Bus menjadi salah satu sarana transportasi favorit bagi masyarakat Indonesia. Selain tarif perjalannya yang murah, bus mampu mengangkut penumpang dalam kapasitas yang banyak.

Terlebih di momen tertentu seperti Lebaran dan liburan Natal dan Tahun Baru, bus ramai dipadati para pemudik untuk pulang kampung. Dan saat ini, kebanyakan armada bus pun sudah menyediakan beberapa fasilitas yang mumpuni, seperti wifi, tempat tidur, toilet, bahkan free snack selama perjalanan.

Nah, di Indonesia sendiri, ada beberapa perusahaan otobus (PO) yang sampai meraup aset ratusan miliar. PO yang ada di Indonesia ini cukup beragam dengan karakteristik masing-masing.

Dari sekian banyak PO bus yang ada di Tanah Air, beberapa di antaranya diketahui memiliki armada paling banyak dan mengantongi keuntungan hingga miliaran rupiah. Dan, PO bus tersebut pun dimiliki oleh sejumlah pengusaha yang dinilai punya kekayaan fantastis. Lantas, siapa saja pengusaha perusahaan otobus terkaya di Indonesia?

Berikut ulasan Olenka selengkapnya, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, Kamis (2/1/2025).

1. Jethrokusumo bersaudara, Adi Putro

Adiputro Wirasejati (atau dikenal dengan nama merek dagang sebagai Adi Putro) adalah sebuah perusahaan karoseri bus asal Malang Raya, Jawa Timur.

Adi Putro didirikan oleh Simon Jethrokusumo. Dia mendirikan karoseri ini pada tahun 1973 berawal dari bengkel kecil. Tahun 1975 Simon resmi menggunakan nama Adi Putro untuk industri karoseri kendaraannya.

Sayangnya, Simon telah meninggal dunia pada 8 November 2024 lalu, dalam usia 80 tahun. Saat ini bisnis Karoseri Adi Putro dilanjutkan oleh generasi kedua, anak-anak David Jethrokusumo, yakni kakak-beradik Andreas Jethrokusumo, Jesse Jethrokusumo, dan David Jethrokusumo.

Badan (bodi) bus buatan karoseri Adiputro banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan bus ternama di Indonesia seperti, Agra Mas, ALS, Budiman, Haryanto, Lorena Group, Juragan 99, Pahala Kencana, Rosalia Indah, Sinar Jaya dan masih banyak lagi.

Di tahun 2024 lalu, Adi Putro mencatatkan kenaikan permintaan jasa karoseri lebih dari 15%. Bahkan kenaikan tersebut telah melebihi kapasitas produksinya. Direktur PT Adiputro Wirasejati, Andreas Jethrokusumo menyebut meski tahun lalu juga terjadi kenaikan permintaan pesanan bus dan minibus, kali jauh lebih tinggi.

2. Engkud Mahpud, Mayasari Group

Mayasari Bakti menjadi PO bus terkaya di Indonesia karena armadanya mencapai lebih dari 3.000 unit yang masing-masing unitnya mampu mencapai harga sebesar Rp1 miliar.

PO Mayasari didirikan oleh Engkud Mahmud sejak tahun 1964. PO ini awalnya bernama PT Bakti. Kemudian, di tahun 1969 nama perusahaan berubah menjadi PT Mayasari Bakti.

Namun, pada tahun 2010 Engkud Mahpud meninggal dunia di usia 78 tahun. Bisnisnya dilanjutkan oleh anak-anaknya Engkud Mahpud. 

Mayasari sendiri merupakan PO dengan armada terbanyak di Indonesia. di bawah naungan Mayasari Group terdapat sejumlah PO lainnya, di antaranya PO Primajasa, PO Mayasari Bakti, PO Doa Ibu, PO Maya Gapura Intan (MGI), PO Karunia Bakti, PO Redwhite Star, PO CBU, PO City Trans Utama hingga City Miles (bagian dari MGI).

Hingga kini, PO Mayasari telah tersebar ke beberapa bidang sektor bisnis lain seperti transportasi, properti, manufaktur, dan lainnya.

3. Hermawan Singgih, Hiba Group

Hiba Group menjadi salah satu perusahaan otobus (PO) tertua yang masih bertahan.  Cikal bakal Hiba Group berawal dari PO Hiba Utama yang berdiri atas usaha Hermawan Singgih pada 1949. 

Mengutip laman resmi Hiba Group, perkembangan bisnis Hiba Group tak hanya mencakup penyewaan bus pariwisata, melainkan ada juga antar jemput karyawan, AKAP (antarkota antarprovinsi), pemadu moda bandara, rental mobil untuk korporasi, logistik hingga dealer Hino.

