsung memberi dampak positif, berkat kunjungannya serta pendekatan yang dilakukannya, banyak mitra yang membuka pintu menerima Indonesia. 

Tak hanya itu,beberapa negara bahkan meminta Indonesia untuk mengambil peran dan tanggung jawab yang jauh lebih besar lagi untuk menyelesaikan berbagai persoalan dunia. 

"Jadi, kita benar-benar diterima oleh semua pihak bahwa Indonesia netral, Indonesia menghormati semua negara, Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara. Indonesia tidak mau campur tangan dengan urusan dalam negeri negara mana pun, dan ini kita diterima. Ya, capeknya diundang-undang dan diminta," tuturnya, 

Sejak resmi menjabat sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2024, Presiden Prabowo telah melawat ke sejumlah negara untuk bertemu langsung dengan pemimpin negara dan melaksanakan kunjungan kenegaraan, ataupun untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) dari organisasi tingkat dunia yang diikuti oleh Indonesia.

Baca Juga: Turun ke Jalan, Driver Ojol Tolak Komisi 10% dan Minta Prabowo Buatkan Perppu Khusus

Beberapa negara yang telah dikunjungi Presiden Prabowo dalam periode selama kurang lebih 9 bulan, di antaranya Belarusia, Prancis, Belgia, Brazil, Arab Saudi, Rusia, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Jordania, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab, Mesir, India, Inggris, Peru, Amerika Serikat, dan China.