Bos Mayapada Group Dato Sri Tahir mengaku kesuksesannya dalam membangun kerajaan bisnis adalah usaha yang ia upayakan secara mandiri, kerajaan bisnis yang ia bangun sama sekali tanpa campur tangan pihak luar.
Tahir mengakui, ketika dirinya sukses membesarkan Mayapada Group, banyak pihak yang beranggapan bahawa hal itu tak terlepas dari pengaruh bos Lippo Group Mochtar Riady, maklum saja mereka punya hubungan kekerabatan. Tahir mengakui nama besar Mochtar Riady memang memuluskan jalan bisnisnya, tetapi soal modal usaha itu ia rogoh dari kocek sendiri.
“Anggapan orang bahwa kesuksesan saya adalah hasil dari uang MochtarR iady. Hal itu sangat menjengkelkan dan mengganggu bagi saya. Itu sama sekali tidak benar. Memang benar bahwa Pak Mochtar telah memberikan kontribusinya terhadap kesuksesan saya. Nama besarnya secara otomatis membuka beberapa pintu bagi saya untuk bergerak lebih mudah dan membuat saya populer dalam jangka waktu yang lebih singkat,”kata Tahir dilansir Olenka.id Rabu (16/4/2025).
Baca Juga: Tahir: Harga Diri dan Martabat Tak Bisa Diukur dari Banyaknya Harta Benda
Dalam merintis usahanya, Tahir mengaku semua modal memulai bisnis tak pernah berasal dari orang lain, semuanya bersumber dari jerih payahnya sendiri. Dalam perjalannya ia memang sempat beberapa kali kehabisan amunisi, untuk melanjutkan perjalanan bisnisnya Tahir beberapa kali meminjam uang dari Lippo Group dan mengembalikannya tepat waktu.
“Tidak satu sen pun dia pernah memberi saya. Beberapa kali saya meminjam uang di Lippo, dan saya membayarnya kembali seperti yang dilakukan debitur lainnya.Kata-kata "diberi uang" sama sekali tidak ada sejauh menyangkut Mochtar Riady. Saya memulai semua bisnis saya yang sukses dari awal. Saya mengalami semua kesulitan dan rasa sakit,” ujarnya.
Anggapan bahwa kesuksesan Mayapada Group tak lepas dari sokongan finansial Lippo Group menjadi beban berat yang mesti dipikul Tahir, anggapan seperti ini tak hanya datang dari pihak luar, namun pandangan yang sama juga bahkan datang dari internal Mochtar Riady sendiri. Tahir mengaku dirinya pernah direndahkan seorang menantu Mochtar Riady yang menyebutnya sebagai orang yang menghabiskan kekayaan Mochtar Riady.
“Pada tahun 1991 saya ke Bali bersama beberapa rekan dari usaha garmen saya. Pada kesempatan itu salah seorang menantu Pak Mochtar juga hadir di sana. la adalah sesama menantu yang tidak begitu saya hormati. la sombong dan membanggakan diri sebagai anak kesayangan Pak Mochtar dan istrinya,” ucapnya.
“ la selalu menunjukkan bahwa ia adalah orang yang sukses. Saya tidak banyak bicara dengannya karena wataknya yang sombong. Pokoknya, kami duduk bersama dengan rekan-rekan saya dari usaha garmen. Kami mengobrol di sebuah kafe. Tiba-tiba di tengah-tengah perbincangan kami, kakak ipar yang sombong itu melontarkan guyonan, "Wah, Tahir ini yang menghabiskan semua uang Mochtar!,” tambahnya.
Klarifikasi yang Sempat Gagal
Tahir mengaku setelah merasa dilecehkan dan direndahkan dirinya meminta agar hal itu diluruskan lewat klarifikasi dalam pertemuan keluarga. Permintaan itu ia utarakan kepada James Riady putra Mochtar Riady yang kini menjadi penerus Lippo Group. James menyambut baik permintan itu dan berjanji segera menggelar rapat keluarga, namun pertemuan untuk klarifikasi tak pernah terwujud.
Padahal bagi Tahir klarifikasi itu penting dan krusial sebab dengan adanya penjelasan, maka bebennya sedikit berkurang, setidaknya orang-orang yang berada di dalam lingkaran keluarga Mochtar Riady, tahu bahwa usaha Tahir yang sukses besar tak pernah ada hubungannya dengan Lippo Group apalagi berkaitan dengan pendanaan dan modal usaha.
Baca Juga: Dato Sri Tahir: Memiliki Mimpi Besar, Diawali dengan Langkah Kecil
“James berjanji untuk segera menyelenggarakan pertemuan keluarga untuk klarifikasi tersebut. Namun, janjinya tidak pernah terwujud. Tahun demi tahun berlalu tanpa ada kabar lebih lanjut tentang pertemuan keluarga tersebut. Saya menunggu janjinya terpenuhi, tetapi tidak ada yang terjadi,” tuturnya.