Kini, Hiba Group sendiri dipimpin oleh Jacobus Irawan yang bertindak sebagai CEO. Dengan pengalaman selama lebih dari 70 tahun, Hiba Group dibuat semakin kuat dan pesat sehingga terdapat banyak sekali PO bus reguler yang telah menjadi anak perusahaan Hiba Group ini.

Adapun saat ini, Hiba Group juga telah membawahi sejumlah PO bus yang ada di tanah air, di antaranya PO Hiba Utama PO Laju Prima, PO Laju Utama, PO Bela Utama, PO Murni Jaya, PO Setia Negara, PO Asli Prima, PO Restu Jaya, PO Pandu Jaya, PO Hiba Putra, PO Hiba Prima, PO Berdikari, PO Kurnia Jaya, PO Putri Jaya hingga PO Wanaraja.

Kini, jumlah armada yang dimiliki PO Hiba diperkirakan mencapai lebih dari 2.000 unit. Bahkan, jika diuangkan, nilai armada milik PO Bus Hiba bisa mencapai Rp2 triliun.

4. Dede Sudrajat, PO Budiman

PO Budiman juga jadi salah satu perusahaan otobus terkaya saat ini. Pendiri PO Budiman adalah H. Saleh Budiman, seorang pedagang keliling asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia mendirikan PO Budiman pada tahun 1992. 

Di awal pendiriannya, Budiman memiliki armada sejumlah 4 unit bus dan melayani trayek Tasikmalaya-Ciamis. Beberapa tahun kemudian, PO Budiman mulai memperluas jangkauan trayeknya menuju Jabodetabek, Wonosobo, Yogyakarta, Cirebon, Semarang, dan kota-kota lain di pulau Jawa seperti provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Banten.

Kini, PO Budiman mengoperasikan sekitar 1.000 armada bus dengan layanan utama berupa angkutan AKAP dan bus pariwisata.

Saat ini kepemimpinan perusahaan ini dipegang oleh Dede Sudrajat yang merupakan putra kedua dari H. Saleh Budiman. Berkat keberhasilannya mengelola PO bus ini, Dede Sudrajat diketahui memiliki kekayaan mencapai Rp15 miliar dan memiliki Yayasan HS. Budiman 45 bersama-sama dengan keluarga.

5. Yustinus Soeroso, PO Rosalia Indah

Yustinus Soeroso merupakan pemilik PO bus Rosalia Indah. PO ini didirikan oleh Soeroso yang sebelumnya bekerja sebagai kondektur bus.

Pada tahun 1983, ia bersama dengan istrinya Yustina Rahyuni Soeroso, memulai usaha jasa transportasi dengan hanya bermodalkan 1 kendaraan Colt Diesel bernopol AD 9866 A, armada tersebut melayani penumpang dengan trayek Solo – Blitar PP.

Melansir dari situs resmi perusahaan, PT. Rosalia Indah Transport telah hadir sejak tahun 1990-an yang bermula dari AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) menjadi AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). 

Kini, PT Rosalia sudah memiliki sumber daya manusia lebih dari 1.000 personel dan lebih dari 140 kantor perwakilan dan agen Rosalia Indah tersebar di Jawa – Sumatera. PO Rosalia Indah juga menjadi pionir perusahaan otobus yang memiliki restoran sendiri dan bisnis logistik. 

Dan per 2021, PO bus Rosalia Indah menghadirkan armada double decker sebanyak 21 unit. Saat ini, PO Rosalia Indah telah memiliki karyawan lebih dari 1.000 orang dan 140 kantor perwakilan serta agen yang tersebar di Jawa hingga Sumatera.

Saat ini, usaha Rosalia Indah Group diteruskan kepada generasi keduanya, yakni FX Adimas Rosdian yang tak lain adalah anak pertama Yustinus Soeroso. Pria jebolan kampus di Australia ini kini menjabat sebagai Direktur Rosalia Indah Group.

Baca Juga: Daftar 5 Konglomerat Pemilik Bisnis Pembangkit Listrik di Tanah Air, Siapa Saja?

6. Herman Rusly, PO Sinar Jaya

PO Sinar Jaya merupakan salah satu perusahaan bus legendaris yang masih bertahan d hingga saat ini.  PO ini berasal dari Bekasi, Jawa Barat, dan didirikan oleh Herman Rusly dan Rasyidin Karyana pada tahun 1969.

Perusahaan ini telah berhasil meraih keuntungan besar selama operasinya. Sinar Jaya melakukan ekspansi ke berbagai wilayah di Jawa Tengah, seperti Tegal, Slawi, Bumiayu, Purwokerto, Bobotsari, Purbalingga, hingga Wonosobo.

