Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada bulan ini, Trehaus School Jakarta, prasekolah pertama di Jakarta yang menawarkan pendidikan anak usia dini berbasis proyek atau kegiatan sebagai media dan bermain (play-based learning) dengan menggunakan pendekatan pedagogi Trehaus Method, baru saja menyelenggarakan diskusi panel berjudul Nurturing Young Minds: Mental and Emotional Wellbeing in the Early Years.

Dipandu oleh Marissa Nasution, Psikolog Riset, Konselor, dan Pelatih, diskusi panel ini menghadirkan para pembicara, seperti Dr. Elaine Kim, CEO & Co-Founder Trehaus; Anastasia Satriyo, Psikolog Anak, Penulis, dan Certified Therapeutic Play Practitioner; serta Sabrina Tan, Co-Founder & Managing Partner Trehaus School Jakarta. Dalam diskusi ini, mereka membahas cara agar orang tua, pendidik, dan pengasuh dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.

Baca Juga: Dukung Penguatan Literasi, CIMB Niaga Siap Gelar Kejar Mimpi Goes to School Serentak di 35 Sekolah

"Masa kanak-kanak adalah fondasi masa depan seseorang. Di Trehaus School Jakarta, kami berkomitmen mengembangkan tidak hanya potensi akademik, tetapi juga kesehatan emosional dan mental setiap anak. Dengan membangun ketahanan, kecerdasan emosional, dan kepercayaan diri yang kuat, kami membekali anak-anak untuk menjadi individu yang percaya diri, penuh belas kasih, yang siap menghadapi tantangan dunia. Misi kami adalah menciptakan lingkungan yang mendukung di mana setiap anak dipersiapkan untuk berkembang dan memimpin dengan tujuan," jelas Dr. Elaine Kim, CEO & Co-Founder Trehaus, dikutip Sabtu (26/10/2024).

Acara ini juga membahas hal mengenai peningkatan kesadaran di kalangan orang tua di Indonesia tentang pentingnya pendidikan anak usia dini yang menyeluruh. Kurikulum di Trehaus School Jakarta dirancang untuk memenuhi kebutuhan keluarga modern dengan mendukung perkembangan emosional, sosial, dan kognitif melalui pendekatan yang terbukti secara ilmiah.

Anastasia Satriyo, Psikolog Anak dan Certified Play Therapist, menjelaskan, sebuah studi yang menggabungkan data dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia usia 36-59 bulan tertinggal dalam pencapaian perkembangan penting, termasuk literasi, kemampuan fisik, keterampilan sosial-emosional, dan kapasitas belajar. Hal ini menyoroti perlunya intervensi kesehatan mental yang lebih terfokus pada masa kanak-kanak.

"Masa kanak-kanak usia dini sangat krusial untuk mengembangkan kemampuan regulasi emosi, keterikatan yang aman, dan ketahanan. Sangat penting bagi orang tua untuk memahami strategi pengasuhan yang spesifik sesuai usia karena ini membantu membangun koneksi emosional yang sehat dan pengalaman emosional yang positif, yang menjadi fondasi penting bagi perkembangan otak dan kesehatan mental anak," tegasnya.

Sementara itu, Sabrina Tan, Co-Founder & Managing Partner Trehaus School Jakarta, mengatakan, "Di Trehaus School Jakarta, kami sangat menghargai hubungan antara pendidik dan orang tua dan menyadari bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk pertumbuhan emosional anak. Pendekatan kami adalah memastikan setiap anak mendapatkan perhatian dan perawatan secara individual sehingga mereka merasa aman, dipahami, dan diberdayakan."

Acara ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif serta jamuan teh sore. Para peserta meninggalkan tempat acara dengan bekal wawasan praktis dan pengetahuan untuk mendukung kesehatan mental dan emosional anak-anak.