Tupperware merek ikonik yang dikenal dengan produk penyimpanan makanan resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan di AS pada Selasa (17/09/2024) karena menghadapi tantangan keuangan yang serius.
Dilansir dari laman resmi The New York Times pada Kamis (19/09/2024), Tupperware Brands sedang dalam pengajuan Bab 11, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut gagal mengembangkan strategi penjualan yang beragam, termasuk untuk pembeli daring. Perusahaan tersebut juga menyalahkan "lingkungan ekonomi makro yang menantang" selama beberapa tahun terakhir.
Tupperware mengatakan, akan meminta persetujuan pengadilan untuk memfasilitasi penjualan dan agar tetap beroperasi selama kasus kebangkrutan, yang diajukan di Delaware. Dalam pengajuan tersebut, Tupperware, bersama dengan beberapa anak perusahaannya, mengatakan bahwa mereka memiliki aset sekitar $680 juta dan utang sebesar $1,2 miliar.
Akibat meningkatnya biaya bahan baku, upah yang lebih tinggi, dan biaya transportasi menjadi faktor keberlanjutan usaha mereka. Saham perusahaan itu telah jatuh lebih dari 50% minggu ini setelah laporan bahwa perusahaan ini berencana mengajukan kebangkrutan.
Baca Juga: Tupperware Bangkrut: Menilik Jejak Sejarah Perusahaan Wadah Makanan yang Jaya pada Masanya
Mengutip langsung dari Kepala Eksekutif perusahaan, Laurie Ann Goldman mengatakan kepada investor, ”Kami berencana untuk terus melayani pelanggan kami yang berharga dengan produk produk berkualitas tinggi yang mereka sukai dan percayai selama proses ini.”
Seperti yang diketahui, tupperware menjadi pilihan tempat penyimpanan makanan di kalangan ibu-ibu. Tupperware dikenal karena desainnya yang fungsional dan inovatif. Produk Tupperware sering dianggap sebagai simbol kualitas dan daya tahan, dengan berbagai macam produk seperti wadah penyimpanan, mangkuk, dan alat masak.
Menilik lebih lanjut awal mula perjalanan Tupperware, nyatanya merek satu ini dibuat oleh salah seorang ahli kimia bernama Eerl Tupper.
Dikutip melalui situs resmi Tupperware Brands, awal mula perjalanan Earl Tupper ini didapatkan ketika adanya inspirasi membuat cetakan di pabrik-pabrik setelah depresi besar. Ia merancang segel kedap udara ntuk wadah penyimpanan plastik, seperti yang ada pada kaleng cat, sehingga dengan hal tersebut dapat menghemat uang untuk pemborosan makanan yang mahal.
Baca Juga: Kisah Sukses Brand Corkcicle: Diciptakan di Garasi Kini Jadi Botol Minum Fenomenal yang Bergengsi
Hingga pada tahun 1946 perusahaan Tupperware Brand ini didirikan oleh Earl Tupper dan mematenkan segel kedap udara yang fleksibel pada wadah tersebut. Sampai ditahun 1960-an Tupperware telah disebar luaskan penjualannya ke Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan yang menjangkau audiens baru dan memulai kebangkitan dalam produksinya.
Di tahun 2010-an Tupperware mulai merevolusi dengan mengembangkan dan menerima paten PONDS, yaitu perangkat yang menanam sayuran di luar angka, yang dibuat dengan ruang Redwire. Untuk membantu konsumen dalam menghemat waktu, uang, ruang, makanan, dan energi, Tupperware melakukan penerobosan baru melalui penjualan sosialnya.
Pada tahun 2020 perusahaan tersebut mengalami peningkatan penjualan akibat regulasi dari tiap pemerintahan untuk melaksanakan Work From Home (WFH) lebih diutamakan. Selama 78 tahun berdiri, perusahaan yang tengah berjuang itu mengatakan akan meminta izin pengadilan untuk memulai proses penjualan bisnisnya dan bermaksud untuk terus beroperasi selama proses kebangkrutan.