Sebagai perusahaan transportasi terbesar di Indonesia dalam kategori bus antar kota antar provinsi jasa transportasi, saat ini Sinar Jaya Group menaungi dua Perseroan, yakni PT Sinar Jaya Megah Langgeng, sementara di pariwiata Sinar Jaya Langgeng Utama guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam dari Bus AKAP, AKDP, Bus Wisata, Bus Antar Jemput Karyawan, Bus Kota.

Saat ini, PO Sinar Jaya memiliki lebih dari 1.000 armada bus dan dikelola oleh Teddy Kurniawan Rusli, putra Herman Rusly. Teddy mengambil alih pengelolaan PO Sinar Jaya setelah menyelesaikan studinya di Jerman pada tahun 1997.

7. Eka Sari Lorena Soerbakti, PO Lorena

Melansir dari situs resmi perusahaan, Eka Sari Lorena Soerbakti menjadi penerus dari PO Lorena yang didirikan oleh sang Ayah, GT Soerbakti.

Awalnya, Lorena Group adalah kelompok usaha yang awalnya bergerak di bidang usaha transportasi. Namun, seiring dengan waktu, Lorena Group telah melakukan ekspansi dan saat ini memiliki PT. Lorena Karina (Holding Company) dengan beberapa anak perusahaan, mulai dari transportasi, logistik, rental, penerbangan, hingga penyediaan Trans Jakarta Busway. 

PO ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki armada bus yang jumlahnya mencapai ratusan unit. Dan kini, perusahaan otobus ini telah mengembangkan jaringan lebih dari 60 kota di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Madura.

8. Haryanto, PO Haryanto

Haryanto merupakan pemilik PO yang memiliki berbagai trayek dari Jakarta ke Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan hingga ke Madura dengan jumlah 300 armada lebih.  Background Haryanto sendiri adalah seorang Purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir sebagai Kopral Kepala.

Dikutip dari laman PO Haryanto, mulanya, perusahaan itu memiliki 6 unit bus dari pinjaman Bank dengan rute Cikarang-Cimone. Namun karena tidak berjalan lancar, mereka akhirnya mengganti armada dengan bus Antar Kota Antar Propinsi dengan rute Jakarta-Kudus, Jakarta Pati dan Jakarta-Jepara. 

Tahun demi tahun, PO Haryanto terus berkembang dan berekspansi ke beberapa rute, seperti Jakarta-Pamekasan-Sumenep (PP) hingga Jakarta-Solo-Ponorogo. Dilansir dari Tribunnews, hingga 2021 lalu, PO Haryanto hampir memiliki 300 armada bus Antar Kota Antar Propinsi. Bus-bus tersebut bermesin Mercedes-Benz dan Hino buatan karoseri Adi Putro.

Kini, PO Haryanto juga telah memiliki tiga rumah makan bernama "Menara Kudus" di Gringsing dan Gebang, Cirebon. PO Haryanto juga telah memiliki satu SPBU di Jalan Raya Pantura Jenarsari, Kendal, dan garasi di 3 titik lokasi. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan bahwa pada Maret 2022 lalu, PO Haryanto mengakuisisi dua bus milik PO Arimbi. 

9. Hasanuddin Adnan, PO SAN (Siliwangi Antar Nusa)

PO SAN menjadi salah satu armada bus terpopuler di jalurnya. Perusahaan Otobus (PO) asal Bengkulu tersebut dulunya ternyata dirintis dari sebuah perusahaan bergerak di bidang angkutan barang. Kini, PO SAN memiliki armada bus hingga lebih dari 90 unit.

SAN Group adalah kelompok usaha yang didirikan oleh Hasanuddin Adnan, yang dirintis sejak tahun 1978. Dia mengawali kariernya sebagai seorang PNS yaitu dengan menjadi sopir atau pengemudi. Hal ini tak terlepas dari hobi dan ketertarikannya kepada kendaraan. 

Usahanya dimulai dari usaha angkutan barang (ekspedisi) dengan dua unit light truck sampai kemudian memiliki 14 unit truk besar.

Dan, sampai saat ini divisi transportasi SAN Group yang lebih dikenal dengan nama PO SAN (PO Siliwangi Antar Nusa) diklaim telah memiliki lebih dari 120 unit bus dengan berbagai rute Sumatra dan Jawa dengan layanan bus premium. Perusahaan ini pun kini dikelola oleh putranya, Kurnia Lesani Adnan.

10. Yonatan Budianto, PO Nusantara  

PO Nusantara didirikan pada tahun 1968 oleh Yonatan Budiyanto dan berasal dari Kudus. PO Nusantara memang terkenal dengan armadanya yang mewah. Hal itu lantaran PO Nusantara tak menyediakan kelas ekonomi.

Trayek PO Nusantara mencakup seluruh Pulau Jawa hanya melayani kelas Patas  Executive, Executive 2, Super Executive hingga VIP.

Pada tahun 2011, PO Nusantara bekerjasama dengan Gemilang Coachwork asal Malaysia untuk membuat karoseri Nusantara Gemilang.

PO Nusantara memiliki jumlah armada mencapai 75 unit dan berkonsentrasi dalam menangani perjalanan kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Semarang, Jogjakarta, Purwokerto, Tegal, Cirebon, Bandung, Jakarta, Bogor, Surabaya, Malang.

Kini, PO bus Nusantara dikelola oleh Handojo Budianto, yang merupakan anak dari Yonatan Budianto.Handojo sendiri mengenyam pendidikan tinggi di Fresno, California, Amerika Serikat, mendalami teknologi industri dengan spesialisasi transportasi.

Baca Juga: Daftar Nama Konglomerat Pemilik Tambang Nikel di Indonesia

11. Hendro Tedjokusumo, Pahala Kencana

PO Pahala Kencana merupakan salah satu perusahaan otobus (PO) legendaris di Indonesia yang didirikan Hendro Tedjokusumo pada 1976 di Kudus, Jawa Tengah. Di masa jayanya, Pahala Kencana sempat menjadi penguasa angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

Pada masa kejayaannya, PO Pahala Kencana bisa dikatakan sebagai perusahaan otobus nomor satu di Indonesia. Bahkan, hampir semua kota di Pulau Jawa disinggahi bus ini.

Namun, pada tahun 2016 PO Pahala Kencana harus berduka karna pendiri Pahala Kencana, Hendro Tedjokusumo meninggal dunia.  Perjuangan pendiri awal PO ini belum selesai dan dilanjutkan oleh anak dari Alm. Hendro Tedjokusumo, yakni Bambang T. Tedjokusumo. 

Di bawah pimpinan Bambang T. Tedjokusumo, kini PO Pahala Kencana mempunyai beberapa bidang usaha,  lebih dari 300 unit  bus, ribuan karyawan, 86 trayek, 42 kantor penjualan tiket dan lebih dari 392 agen. 

12. Ali Karman Ahmad, PO AKAS

Selanjutnya, ada AKAS Group, yang tidak kalah berjayanya hingga saat ini. Telah berdiri sejak  23 Maret 1956, pemilik perusahaannya bernama Ali Karman Ahmad.  

AKAS sendiri memiliki kepanjangan Ali Karman Amat Sekeluarga. Berbekal pengalaman usaha bengkel sejak sebelum kemerdekaan, Ali Karman Amat mulai mengoperasikan angkutan truk pada 1951 untuk mengantar penumpang, paket, dan surat ke beberapa wilayah seperti Probolinggo, Sukapura, dan Krucil. Setelah itu, ia mulai mengoperasikan bus sendiri pada 23 Maret 1956.

PO AKAS sangat populer di kalangan pecinta bus khususnya Jawa Timur. Perusahaan terus melebarkan sayapnya hingga dapat melayani trayek tujuan ke Bali.

Berkat kerja keras yang dilakukan oleh sang pendiri membuat perusahaan tersebut hingga saat ini, telah memiliki lebih dari 1.500 unit armada bus yang melayani berbagai trayek di Jawa Timur. 

AKAS Group terbagi menjadi PO AKAS I, PO AKAS II, PO AKAS III, dan PO AKAS IV pada tahun 1976 sesuai dengan putra-putri serta trayek yang berbeda. PO AKAS I dipimpin Harsono, PO AKAS II dipimpin Tingok, PO AKAS III dipimpin Ali suami dari Ibu Sunarni, dan PO AKAS IV Eddy Hariadi.

PO AKAS IV yang dipimpin Eddy Hariadi juga memiliki anak perusahaan lagi yang dinamakan PO Mila (Milik AKAS) Sejahtera. Saat ini, perusahaan sudah mulai diambil alih oleh Zendy Hardianto dan Hardian Prayoga yang merupakan putra dari Eddy Hariadi.

13. David Ariawan, Agra Mas

Agra Mas merupakan PO bus di bawah naungan PT Anugerah Mas. Pemilik dari PO bus ini bernama David Ariawan. Awalnya, sebelum menjadi Agra Mas, dulunya bus ini bernama Giri Indah. Giri Indah sendiri adalah PO bus asal Wonogiri, Jawa Tengah yang didirikan sekitar tahun 80-an oleh kakek dari David Ariawan.

Namun, pada tahun 1998 saat krisis moneter bus Giri Indah mengalami kebangkrutan Dan, pada tahun 2000, Giri Indah kembali bangkit setelah manajemennya untuk trayek commuter line Jabodetabek di-takeover oleh orang tua dari David, yakni Hermadi dan Raniwati.

Saat di takeover, bus yang diambil oleh Hermadi dan Raniwati sejumlah 30 unit dan dikembangkan. Tahun 2003, nama Giri Indah diubah menjadi Agra Mas agar tidak rancu dengan trayek Giri Indah yang lain.Pada tahun yang sama, David Ariawan ditunjuk oleh kedua orang tuanya untuk menjadi direktur dari PO bus tersebut.

Pada tahun 2010, Agra Mas mulai berkembang dan masuk menjadi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan jurusan yang pertama dimulai dari Wonogiri, kampung halamannya.

Agra Mas juga memiliki bus Super Double Decker (SDD) yang memiliki fasilitas tambahan di tingkat atas tersedia dispenser. Sedangkan di bawah merupakan super eksekutif lebih longgar dan luas. Selain itu, PO bus ini juga sejak dulu selalu memberikan promo untuk 10 tiket gratis 1.

14. Gilang Widya Pramana, PO Juragan 99

Nama perusahaan otobus (PO) Juragan 99 Trans kini menjadi salah satu layanan bus pariwisata dan bus AKAP yang meramaikan transportasi di Indonesia. 

PO bus Juragan99 ini sendiri dimiliki Crazy Rich Malang, Gilang Widya Pramana. Dia juga diketahui sebagai suami salah satu pendiri MS Glow, Shandy Purnamasari.

Sejak awal kemunculannya, PO ini terus menarik perhatian lantaran membuat gebrakan dengan berbagai layanan dan fasilitas bus premium. Dilansir dari website perusahaan, Juragan 99 Trans memberikan beragam layanan armada seperti premium class, executive class, dan towing.

Saat ini, Juragan 99 Trans memiliki total 30 unit bus AKAP dan pariwisata yang beroperasi, dimana 2 diantaranya melayani rute Malang – Denpasar, 8 unit melayani rute Malang – Tangerang (Poris), 4 unit di rute Malang – Bogor, 2 unit disiapkan untuk rute Malang – Yogyakarta yang akan dibuka pada tahun ini, dan 1 unit bus AKAP cadangan.

15. Haji Ismail, PO Dewi Sri

PO Dewi Sri didirikan di Kota Tegal pada tahun 1980-an oleh Haji Ismail. Adapun, Haji Ismail mulai merintis bisnis PO bus Dewi Sri setelah menikah dengan Rokyah.

Ketiga anak Haji Ismail, yakni Ikmal Jaya, Mukti Agung Wibowo, dan Idza Priyanti juga pernah mengelola PO bus Dewi Sri. Ketiganya pun diketahui pernah menjabat sebagai pimpinan daerah.

Diketahui, Ikmal Jaya menang pada Pilkada Kota Tegal 2008 silam. Selain PO Bus Dewi Sri, Ikmal Jaya sukses mengelola bus angkutan Bumi Serpong Damai (BSD), Kemang Pratama, Lippo Karawaci, Bintaro Jaya dan Bukit Sentul yang menjadi embrio feeder Transjakarta.

Sementara itu, Mukti Agung Wibowo adalah Wakil Bupati Pemalang, Jawa Tengah periode 2021–2022. Sebelumnya dia adalah Wakil dari Bupati Junaedi saat memenangi Pilkada di kabupaten yang berada di Pantura Jateng periode 2011-2016. Mukti Agung pernah diserahi tugas sebagai Direktur Dewi Sri.

Kemudian PO bus ini juga sempat dikelola Idza Priyanti. Idza sendiri adalah Mantan Bupati Brebes. Masa jabatannya ini telah berakhir pada 4 Desember 2022 lalu.

Pada masa awal berdirinya, Dewi Sri beroperasi pada trayek Tegal Jabodetabek, saat itu persaingan bus di jalur Pantura sangat ketat. Bahkan Dewi Sri harus bersaing dengan PO yang sedang naik daun, yaitu PO Sinar Jaya.

Saat ini, armada PO Dewi Sri mencapai hingga 500 unit. Dewi Sri juga melayani sewa bus pariwisata untuk kebutuhan perjalanan menuju Jawa dan Bali. 

Baca Juga: 8 Daftar Konglomerat FMCG di Indonesia